Asri Salam ( Acchi )

Wednesday, 19 October 2022

Masih Tentang Kanjuruhan Part 2



Masih tentang Kanjuruhan, tepat kedatangan Presiden FIFA di Negeri ini, ada lagi kabar berita bahwa, bertambah lagi korban tragedi pembantaian Gas Air Mata, menjadi 133 orang.

Tragedi brutal ini masih menyisakan masalah, temuan pencari fakta dan investigator adalah sekelumit masalah yang perlu diurai, lalu dicari jalan keluarnya, tidak saja harus berhenti pada sepucuk surat rekomendasi.


Orang yang menghilangkan CCTV yang seharusnya bisa menjadi saksi dari tragedi itu, harus terjerat juga, sama dengan yang memutahkan peluru-peluru gas air mata itu, sama dengan yang menghantam, memukul, menendang, tidak boleh berhenti hanya satu dua person meskipun itu sudah level pimpinan dan penanggung jawab. Karena lagi-lagi ini adalah persoalan nyawa.


Jangan lagi ada narasi yang aneh-aneh, seperti soal kekurangan oksigen, soal tangga, soal pintu, sampai soal suporter masuk lapangan, tapi narasi yang sesungguhnya harus diucapkan adalah karena Gas Air Mata yang menyebabkan ratusan nyawa melayang, persolan brutalnya suporter tidak boleh dibalas sampai dengan menghilangkan nyawa ratusan orang, apalagi karena ada penanganan yang salah, dan adanya aturan yang dilanggar.


Dengan hadirnya Presiden FIFA dan timnya, semoga mereka bisa menjadi problem solve dari benang kusut sepakbola Negeri ini. Pembenahan menyeluruh dari hulu ke hilir, mulai dari level federasi sampai para suporter sebagai penikmat bola, mulai dari pemain sampai infrastruktur.


Stadion Kanjuruhan kabarnya akan diruntuhkan lalu dibangun kembali yang sesuai standar FIFA, begitupula stadion lain akan diverifikasi dan dievaluasi ulang untuk dilakukan pembenahan, semoga stadion Mattoanging Makassar yang sudah dua atau tiga tahun terakhir ini hilang jejaknya, karena telah runtuh bersama historinya, ikut terlirik biar bisa kembali berdiri.


Acchi

02:56 AM

Sunday, 16 October 2022

#IndonesiaMemanggil

Foto Google

Di penghujung akhir masa jabatan Anies Baswedan dan Ariza Patria sebagai Gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, di medsos sedang ramai ucapan terima kasih, beredar juga video dan foto yang berseliwerang, perpisahan untuk akhir masa tugasnya selama lima tahun pengabdian.

Perjalanannya tidak mudah, jalan terjal dan berliku, Ia coba jalani, banyak tantangan yang dihadapi, untuk pembenahan Ibukota Negara ini, persoalan macet sampai banjir dicoba untuk diurai, meskipun belum maksimal sekali, tapi terlihat jelas sekali ada perubahan, mulai dari pembenahan, infrastruktur dan moda transportasinya, begitu pula dalam penanganan banjir, selama lima tahun menjabat Istana Negara dan Bundaran HI sudah tidak kebanjiran lagi.


Persoalan lain juga demikian ikut tersentuh perbaikan, mulai dari persoalan pendidikan, budaya, rumah ibadah, ruang seni berekspresi, infrastruktur olahraga, persoalan kesetaraan dan keadilan dan lain sebagainya sebagai wujud dari janji kampanyenya.


Jakarta juga dibawa dengan suasana yang damai, kondusif, aman serta harmonisasi yang apik dan tidak terlalu banyak riak-riak yang terasa.


Index demokrasi dieranya juga membaik, selain Ia bekerja dengan hati, Ia juga tidak tutup mata dan kuping, berani memandang, mendengar keluh kesah warganya, tidak menghindar apalagi kabur saat ada massa demo yang mendatanginya, dibully dihina sampai dikarikaturkan, dianggap santai tanpa perlu pukul balik, apalagi pakai UU ITE  atas nama pencemaran nama baik.


Namun terlepas dari semua itu, tetap masih ada secuil warga yang belum puas, dan ini sangatlah wajar mengingat Anies adalah produk Demokrasi dari pemilihan umum, yang kecewa inilah sebagian besar dari pendukung yang Ia kalahkan dalam pertarungan Pilkada lima tahun silam, dan tidak bisa juga dipungkiri tidak sedikit yang insyaf dan berbalik mendukung Anies karena melihat dan merasakan kerja-kerja nyatanya.


Setelah purna tugas dan purna bakti kini #IndonesiaMemanggil untuk kerja dan pengabdian untuk skala yang lebih besar dan dimensi ruang yang lebih menantang, sudah ada satu partai yang terang-terangan meminangnya, semoga partai lain ikut menyusul untuk mencukupi produk 20% threshold yang menjijikkan itu, biar bisa melangkah dari jalan merdeka selatan ke merdeka Utara, sebagai RI 1.


Dengan pamitnya Anies selaku orang nomor satunya Jakarta, semoga Ia meninggalkan kesan yang baik, kesan yang husnul khatimah, serta ucapan terima kasih yang tak terhingga dari warga Jakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.


Perjalanan didepan juga masih perlu Anies waspadai karena, pembenci dan hatersnya masih terus bergerilya, menabur kerikil dan lubang, mencoba menjegalnya biar tersandung dan terperosok, mengingat para haters para buzzeRp ini bukan saja dari kalangan berudu tapi sampai kelas kodok Bangkong yang punya cuan yang menguasai institusi-institusi hukum, yang bisa saja mendesain sampai mengutak atik dan memainkan pasal.


Terima kasih Pak Anies & Pak Ariza atas pengabdiannya, yang telah mewarnai Indonesia ini dengan style, gaya dan cara menahkodai Jakarta.


#IndonesiaMemanggil


Acchi

11:36 PM


Saturday, 15 October 2022

Koh Steven Indrawibowo Wafat

Foto Hijrah Fest

Semalam melihat berita duka berseliwerang dimedsos, Koh Steven Indrawibowo wafat ba'da Isya di Surabaya, tidak terlalu banyak info yang bisa di ulik karena keterbatasan informasi.

Beliau seorang muallaf beberapa tahun lalu, beliau juga mendirikan yayasan Muallaf Center, yang bertujuan mengedukasi, membentengi dan membantu para muallaf yang telah memantapkan keimananya pada dinul Islam.


Beliau rela mewakafkan hartanya demi jalan dakwahnya, rela turun langsung sebagai sukarelawan dalam kegiatan-kegiatan sosialnya, perjuangan terbesarnya saat ikut berpartisipasi penuh, mengadakan dan mendistribusikan masker, APD, sampai sembako  saat pandemi covid corona tahun kemarin,


Usaha-usaha yang dirintisnya tidak saja berorientasi dan mengejar pada profit dan keuntungan semata, tapi selalu dibarengi tentang kegiatan dakwah dan sosial.


Beliau juga termasuk pecinta kopi, di channel medsos dan youtubnya, tidak saja selalu diisi persoalan kegiatan sosial, persoalan, muallaf, dakwah, sampai persoalan muamalah dan ribawi, tapi diisi juga edukasi tentang perKopian, dan saya sendiri merasa mendapatkan pengetahuan dari ilmu yang disharenya itu.


Suatu ketika di grub facebook yang saya ikuti, yang kebanyakan muallaf, ada satu anggotanya menceritakan problem kehidupan yang dia alami, singkat cerita saya mencoba merekomendasikan kalau dia dekat Makassar, maka coba kontak Mualaf Centernya Masjid AL Markaz Al Islami, atau bisa juga lewat Yayasan para Kokoh-Kokoh ini, Koh Mokoginta, Koh Henny atau Koh Steven.


Selamat jalan, semoga apa yang pernah engkau perbuat dan baktimu didunia menjadi lahan amal, jariyah yang terus mengalir, dan yayasan yang engkau dirikan bisa terus eksis melanjutkan perjuanganmu.

#MuallafCenter


Allahummaghfirlahu warhamhu wafihi wa'fuanhu…


Acchi

11:06 AM

Friday, 14 October 2022

Borok Plokis

Masyarakat pada hakekatnya tidak terlalu kaget kalau ada Plokis yang Narkoba, Persoalan Judi, Membunuh, Merekayasa kasus, membuat tragedi, sampai membantai.

Kemudian masyarakat juga tidak kaget kalau mereka setelah berbuat melakukan penyangkalan, membuat drama, sampai berusaha keras mencari pembenaran, dan yang paling brutal mengkriminalkan dengan dicari pasal-pasalnya.


Khusus untuk persoalan kejahatan Narkoba, adalah persoalan yang gurih, kalau iman tidak kuat, dan tak mampu menjaga integritas, pundi-pundi bisa bertambah dari bisnis haram itu, dan dari hasil itu bisa membeli pangkat dan jabatan.


Sebab di Narkoba tidak saja dari barbuk (barang buktinya) yang bisa menghasilkan cuan, tapi ada persoalan pasal juga bagi yang terjerat yang bisa dijual dan tidak jarang mereka dijadikan ATM bagi Plokis.


Makanya masyarakat tak perlu heran, kalau outfit yang dipakai Plokis barang branded, istrinya shoping keluar negeri kendaraannya yang wah, hunian ada dimana-mana.


Kalau diberita ada coklat makan coklat, semoga kerja-kerjanya itu adalah kerja demi menjaga integritas, kerja demi menaikan kepercayaan yang sudah sangat terpuruk dimata masyarakat.

Hehehehe 🤭


Acchi

09:56 PM

Friday, 7 October 2022

Stanza Anarki Kanjuruhan #2


Foto Google

Mereka itu terbiasa membantai.Tak sungkan menghajar, tanpa ada rasa.

Nyawa dianggap murah. 

Sudah terlalu banyak tragedi.

Dari mulai yang masih terduga.

Sampai yang benar-benar salah sasaran.


Ketika mereka terpojok.

Seribu cara untuk mengelak.

Jalan pembenaran mampu dicari celahnya.

Berbohong adalah hal lumrah.

Pasal dan ayat ditafsirkan sesuai selera.


Rekayasa dan manipulatif data adalah hal yang bisa menjadi lazim.

Mendesain kejadian menjadi sebuah fakta menurut versinya adalah kewajaran baginya.


Mau sampai kapan kalian mentradisikan seperti ini.

Mau sampai kapan kalian memelihara kelakuan seperti ini.


Belajarlah meminta maaf disaat salah.

Berlapang dadalah disaat keliru.

Berani bertanggung jawablah atas khilaf.

Mundurlah demi menjaga wibawa dan harga diri.


Acchi

00:46 AM




Stanza Anarki Kanjuruhan #1

Foto Google

Tragedi kelam gas air mata. Membuat mata perih, hidung meler, nafas sesak, tubuh lunglai. 

Tubuh lemah terhantam pentungan, tendangan, terinjak, dan bogem mentah.

Manusia-manusia tewas mengenaskan.


Ketika suatu institusi dibuat power full.

Aturan terlanggar, proses yang abai, ibarat hal biasa.

Kini yang menguasai data korban dia juga.

Yang menginvestigasi tetap dia juga.


Makanya kalian yang menyaksikan dan punya rasa iba.

Jangan harap hasilnya sesuai ekspektasimu.

Apalagi menanti yang bertanggung jawab.


Acchi

00:36 AM



Masih Tentang Kanjuruhan


Masih tentang Kanjuruhan, Semalam Suporter Munchen membentangkan spanduk "More than 100 People Killed By Police" Nalar suporter disana mampu mencerna kejadian yang terjadi yang jauh dari daratannya,  mereka hanya menyaksikan dimedia-media sosial dan tv, tapi sense of criticalnya berjalan dengan baik.

Yang mereka lihat, sama dengan yang kita lihat, tapi berbeda dalam menyikapi. Mereka melihat ada yang dihantam, digebuk, ditendang, dipentungin, diasapi dengan gas air mata, sementara pintu-pintu tertutup, terjebak, terinjak dalam kepulan asap yang perih yang membuat sesak.


Okelah…

Suporter Arema memang salah, tapi yang dari 45 ribu itu, tidak semua mereka turun kelapangan, bahkan yang di tribun pun juga kena asap gas air mata, sampai mereka panik berhamburan.


Okelah…

Suporter Arema memang salah, tapi serusuh-rusuhnya keadaan disana, tidak akan mungkin juga mereka saling hantam sesama mereka, sebab suporter lawan tidak diperkenangkan hadir. Hanya Aremania semua disana. Sementara mau lawan aparat, justru divideo-video yang beredar aparatlah yang lebih beringas, sampai membabi buta menggebuk.


Gas air mata yang ditembakkan polisi

Kanjurahan ibarat arena gladiator, pintu terkunci kemudian terjadi pembantaian, sampai ratusan nyawa melayang.


Data yang terilis, kemungkinan data yang acak kadut, karena bisa saja dibuat tidak terkesan banyak, sebanyak hitungan orang yang mencari kebenaran.


Media kebanyakan cari jalan aman, hanya satu dua yang berani mencari penelusuran, menginvestigasi, demi sebuah fakta, dan itupun beberapa diantaranya media asing media luar.


Pejabat masih wara-wiri, investigasi, komentar sana-sini tentang evaluasi, sambil berucap ini terakhir kalinya, tidak boleh lagi ada kejadian seperti ini.


Tapi mereka lupa bertanggung jawab, masih saja melakukan penyangkalan, masih saja mencari jalan pembenaran, seakan tak punya malu apalagi beban atas banyaknya nyawa melayang dalam satu waktu.


Foto Google

Kemarin sempat Breaking News, diumumkan tersangka, Penyelenggara liga, panpel sampai polisi sudah ada yang tersangka dan akan terus dikembangkan kata Kapolri, dan tidak menutup kemungkinan tersangka akan masih ada sesuai perkembangan kasus.


Semua yang terlibat harus bertanggung jawab, suporter sepakbola juga harus merubah mindsetnya bahwa sepakbola bola itu ajang hiburan, kalah menang adalah hal yang wajar, fanatisme berlebihan juga bisa mendatangkan musibah. Sementara polisi juga berbenah jangan sampai keranjingan membantai, sop-sop dalam penanganan massa dibuat lebih soft, selama tidak membahayakan jiwa, jangan terlalu represiflah dalam bertindak.


Acchi

00:26 AM


Sunday, 2 October 2022

Tragedi Sepakbola Di Stadion Kanjuruhan Malang

Foto Kompas

Sehabis nonton Arsenal vs Totenham, mencoba ganti channel Indosiar, ternyata ada laga derby Jatim AremaFC vs Persebaya, laga berlangsung seru, jual beli serangan sehingga terjadi 5 Gol, 2 Gol untuk AremaFC selaku tuan rumah, dan 3 Gol untuk tim tamu Persebaya.

Disaat laga usai pemain Persebaya dengan terburu-buru langsung lari ke banch kemudian keruang ganti, untuk yang nonton di TV hanya bisa menyaksikan sampai disitu, sementara atmosfer di Kanjuruhan hanya yang ada disana yang tahu dan merasakannya.


Kemudian disaat saya kembali nonton Liga Inggris antara Liverpool vs Brighton, disaat jeda, di salah satu TV lokal di running teksnya ada kerusuhan sepakbola di Malang terdapat orang luka-luka dan 2 tewas, itu berita awalnya.


Dan saat pagi hari ini, TV berita pada Breaking News, media sosial pada tranding topic tentang tragedi yang mengenaskan ini, karena korban tewas sudah 120an orang.


Berdasarkan info adalah supporter AremaFC turun kelapangan usai pertandingan, kemudian dihalau oleh Polisi. Karena Polisinya panik penanganan prosedur tentang seperti hal ini tidak jalan akhirnya Polisi-polisi ini menembakkan Gas Air Mata ke arah Supporter dilapangan dan tribun padahal stadion adalah ruangan tertutup, supporter yang panik, mata kepedisan, pernapasan sesak, berdesakan keluar, tragedi terjadi ketika mereka berdesakan karena terinjak-injak.


Penggunaan Gas air mata ini adalah kesalahan terbesar, kebodohan dan ketololan menurutku, bagi yang belum pernah merasakan rasanya Gas air mata, saya mencoba kasi info rasanya, mata seperti ditetesi merica bubuk, hidung sesak dan meler, diberi airpun tidak akan mompan, odol/pasta gigi hanya mampu meredakan sedikit.


Padahal menyalakan flare saja di stadion adalah haram hukumnya apalagi ini Gas air mata, dan ternyata di regulasi FIFA juga mengharamkan benda itu di Stadion.


PSSI selaku induk sepakbola harus bertanggung jawab, Polisi juga demikian, serta Official team AremaFC, atas tragedi yang akan menjadi sejarah kelam sepakbola Negeri ini.


Kecewa, prihatin dan muak dengan kejadiaan naas ini, disaat Timnas kita sedang baik-baiknya, event-event Internasional yang akan diikuti sebentar lagi, baik didalam Negeri sendiri maupun diluar Negeri sana, malah terjadi hal seperti ini.


FIFA, AFC pasti akan menjadikan tragedi ini, menjadi perhatian khusus, catatan khusus tersendiri, bukan tidak mungkin Banned PSSI dan Timnas Indonesia di semua event akan menanti.


Ini adalah duka sepakbola bola tanah air, Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, semoga yang berpulang dikasihani Tuhan…


Acchi 

09:36 AM