☝️🤠|
Zaman kuliah, waktu mau ujian proposal, komputerku kena virus “Bulu Bebek” data proposal kena yang sisa menghitung hari mau diseminarkan, pusingnya minta ampun karena tidak ada backup, sebenarnya backup_nya ada di flashdisk, tapi justru flashdisk inilah jadi perantara dan medianya perpindahan virus.
Zaman itu komputer rumahan masih sangat jarang ada internetnya, internet Speedy masih sangat mahal, cari bahan skripsi di warnet, lalu dengan media flasdisk di transfer ke komputer di rumah.
Terpaksa komputer yang pakai software windows 7 atau Xp, kalau tidak salah, saya instal ulang, berbekal CD bajakan pula, yang entah berapa kali hasil burning sana-sini.
Lalu mulai lagi, mengetik dari pengantar sampai Bab demi bab, dari sisa coretan tangan yang tersisa dan hasil ingatan di kepala, sampai akhirnya tuntas dan terseminarkan. Untuk ujian meja/skripsi saya tidak mau kasus ini kembali terulang, apalagi virus zaman itu macam-macam dan makin bervariasi virus Trojan, Worm, ILOVEYOU, Backdoor sampai virus yang memakai nama petenis Rusia Anna Kornikova, makanya setiap selesai mengetik, backupnya saya buat, dan beberapa backup saya titip di komputer teman.
Yang kedua kali saya kembali dibuat pusing dengan virus komputer, ketika masih ikut bersama teman kerja di kantor perumahan, komputer kantor tiba-tiba kena virus Ransomware, yang saat itu komputer baru saya gunakan, sebagian besar data file tidak bisa di buka, akhirnya panggil teknisi, komputer Instal ulang, beberapa data yang tidak terkena masih bisa selamat, yang di rusak virus terpaksa innalillahi, bahkan kata si teknisi, ketika berusaha untuk merepair, laptopnya pun ikut kena.
Ransomware ini memang bikin puyeng kepala, anti virus tidak berdaya mulai dari Norton, Avast, Kapersky, Smadav, dll.
Kini berita heboh sudah sepekan PDN (Pusat Data Nasional) beberapa instansi yang terintegrasi dari pusat sampai daerah, bahkan sampai 210 di Negeri ini di retas, kena hack server mereka di serang, pakai Malwere Ransomware, file data mereka di kunci di enskripsi, dan hacker minta tebusan IDR 131 Milyar atau USD 8 juta dollar, kalau data mau dibuka dan di kembalikan.
Sudah beberapa kali Instansi kena, bahkan baru tahun kemarin Bjorka berhasil mencuri data-data kependudukan rakyat Indonesia, kini Instansinya lebih banyak, file data masyarakat bocor lebih besar, dampaknya meluas, dan tidak saja itu aktivitas kependudukan terganggu, terutama di Imigrasi, namun kabar baiknya Imigrasi masih punya backup dengan sistem lamanya dan dibantu secara manual, agar pelayanan publik bisa berjalan seperti diperlintasan bandara dan pengurusan paspor. Sementara untuk instansi lain Wallahu a’lam, karena sudah ada beberapa yang tidak punya backup data lagi.
Dan kini ramai kembali di medsos video Anies Baswedan ketika debat pilpres kemarin, memperingatkan akan hal ini, bahwa cyber harus di perkuat agar tidak kebobolan, dan akhirnya terbukti menjadi kenyataan.
Namun apalah daya Menkominfo sebagai pengendali PDN saat ini. hanyalah relawan yang di plot jadi Menteri yang sudah sepekan ini belum bisa menunjukan aksi nyata, belum bisa memulihkan, tidak mampu merecovery dan atas nama pemerintah telah gagal akan tragedi ini, Kacau. 😂
Acchi
08:36 AM