Foto Google |
Kenapa mesti kaget dengan hasil Quick count yang dirilis di televisi, ini hal yang sama dengan 2019, lembaga survey kompak merilis angka orderan dan pesanan, pelajaran dari pemilu 2019 sama polanya dengan pemilu 2024. Namun yang sekarang lebih bar-bar dan brutal.
Dan ini sudah banyak diperingatkan oleh banyak pengamat, akademisi, lembaga pemantau yang independen, yang tidak berafiliasi dengan satu kelompok tertentu, yang bersuara itu ada yang kuat sampai tahan bullyan dan intimidasi, namun ada juga yang didengar kabarnya tiba tiba saja meninggal dunia.
Persoalan server KPU SIREKAP yang menghitung secara online yang sempat down, juga sama dengan pemilu lalu, angka yang ditampilkan tidak akurat, terlalu banyak penggelembungan suara terutama dengan Paslon No 2, yang berbeda dengan hasil scan formulir C1, dan ini bukan cuma terjadi 1 atau 2 di TPS. Server dan Tim cyber keamanan KPU tidak siap mengantisipasi hal seperti ini.
Aplikasi hitung KPU itu ibarat sudah mengunci salah satu Paslon, berapa pun inputan yang masuk, suara Paslon yang mereka inginkan ada yang terus bertambah suaranya ada yang ditahan meskipun riilnya data inputnya terus ditambah, apalagi kabarnya untuk Paslon 01 dan 03 bisa diedit angkanya, sementara untuk Paslon 02 sudah terkunci, dan kalaupun bertambah, pasti penambahannya entah dari mana dan sangat diluar nalar, karena bisa melebihi jumlah pemilih di TPS.
Data input yang error ini bukan semata-mata karena human error, tapi memang sistemnya yang dibuat error, ada tangan-tangan jahil yang bermain, biar agar tidak terlalu nampak rakusnya, makanya seolah-olah semua Paslon dibuat errornya, namun tetap Paslon 02 yang paling banyak diuntungkan.
Sementara untuk penghitungan secara manual, itu sudah didesain dengan jaringan pengamannya sendiri, penanganan juga berbeda, baik dari internal maupun dari pihak luar, kalaupun tim Paslon bisa menjaga mengawal suara, tetap akan dibuat sampai dimana batas kemampuannya untuk mengawal dan menjaga, sebab mereka punya instrumen dan aparat untuk melakukan itu.
Bagi anda yang telah menonton Film Dokumenter Dirty Vote, sudah pasti tidak akan kaget lagi, karena memang kecurangan pemilu ini sudah didesain jauh jauh hari sebelumnya.
Mengutip ucapan penutup di film Dirty Vote, Oleh karena itu, untuk menyusun dan menjalankan skenario kotor seperti ini, tidak perlu kepintaran atau kecerdasan. Yang diperlukan hanya dua, yakni mental culas dan tahan malu.
Acchi
04:16 PM