Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Thursday, 21 January 2016

Honorer Gagal jadi PNS, Wirausaha adalah jalan lain..


Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Kemepan RB ) yang dipimpin oleh Menteri Yuddy Chrisnandy mengeluarkan keputusan yang mengejutkan bagi pegawai honorer K2 (Kategori Dua) tentang dihentikannya pengangkatan untuk menjadi pegawai Negeri Sipil (pNS) atau sekarang di sebut ASN aparatur Sipil Negara.

Tentu ini adalah menjadi kabar yang menghentak dan tentunya yang tidak menggembirakan sama sekali  bagi pegawai honorer yang telah berkecimpung di instansi pemerintahan yang ada di seluruh Negeri ini mulai dari pusat hingga ke kedaerah tentunya yang menurut informasi di Indonesia ada sekitar 400 ribu jiwa pegawai honorer yang mengabdikan diri di instansi pemerintahan, belum lagi masa pengabdian yang tidak sedikit yang sudah bertahun-tahun dan dedikasi yang cukup tinggi.

Alasan yang di utarakan pemerintah dengan mengambil keputusan yang tidak populis ini dikarenakan beban Negara terlalu besar untuk membiayai disamping itu kemampuan fiskal yang tidak tercapai sehingga tidak saja pegawai honorer yang berkategori dua ini yang gagal direkrut tapi juga untuk beberapa tahun kedepan pemerintah menghentikan sementara perekrutan pNS/ASN dari jalur umum kecuali pada pos-pos yang tertentu seperti tenaga pengajar guru dan perawat/bidan untuk rumah sakit hingga puskesmas.

Meskipun keputusan ini pahit namun selalu saja ada jalan lain yang perlu ditempuh dengan cara lain sebagai bentuk lain untuk pengabdian, paradigma berpikir juga harus diubah bahwa untuk mencari pekerjaan tidak selamanya di pemerintahan negeri ini masih terlalu luas untuk dijadikan garapan seperti lagu bahwa tongkat kayu dan batu jadi tanaman, dan dengan melalui jalur swasta dan berwirausaha atau istilah kerennya enterpreneur lahan-lahan yang belum tergarap atau pun yang telah ada Cuma diperlukan inovasi dari tangan-tangan yang kreatif sehingga bisa tercipta keragaman dan banyaknya pilihan yang tentunya harus dibarengi dengan kualitas.

Sarjana pertanian, perikanan, Kelautan, Kehutanan, Tekhnik  dan tentunya  para sarjana manajemen, Sumber Daya Manusia dan lain-lain diperlukan kalaborasi, tidak bermimpi dan berhasrat untuk selalu duduk dibelakang meja menjadi staf kantoran yang mengkalkulasi teori-teori yang tentu sudah pasti kenyataan dilapangan diluar sana jauh berbeda, alangkah dahsyatnya bila sarjana pertanian turun langsung mengerjakan dan sekaligus menjadi penyuluh bagi dirinya dan petani-petani lainnya untuk menciptakan kreasi baru dari pangan sehingga muncul varieties-varietes yang unggul dan berkualiatas, diversifikasi pangan sudah pasti akan muncul apalagi tanah di negeri ini subur dan luas dan bagi tanah yang tidak subur tentu diperlukan akal untuk mengelolanya, dan tentunya begitupula dengan sarjana-sarjana lainnya seperti kelautan dan perikanan bahwa laut dan potensi yang terkandung didalamnya masih terlalu luas untuk dieksplotasi dan tentunya ekploitasi dengan cara-cara yang benar tanpa merusak ekosistem didalamnya, itu adalah sedikit contoh yang perlu pemberdayaan dan bisa menjadi tepat guna.

Sebab rakyat Indonesia dibanding dengan banyaknya penduduknya masih sangat sedikit yang berwirausaha dan menjadi enterpreneurship bahkan data yang ada tidak lebih dari 2% dari sekitar 250 juta jiwa rakyat Indonesia sungguh ini sangat ironis karena perbandingannya terlalu jauh dan ini dibanding dengan Negara lainnya yang sudah berkategori maju seperti jepang, Amerika, dan Negara di Eropa dan yang baru merangkak untuk menjadi Negara majupun sudah rata-rata diatas 5% bahkan Negara tetangga seperti Singapura enterpreneurnya sudah diatas 7% padahal penduduknya hanya seuprit dibanding dengan Negara kita ini.

Dengan sedikitnya lapangan kerja yang tersedia dan yang disediakan oleh pemerintah, maka sudah selayaknya pemerintah untuk perlu memberikan atau membuka jalan bagi calon-calon wirausahawan dengan menggenjot sektor-sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), dan tentunya kebijakan dan regulasi yang tidak bertele-tele dan kemudahan perizinan serta kekonsistenan dalam memungut retribusi atau pajak iuran atau biaya-biaya yang sesuai dengan aturan misalnya kalau diaturan biayanya 10.000 sudah harusnya seperti itu tanpa perlu lagi ada pungli-pungli yang cukup membebani, begitupula dengan dana bantuan dari sektor perbankan atau lainnya yang perlu transparansi bunga pinjaman misalnya seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) atau rogram lainnya serta kemudahan lainnya, dan bila perlu seharusnya pemerintah menjembatani dengan perbankan dengan adanya pinjaman modal awal usaha tidak seperti sekarang ini yang ada hanya modal tambahan usaha, bila itu bisa direalisasikan oleh pemerintah berarti pemerintah sudah menunjukan tanggung jawabnya secara tulus pada segenap Rakyat Indonesia.

Selebihnya adalah kepasrahan Doa dan bertawakkal pada Tuhan yang sebagai Dzat yang meberi kehidupan dan pemberi rezki pada manusia seperti yang tertera dalam kitab suci Al-Quran Surah At-Thalaq ayat 2-3 Barang Siapa bertakwa kepada Allah niscaya Ia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangka, dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya, sesungguhnya Allah melaksanakn urusan yang dikehendakinya, sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu..

Acchi 21 : 46 PM











Friday, 8 January 2016

Begal Makassar Kian Ganas



Kota yang kutinggali kini tak ramah lagi adalah sepotong kalimat dari lirik lagu Iwan Fals yang menginspirasi untuk menulis kejadian yang menimpa teman kost kemarin dan ini cukup mewakili rasa cemas yang dirasakan warga kota yang ketenangan sedikit terganggu karena ulah para pelaku kejahatan jalanan yang meresahkan.

Dalam dua minggu terakhir teman kost tetangga di lorong sampai tetangga lorong tertimpa musibah karena di jambret/dibegal dijalan, mulai dari anak Pak RT yang dijambret sepulang kerja meskipun pelaku tidak berhasil mendapatkan barang incarannya namun korban mengalami luka dan keseleo dikaki, sementara kasus yang kedua tetangga lorong yang baru turun dari mobil dijambret di jalan Rusa dengan kerugian material cukup banyak, jutaan uang tunai, emas, berlian dan beberapa handphone, sementara kasus yang ketiga yang menimpa teman kost kemarin dijalan Irian/Dr Wahidin Sudirohusodo dijambret dan cukup miris karena korban luka dibahagian wajah karena terjatuh dari motornya saat berusaha mempertahankan barang miliknya bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif dan meskipun pelaku penjambret tak berhasil mendapatkan tas yang mereka incar karena pelaku juga ikut terjatuh kemudian lari kabur.

Untuk kasus dijalan Rusa dimedia cetak di salah satu harian ternama diberitakan bahwa  pelaku telah di temukan oleh polisi beserta barang buktinya dan yang paling mencengankan terdengar karena komplotan ini membawa hasil jarahannya kepada penadah yang oknum sipir di salah satu Rumah Tahanan yang ada di Sul-sel.

Dimedia cetak dimedia sosial hingga media TV beberapa hari terkahir ini memberitakan dan mengabarkan kepada masyarakat umum dan ini jelas akan menjadi preseden buruk bagi kota Makassar, aparat kepolisian dalam januari ini saja yang 2016 ini yang masih berumur beberapa hari ini sudah menangkap puluhan begal/jambret dan pelaku kejahatan jalanan lainnya, dan yang memprihantinkan karena pelaku ini juga banyak dari kalangan anak yang masih remaja bahkan ada yang sudah berulang kali ditangkap, dan meskipun sudah banyak yang ketangkap tapi nyatanya masih banyak diluar sana yang masih terus menebar ancaman.

Apa yang salah..?

Dalam hal ini tidak ada yang patut di persalahkan namun perlu pembenahan dan perbaikan yang cukup intens dan berkesinambungan agar kejadian yang seperti ini tak terulang kembali, Makassar yang bercita-cita menjadi kota dunia akan kehilangan esensi kalau masalah seperti ini tidak bisa terselesaikan.

Beberapa bulan lalu para aparat dan stakeholder bersatu padu untuk meredam aksi-aksi jalanan ini, namun sepertinya kontinyuitas tidak berlanjut karena seakan para pelaku kejahatan jalanan ini juga ikut tiarap bila ada razia namun bila pengawasan sudah melemah mereka akan kembali beraksi dan berulah dengan cara baru yang sistematis dan bahkan lebih brutal.

Berbagai cara yang sudah ada termasuk pendekatan-pendekatan kultural pembenahan moral baik disekolah dilingkungan sekitar yang perlu terus dilakukan, pengawasan yang dibantu dengan alat adalah satu cara yang mudah-mudahan cukup membantu seperti menempatkan CCTV di beberapa titik-titik kota, dan juga yang paling perlu dijaga adalah sikap kekonsistenan aparat, bahkan di media kemarin diberitakan bahwa pelaku yang di jalan Rusa itu ternyata sudah berulang kali di tangkap oleh satuan Resmob Polda Sul-sel dan mirisnya lagi ketika pelaku ditanyai kenapa bisa Ia keluar? Dengan entengnya menjawab Ia membayar uang sebanyak lima juta rupiah kepada oknum aparat.

Masih terlalu banyak PR yang perlu dilakukan oleh semua pihak termasuk masyarakat untuk memberantas kejahatan jalanan ini, Pemerintah dan masyarakat perlu saling bahu membahu menciptakan suasana aman damai dan nyaman, kalau dengan alasan kurangnya ruang untuk berekspresi maka sepatutnya pemerintah mendengar dan bila perlu merealisasikan ruang-ruang berekspresi agar pelaku-pelaku yang masih remaja ini bisa berekspresi dengan cara-cara baik dan benar.

Penegakan hukum yang tanpa pandang bulu kalau anak aparat dan pejabat yang berbuat harus sama hukumnya dengan anak yang orang tuanya yang biasa-biasa saja jangan sampai ada diskriminasi dalam hal penegakan hukum  ini, hukum yang selama ini yang mungkin masih mengadopsi hukum zaman belanda mungkin sudah usang dan tua yang perlu pembenahan dan revisi karena anak remaja zaman ini dalam hal usia lebih cepat perkembangannya dibanding anak remaja zaman dulu.

Semoga secepatnya ini bisa teratasi biar tidak meninggalkan kesan yang buruk bagi kota ini, karena dua dari kejadian yang saya utarakan diatas korbannya adalah pendatang dari daerah Morowali dan Papua  yang ingin berlibur dan berbelanja di kota dunia ini, sebab kejadian yang menimpanya itu akan menjadi oleh-oleh dan kenangan yang buruk dan pahit serta bukan tidak mungkin akan meninggalkan rasa trauma dengan kota ini.

Acchi 09 : 56 AM