Dari liputan berita di MetroTv kemarin kalau tidak salah di kalimantan ketika dokter turun kejalan melakukan aksi solidaritas yang menimpa kawannya di sulawesi utara sana, dokter yang memakai jas kebesarannya itu hendak memberikan sekuntum bunga kepada bapak pengendara bermotor namun bapak itu menolaknya dan balik bertanya apakah anda tidak menelantarkan pasien di rumah sakit dan dokter perempuan berjilbab itu hanya menggelengkan kepala lalu berlalu meninggalkan bapak pengendara motor dan masuk kembali kebarisan kawan-kawannya yang membawa spanduk.
Tayangan itu merupakan salah satu bukti bahwa tidak semua masyarakat simpati kepada aksi solidaritas dokter kemarin sehingga terganggunya pelayanan fasilitas-fasilitas kesehatan di seluruh indonesia karena rumah sakit hingga puskesmas ditinggal pergi dokternya untuk turun kejalan.
Dokter boleh turun kejalan melakukan aksi solidaritas tapi jangan abaikan bahkan sampai menelantarkan pasien yang sangat membutuhkan pertolongan bahkan ada kabar dari portal berita di media online mengabarkan bahwa ada pasien yang terpaksa melahirkan di toilet karena tidak mendapatkan penanganan,dan kemarin akan banyak menjadi kisah tersendiri buat pasien dan keluarga pasien yang mempunyai cerita dan pengalaman di tinggal pergi oleh perawat dan dokter.
Dokter juga harus tahu bahwa kasus hukum tidak bisa di lakukan dengan cara menggalang aksi solidaritas tapi kembalikan lagi ke ranah hukumnya kalau dokter merasa di kriminalisasi tunjukkan bukti otentik yang bisa dijadikan pembenaran bahwa memang di kriminalkan, dan juga bila dokter merasa kasus yang menimpa dokter Ayu dan dua kawannya itu bukan malapraktik tunjukkan bukti-bukti atau standar SOP tentang penanganan pasien bila terjadi hal demikian sehingga tidak ada stigma bahwa dokter itu lalai atau salah dalam menangani pasien sehingga mengakibatkan kematian.
Dokter yang turun kejalan kemarin adalah pembelajaran bagi semua pihak bukan cuma dokter tapi juga masyarakat pada umumnya dokter tidak boleh lupa pada sumpahnya karena bukan tidak mungkin dokter yang turun kejalan kemarin adalah dokter yang lupa pada sumpahnya atau hanya sekedar ikut-ikutan bahkan amar putusan Mahkamah Agung saya yakin tidak semua dokter membacanya.
Dokter adalah pekerjaan yang mulia menyangkut hajat hidup orang banyak menyangkut masalah kemanusian dan bukan cuma manusia karena dokter ada juga yang menangani hewan dan dokter tidak kebal oleh hukum, dan jangan sampai karena kejadian ini dokter takut untuk melakukan tugas mulianya silahkan bekerja sesuai sumpah dan SOP dalam melakukan pekerjaannya dan bila itu semua terpenuhi kemudian ada yang meninggal di meja operasi berarti itulah yang dikatakan takdir, bahkan kemarin saya mendengar kalimat "Asal Jangan Meninggal di Meja Operasi" dan bila ini yang terjadi berarti dokter adalah pertanyaan..
Acchi 10 : 26 AM