|
Sumber Foto Dari Facebook Beliau |
Setelah sebulan lalu sahabat saya pergi untuk selamanya karena terinveksi virus corona, kemarin kanda saya senior saya sahabat kandung kami-kami juga pergi untuk selamanya karena terserang virus corona, beliau pernah punya andil besar dan pernah merasakan gemblengannya saat masih nyantri dulu di Ma'had.
Menyambung tulisan kemarin baca disini, Kak Nawa kami-kami menyebutnya adalah sosok yang bersahaja dan cerdas, berkepribadian yang sabar dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang kharismatik.
Ada beberapa kisah yang saya ingat tentang beliau, dan mencoba menuliskannya khususnya yang paling berkesan dan hikmah penting yang pernah saya petik dari pengalaman tersebut.
Kak Nawa yang saat itu ketua IRM/IPM dimasa periodenya mampu mengoorganisasi lembaga dengan cara yang tidak biasa, bahasa kekiniannya terkadang mengambil jalan yang anti mainstrem, beliau juga beberapa kali mengiimami kami shalat tahajud/lail kalau ustadz berhalangan didinihari senin kamis sebelum sahur untuk puasa sunnah.
Hal konyol yang saya ingat ketika mahkum/terhukum karena tak mampu menjawab soal mufradat/vocabulary ba'da maghrib di Asrama JenSud (Jenderal Sudirman), disoal pertama sudah lolos dan mampu menjawab (sayang sudah lupa soalnya saat itu), Assoalu tsani/pertanyaan kedua yang tak mampu kujawab begitupula beberapa kawan-kawan yang lain juga demikian, yang tak mampu menjawab inilah yang berdiri menanti ganjaran.
Ternyata Kak Nawa mengatakan "Allasi yakum ijtami gadang amama rabitah ba'da shubhi" yang berdiri berkumpul besok depan kantor IRM.
Esoknya ba'da Shubuh yang muka-muka terhukum sudah terpajang wajah-wajah lugunya didepan kantor IRM, berselang tidak lama kemudian Kak Nawa datang, dan mengatakan semua sudah ada? Serentak kami jawab yang saat itu sekitar selusinan menjawab iya kak, kemudian Kak Nawa mengatakan kalian lari keliling lapangan 5X (lima putaran), beberapa dari kami saling berpandangan dan berucap dalam hati mengatakan cuma lima biasanya hukuman lari rata-rata sepuluh kali, kemudian Kak Nawa mengatakan lima putaran lari non stop tanpa jalan-jalan kalau ada satu orang pun yang jalan larinya akan ditambah satu begitu seterusnya, dan saat itu kami-kami kembali saling berpadangan karena tadinya menganggapnya mudah ternyata oh ternyata jadinya susah juga, Hehehe.
Saat disuruh mulai kami berlari sejajar berderet, Kak Nawa duduk diatas kursi kayu mengawasi dengan syal melintang dileher, setelah tiga putaran berlalu barisan yang lari mulai kacau beberapa sudah ada yang ngos-ngosan, memperlambat lari sampai berjalan, Kak Nawa yang melihat itu yang beberapa dari kami yang berjalan kembali menyuruh berkumpul, dan sesuai yang diucapkan diawal akhirnya ditambah beberapa putaran, kalau tidak salah diatas sepuluh putaran.
Untung ada gedung Kiospon dan Poliklinik (Ex Masjid) yang jadi tirai penghalang kalau kita berlari dibelakangnya sehingga Kak Nawa tidak bisa melihat dari arah kantor IRM, sehingga bisa sedikit mendelay dan mengatur nafas, Hehehe
Setelah hukuman tuntas, Kak Nawa kembali memberi wejangan sebelum berangkat kedapur untuk sarapan, Kak Nawa berpesan untuk selalu memperbanyak hafalan mufradat dan vocabulary, dan yang terpenting kalian harus kompak.
Mungkin karena didikan para senior yang seperti itu, harus kompak dan kompak sehingga anak Gombara soliditasnya tinggi, jiwa korsanya apalagi, dan terkadang sampai mereka rela di Massal satu asrama karena terkadang perbuatan konyol dari satu atau dua orang kawan-kawan yang berulah, Hehehehe
Terima Kasih Kak Nawa atas beberapa pelajaran yang pernah kami dapat, semoga itu jadi salah satu amal jariyah'Ta karena menjadi ilmu yang bermanfaat buat kami-kami, Selamat jalan...
Allahummagfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu 😭😭😭
Acchi
06:56 PM
Link Kisah Gombara
Secuil Kenangan Lain di Gombara Baca Juga Di Sini :
1. Arti Dari Sebuah Kejujuran
2. Pergeseran Tradisi
3. Ketika Kismul Hanya Panas-panas Tai Ayam
4. Seleksi Alam Gombara yang Bertahan di Garis Akhir
5. Nama Masjid Gombara..?
6. Mengenang Daeng Mabe
7. Mengenang Kiyai Khalid
8. Menjelang dan Usai Libur
9. Dipalak Preman Sentral
10. Euforia Reformasi 98
11. Kecewa dengan Guru Olah Raga
12. Mengenang Ustadz Luqman Basrah
13. Gombara di Embun Pagi - Malino
14. Berteduh Sejenak
15. Tentang Hukuman
16. (Gombara Undercover Part 1) Akhirnya Naas Juga
17. (Gombara Undercover Part 2) Kedapatan Main Kartu di Waktu Shalat
18. Kiriman dari Kampung
19. Cerita Horor Penjara Suci
20. Shalat Gerhana di Imami Kiyai Khalid
21. Mengenang Ustadz Zulvan Rofadi
22. Bermain Skip Challenge di Gombara
23. Turnamen IKAPEM Cup