Foto Facebook |
Indonesia kembali menjadi Runner Up di turnamen AFF U23, setelah kalah adu pinalti oleh tim Vietnam.
Indonesia U23 Gagal mengawinkan juara di Sea Games dengan AFF U23, dan pelatih STY kembali puasa gelar setelah empat tahun menahkodai Timnas Indonesia.
Adu tos-tosan memang adu mental, dan keberuntungan, dan yang kuatlah yang pasti juaranya.
Ada strategi yang keliru di urutan penendang penalti, terutama kiper Indonesia Ernando yang ikut menjadi eksekutor, padahal sebelumnya Ia berapa kali terkapar, tergeletak, tersungkur, di babak tambahan waktu.
Meskipun dikatakan dia yang salah satu yang paling siap sebagai eksekutor, pelatih dan tim pelatih juga harus melihat dan mempertimbangkan kondisi saat dia beberapa kali tergeletak, meskipun itu bisa jadi cuma bagian dari strategi untuk jeda ambil nafas.
Tapi sudahlah ini hanya turnamen piala Chiki kata mereka, karena tidak termasuk kalender FIFA, mengalahkan Thailand di kandangnya juga sudah menjadi prestasi.
Disamping itu sang pengadil juga tidak adil dalam memimpin, banyak keputusan kontroversial yang merugikan skuad Garuda, beberapa kali gerakan tambahan atau sikutan dan tendangan pemain Vietkong kepada pemain timnas merah putih, yang luput dari pengamatannya, dan yang paling menyebalkan adalah keputusan offside yang ditimpakan kepada striker Indonesia, padahal nyatanya masih ada orang terkahir, bek Vietnam yang jaraknya masih jauh dibelakang di garis pertahanannya.
PSSI harus berani memprotes kejadian yang merugikan ini, apalagi ketua PSSI juga turut langsung ikut menonton dan menyaksikan, PSSI harus berani mengevaluasi pertandingan final itu, bila perlu PSSI absen dululah diturnamen berikutnya, ibarat Singapura yang absen tahun ini, meskipun Singapura di evaluasi karena timnya sendiri, sementara kita mengevalusi karena kebanyakan dirugikan wasit.
Acchi
01:16 AM