KH. Arbia Karib |
Selepas atraksi standing motor Jokowi dan sebelum api di kaldron dinyalakan diperhelatan akbar olahraga Asian Games 18th di Jakarta-Palembang, dapat kabar dari Whatsapp berita duka atas kepergian salah satu ulama di Bantaeng.
KH Arbia Karib Beliau adalah
ulama yang kharismatik didaerah ini (Bantaeng Sulawesi Selatan)pernah memimpin
salah satu ormas islam Muhammadiyah dilevel Pimpinan Daerah Muhammadiyah
Bantaeng, beliau selain berdakwah dan pengajar juga memimpin sebagai Direktur
di Pesantren Muhammadiyah Ahlu Suffah di Bantaeng.
Santri dan muridnya tentulah
sangat berduka dan kehilangan akan kepergian beliau, juga tak lepas dengan masyarakat Bantaeng pada umumnya serta warga
Muhammadiyah khususnya yang ada di Bantaeng, sakit yang dideritanya hingga beberapa kali keluar
masuk rumah sakit baik di rumah sakit Bantaeng maupun di rumah sakit di
Makassar hingga ajal menjemputnya saat malam pembukaan Asian Games kemarin.
Dari sisi saya mengenang sosok
beliau.
Ketua badan pengurus Masjid Raya
Bantaeng ini adalah salah satu kerabat karib Almarhum ayah saya ketika ayah
saya meninggal saya masih kelas satu SD, saya bersama sepupu saya kerumah
beliau menyampaikan kabar duka tentang kematian ayah saya karena saat itu
telepon pun masih sangat jarang tentu bedalah dengan saat ini kabar berita yang
didapat bisa langsung berada digenggaman kita, dan keesokan harinya beliaulah
yang menjadi imam memimpin shalat jenazah almarhum ayah saya di Mushallah
Alfurqan Muhammadiyah.
Saya juga mengikuti jejaring sosial
facebooknya Arbia Karib saya tidak tahu persis siapa yang mengoperasikannya apakah beliau
sendiri ataukah ada adminnya yang ditunjuk yang sering mengabarkan aktivitas
beliau di badan amil zakat Bantaeng, beliau sebagai pimpinan di BAZNAS Bantaeng
menurut saya langkah untuk memposting kegiatan-kegiatan BAZNAS dijejaring social
sebagai langkah yang tepat dengan menggunakan tekhnologi dan secara langsung
menjadi pertanggung jawaban moral yang tervisualisasikan sehingga masyarakat
luas bisa melihatnya.
Bantuan bedah rumah, bantuan
kebakaran, penyaluran zakat infaq shadaqah anak yatim dan lain sebagainya
mewarnai kegiatan-kegiatan beliau sebagai pengurus di BAZNAS diberanda jejaring
social facebooknya.
Dan bulan Ramadhan tahun ini
beliau tidak pernah lagi saya dapati beliau berceramah di Masjid Raya Bantaeng
padahal di Masjid Raya Bantaeng sudah beberapa tahun terakhir beliau sering
menjadi penutup penceramah tarwih diakhir Ramadhan karena beliau selalu didaulat
membawakan tema tentang zakat infaq shadaqah, beliau membawakan secara
terperinci hingga detail-detailnya diuraikan hitungan dan besaran zakat fitrah,
peternakan, maal, dll disampaikan, bila masih ada yang kurang jelas beliau
mengarahkan masyarakat atau jamaah yang ada dimasjid untuk kekantornya di BAZNAS
untuk dibantu pencerahan tentang zakat dll, begitupula akan dibantu untuk
dihitungkan bila hendak menyalurkan zakatnya sebab ini adalah salah satu rukun
Islam dan kewajiban individu fardhu ain bagi ummat Islam tutur beliau di
ceramah Ramadhannya tahun kemarin.
Seingat saya ada dua atau tiga
kali saya mengantar Ibu saya ke BAZNAS dan pengalaman terakhir saya bersama
beliau ketika mengantar Almarhumah ibu saya Ramadhan tahun kemarin ke kantornya
di BAZNAS saat itu saya hanya menunggu diluar, tiba-tiba Ibu saya memanggil
saya katanya Ustadz/Kiyai didalam mau ketemu dengan saya akhirnya saya masuk
duduk didepan mejanya ditanyai bebarapa
hal tentang dan lain sebagainya dan diberi wejangan sampai sentilan, disitulah
menjadi pertemuan terakhir kami, Semoga Allah merahmatinya Allahu Magfirlahu warhamhu
wa afini wafuanhu, Aamiin.
Acchi 04:56 PM