Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Friday, 7 October 2022

Masih Tentang Kanjuruhan


Masih tentang Kanjuruhan, Semalam Suporter Munchen membentangkan spanduk "More than 100 People Killed By Police" Nalar suporter disana mampu mencerna kejadian yang terjadi yang jauh dari daratannya,  mereka hanya menyaksikan dimedia-media sosial dan tv, tapi sense of criticalnya berjalan dengan baik.

Yang mereka lihat, sama dengan yang kita lihat, tapi berbeda dalam menyikapi. Mereka melihat ada yang dihantam, digebuk, ditendang, dipentungin, diasapi dengan gas air mata, sementara pintu-pintu tertutup, terjebak, terinjak dalam kepulan asap yang perih yang membuat sesak.


Okelah…

Suporter Arema memang salah, tapi yang dari 45 ribu itu, tidak semua mereka turun kelapangan, bahkan yang di tribun pun juga kena asap gas air mata, sampai mereka panik berhamburan.


Okelah…

Suporter Arema memang salah, tapi serusuh-rusuhnya keadaan disana, tidak akan mungkin juga mereka saling hantam sesama mereka, sebab suporter lawan tidak diperkenangkan hadir. Hanya Aremania semua disana. Sementara mau lawan aparat, justru divideo-video yang beredar aparatlah yang lebih beringas, sampai membabi buta menggebuk.


Gas air mata yang ditembakkan polisi

Kanjurahan ibarat arena gladiator, pintu terkunci kemudian terjadi pembantaian, sampai ratusan nyawa melayang.


Data yang terilis, kemungkinan data yang acak kadut, karena bisa saja dibuat tidak terkesan banyak, sebanyak hitungan orang yang mencari kebenaran.


Media kebanyakan cari jalan aman, hanya satu dua yang berani mencari penelusuran, menginvestigasi, demi sebuah fakta, dan itupun beberapa diantaranya media asing media luar.


Pejabat masih wara-wiri, investigasi, komentar sana-sini tentang evaluasi, sambil berucap ini terakhir kalinya, tidak boleh lagi ada kejadian seperti ini.


Tapi mereka lupa bertanggung jawab, masih saja melakukan penyangkalan, masih saja mencari jalan pembenaran, seakan tak punya malu apalagi beban atas banyaknya nyawa melayang dalam satu waktu.


Foto Google

Kemarin sempat Breaking News, diumumkan tersangka, Penyelenggara liga, panpel sampai polisi sudah ada yang tersangka dan akan terus dikembangkan kata Kapolri, dan tidak menutup kemungkinan tersangka akan masih ada sesuai perkembangan kasus.


Semua yang terlibat harus bertanggung jawab, suporter sepakbola juga harus merubah mindsetnya bahwa sepakbola bola itu ajang hiburan, kalah menang adalah hal yang wajar, fanatisme berlebihan juga bisa mendatangkan musibah. Sementara polisi juga berbenah jangan sampai keranjingan membantai, sop-sop dalam penanganan massa dibuat lebih soft, selama tidak membahayakan jiwa, jangan terlalu represiflah dalam bertindak.


Acchi

00:26 AM