Masih tentang Kanjuruhan, tepat kedatangan Presiden FIFA di Negeri ini, ada lagi kabar berita bahwa, bertambah lagi korban tragedi pembantaian Gas Air Mata, menjadi 133 orang.
Tragedi brutal ini masih menyisakan masalah, temuan pencari fakta dan investigator adalah sekelumit masalah yang perlu diurai, lalu dicari jalan keluarnya, tidak saja harus berhenti pada sepucuk surat rekomendasi.
Orang yang menghilangkan CCTV yang seharusnya bisa menjadi saksi dari tragedi itu, harus terjerat juga, sama dengan yang memutahkan peluru-peluru gas air mata itu, sama dengan yang menghantam, memukul, menendang, tidak boleh berhenti hanya satu dua person meskipun itu sudah level pimpinan dan penanggung jawab. Karena lagi-lagi ini adalah persoalan nyawa.
Jangan lagi ada narasi yang aneh-aneh, seperti soal kekurangan oksigen, soal tangga, soal pintu, sampai soal suporter masuk lapangan, tapi narasi yang sesungguhnya harus diucapkan adalah karena Gas Air Mata yang menyebabkan ratusan nyawa melayang, persolan brutalnya suporter tidak boleh dibalas sampai dengan menghilangkan nyawa ratusan orang, apalagi karena ada penanganan yang salah, dan adanya aturan yang dilanggar.
Dengan hadirnya Presiden FIFA dan timnya, semoga mereka bisa menjadi problem solve dari benang kusut sepakbola Negeri ini. Pembenahan menyeluruh dari hulu ke hilir, mulai dari level federasi sampai para suporter sebagai penikmat bola, mulai dari pemain sampai infrastruktur.
Stadion Kanjuruhan kabarnya akan diruntuhkan lalu dibangun kembali yang sesuai standar FIFA, begitupula stadion lain akan diverifikasi dan dievaluasi ulang untuk dilakukan pembenahan, semoga stadion Mattoanging Makassar yang sudah dua atau tiga tahun terakhir ini hilang jejaknya, karena telah runtuh bersama historinya, ikut terlirik biar bisa kembali berdiri.
Acchi
02:56 AM