Menjelang satu april hitungan hari lagi yaitu hari ditetapkannya kenaikan harga BBM, kenaikan ini akan berdampak juga pada kebutuhan hidup yang lain termasuk bahan pokok dan yang lainnya.
Hampir Tiap hari kelompok masyarakat baik dari mahasiswa, buruh, LSM, dan organisasi lainnya turun kejalan menyuarakan tentang penolakan kenaikan BBM, ada yang demonstrasi yang dilakukan dgn damai-damai saja tetapi ada juga yang bentrok dengan aparat kepolisian bahkan ada juga yang sampai anarkis karena dibarengi dengan penjarahan, pembakaran, pengrusakan.
Berbicara tentang kenaikan BBM dengan menilai argumentasi dari pemerintah bahwa kenaikan BBM adalah dampak dari kenaikan minyak dunia akibat adanya gejolak di timur tengah, kenaikan BBm saat ini dikisaran 120 us dollar perbarel, dengan alasan seperti itu pemerintah mengatakan membebani APBN.
Seandainya BBM naik dan tidak berpengaruh pada kebutuhan yang lain mungkin tak apa tapi saat ini BBM belum naik kebutuhan yang lain sudah star duluan dan bila tiba waktunya nanti maka akan naik lagi jadi kenaikan terjadi dua kali dan ini jelas sangat mencekik karena pendapatan tetap termasuk upah/gaji buruh, pegawai serta karyawan karyawan lainnya yang menggantungkan hidup dari pendapatan upah/gaji.
Kemudian dalam hal kenaikan ini dari sisi pemerintah sepertinya sudah tak punya opsi lain selain menaikkan BBM, namun dari sumber yang lain termasuk yang menyuarakan penolakan kenaikan BBM menawarkan opsi-opsi lain yang bisa membendung agar kenaikan tidak terjadi, yang jadi pertanyaan kenapa pemerintah tidak pernah mau menerima usulan opsi yang ditawarkan sebab sampai saat ini masih ada waktu untuk mempelajari dan bila perlu diterapkan.
Dengan kenaikan BBM maka pemerintah menjanjikan konpensasi dari kenaikan harga BBM kepada rakyat miskin dengan memberi konpensasi seperti BLT yang dilakukan pada yang lalu tapi namanya saat ini diganti dengan BLSM, yang jadi pertanyaan lagi hingga saat ini para penentu kebijakan negeri ini baik eksekutif dan legislatifnya masih berdebat tentang data dan fakta sesungguhnya jumlah orang miskin yang layak mendapatkan konpensasi itu, karena rancunya pendataan yang dilakukan badan-badan yang ditugasi untuk mengerjakan itu, belum lagi mekanisme pemberian BLSM karena contoh kemarin BLT dianggap gagal karena terjadi banyak kebocoran.
Presiden mempersilahkan masyarakat yang tidak puas dengan kenaikan BBM untuk berdemonstrasi tapi dengan cara santun tanpa anarkis, yang jadi pertanyaan lagi dengan menaikkan BBM adalah bukankah cara anrkis juga yang dilakukan pemerintah karena tambah membebani rakyatnya sendiri kemudian setiap unjuk rasa yang dilakukan dengan cara santun tidak pernah didengar, banyak contoh yang mencontohkan, maka wajarlah bila ada unjuk rasa yang anarkis karena mereka tidak pernah didengar dan para demonstran selalu berhadapan dengan pagar yang kokoh kawat yang berduri ditambah polisi yang bertameng yang siap menyikat dengan isu provokator.
BLSM yang dikatakan konpensasi itu hanyalah uang sogok kepada rakyat kemudian dijadikan komoditas politik belaka karena dijadikan alat untuk pencitraan dan sebagai alat mengelak perhatian masyarakat tentang kebobrokan yang ada dalam pemerintah dan partainya.
Saya lebih setuju bila demonstran mengganti isunya saja, karena sudah muak dengan BBM yang tak pernah ada habisnya, sudah saatnya tidak melanjutkan...