Foto Kompas |
Sehabis nonton Arsenal vs Totenham, mencoba ganti channel Indosiar, ternyata ada laga derby Jatim AremaFC vs Persebaya, laga berlangsung seru, jual beli serangan sehingga terjadi 5 Gol, 2 Gol untuk AremaFC selaku tuan rumah, dan 3 Gol untuk tim tamu Persebaya.
Disaat laga usai pemain Persebaya dengan terburu-buru langsung lari ke banch kemudian keruang ganti, untuk yang nonton di TV hanya bisa menyaksikan sampai disitu, sementara atmosfer di Kanjuruhan hanya yang ada disana yang tahu dan merasakannya.
Kemudian disaat saya kembali nonton Liga Inggris antara Liverpool vs Brighton, disaat jeda, di salah satu TV lokal di running teksnya ada kerusuhan sepakbola di Malang terdapat orang luka-luka dan 2 tewas, itu berita awalnya.
Dan saat pagi hari ini, TV berita pada Breaking News, media sosial pada tranding topic tentang tragedi yang mengenaskan ini, karena korban tewas sudah 120an orang.
Berdasarkan info adalah supporter AremaFC turun kelapangan usai pertandingan, kemudian dihalau oleh Polisi. Karena Polisinya panik penanganan prosedur tentang seperti hal ini tidak jalan akhirnya Polisi-polisi ini menembakkan Gas Air Mata ke arah Supporter dilapangan dan tribun padahal stadion adalah ruangan tertutup, supporter yang panik, mata kepedisan, pernapasan sesak, berdesakan keluar, tragedi terjadi ketika mereka berdesakan karena terinjak-injak.
Penggunaan Gas air mata ini adalah kesalahan terbesar, kebodohan dan ketololan menurutku, bagi yang belum pernah merasakan rasanya Gas air mata, saya mencoba kasi info rasanya, mata seperti ditetesi merica bubuk, hidung sesak dan meler, diberi airpun tidak akan mompan, odol/pasta gigi hanya mampu meredakan sedikit.
Padahal menyalakan flare saja di stadion adalah haram hukumnya apalagi ini Gas air mata, dan ternyata di regulasi FIFA juga mengharamkan benda itu di Stadion.
PSSI selaku induk sepakbola harus bertanggung jawab, Polisi juga demikian, serta Official team AremaFC, atas tragedi yang akan menjadi sejarah kelam sepakbola Negeri ini.
Kecewa, prihatin dan muak dengan kejadiaan naas ini, disaat Timnas kita sedang baik-baiknya, event-event Internasional yang akan diikuti sebentar lagi, baik didalam Negeri sendiri maupun diluar Negeri sana, malah terjadi hal seperti ini.
FIFA, AFC pasti akan menjadikan tragedi ini, menjadi perhatian khusus, catatan khusus tersendiri, bukan tidak mungkin Banned PSSI dan Timnas Indonesia di semua event akan menanti.
Ini adalah duka sepakbola bola tanah air, Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, semoga yang berpulang dikasihani Tuhan…
Acchi
09:36 AM