Berbeda pilihan itu wajar dalam kontestasi Pilpres dan Pileg, semua tentang selera dan cara pandang terhadap figur, khusus untuk Pileg biasanya karena faktor ada kedekatan kekerabatan.
Postingan di medsos adalah bagian dari sarana memperkenalkan andalan dan jagoan masing-masing. Bila kalian senang dan sejalan, atau ada kesamaan pandangan dan persepsi, bolehlah kalian saling dukung. Di medsos dibutuhkan nalar untuk melihat satu postingan, karena terkadang muncul hoax, fitnah sampai berujung caci maki, makanya diperlukan filter dan pikiran logis sebelum jempol mencet-mencet merangkai kata, like and share.
Kalau kalian bisa santai menyikapi, maka akan fine-fine saja, dan sadar bahwa ini adalah bahagian dari hiburan didunia sosial media.
Di dunia nyata, kalau hatimu lemah, baperan, sebaiknya hindari pembicaraan soal pilihan, kecuali kalian sudah terbiasa dengan adu argumentasi, aggea bahasa sininya, atau kalian mantan aktivis, mungkin masih bisa mengontrol, tanpa harus emosi dan bawa-bawa perasaan. Biasanya obrolan tongkrongan, kalau basicnya bercyanda akan dibawa ketawa-ketiwi.
Tapi kalau cepat panas, pa’bambangang, biasanya senyum pun jadi hambar, saling ungkit, saling buka aib, bahkan saling unfollow di medsos. 😂 Ini yang bahaya karena silaturahmi bisa putus.
Para kontestan Pilpres 01 ☝️ Anies Muhaimin, dan seterusnya, hanya kita-kita yang mengenalnya karena ketokohannya dan sebagai publik figur, sementara dia hampir tidak mengenal kita-kita secara individu.
Namun kenapa kita-kita menjadi followers para kontestan itu, karena kita-kita menaruh harapan besar, untuk perbaikan dan #Perubahan atas Bangsa dan Negeri ini.
Salam #Perubahan
#AM1N Coblos #1 Saja…
Acchi
01:06 PM