Hampir sepekan pasca bencana gempa Cianjur, korban yang meninggal sudah 310an, dan yang belum ditemukan juga masih ada.
Gempa Cianjur ini, pusat gempanya didarat, kedalamannya hanya 10 km meskipun skalanya cuma 5 koma, tapi efeknya sangat dahsyat, daya rusaknya cukup besar, terjadi banyak longsoran ditanah yang labil, akses jalan terputus, bangunan yang rusak cukup banyak, belum lagi hujan yang masih sering turun, bahkan sampai membuat banjir, terlihat di medsos, tenda-tenda darurat pun kena imbasnya.
Banyak korban yang meninggal tertimpa runtuhan rumah / bangunan, bahkan ada yang tertimbun tanah longsor, ada juga korban yang selamat tapi terluka, bahkan ada yang luka cukup serius karena tertimpa material bangunan, rumah-rumah warga yang kebanyakan dari genteng yang banyak menimpa korban.
Keajaiban juga ada, ketika seorang bocah empat tahun mampu bertahan selama 3 hari dibawah reruntuhan, dan diselamatkan oleh relawan, begitupula dengan bayi yang selamat bersama ibunya, tapi ayahnya yang tidak selamat.
Sampai saat ini Tim SAR, Relawan gabungan masih fokus terus bekerja pasca bencana ini, mengerahkan alat berat sampai anjing pelacak untuk mencari yang masih hilang. Merawat yang terluka, membuat tenda darurat, rumah sakit lapangan, trauma healing, dapur umum, dan fasilitas portabel MCK.
Bantuan yang belum merata, sampai kita menyaksikan warga di medsos yang menghadang mobil bantuan, bahkan sempat ada helikopter yang mendistribusikan bahan pangan, tapi tenda-tenda darurat warga rusak karena tertiup baling-baling helikopter, yang membuat miris juga kain kafan yang tidak tersedia sampai jenazah tertunda penguburannya.
Pejabat yang berseliweran sudah cukup banyak yang mondar-mandir, dari pusat sampai pejabat daerah, membawa bantuan makanan, obat-obatan beserta janji-janjinya.
Semoga koordinasinya tertata rapi, biar tidak ada ketimpangan dalam pengambilan keputusan, kebutuhan warga yang tertimpa bencana mendapat bantuan yang cukup merata.
Melihat kondisi pasca bencana, yang masih sering terjadi kerancuan, koordinasi yang tidak padu, maka mungkin dikampus-kampus harus ada jurusan managemen kebencanaan, dan kalaupun sudah ada perlu dikembangkan lagi, mengingat posisi Negeri ini ada pada lingkaran ring of fire, patahan-patahan yang masih terus bergerak yang menjadikan gempa bumi, gunung meletus, belum lagi bencana lain seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dll.
Terakhir dari tulisan ini, saya mengutip kata guru saya, kebetulan kemarin hari guru sekaligus mengucapkan disini sambil mendokannya, Almarhum Ustadz Luqman Basrah guru Alquran Hadist dan Sosiologi, dia pernah mengatakan dikelas "Allah itu punya cara menyeimbangkan alam dan isinya, termasuk terjadinya bencana alam adalah proses penyeimbangan alam, dan kita sebagai manusia dituntut bersikap sabar dan tawakkal atas bencana yang menimpa".
Acchi
01:46 PM