Pukul delapan sabtu kemarin kupacu sepeda motorku menuju tempat separuh jiwaku sambil mengenang merefleksikan dan mencoba menapak tilas masa laluku itu dijalur yang masih sama meskipun perubahannya sudah cukup banyak seperti jembatan tol yang dulu kelihatan panjang dan lebar kini sudah bersanding dengan jembatan baru yang justru kelihatan lebih sederhana, tak ada lagi plan Iklan kecap diturunan Baddoka yang membuat degup jantungku Dag Dig Dug, Kubah Masjid yang dulu kelihatan gagah yang membuatku Dumba-dumba sepenjang turunan itu kini sudah bersembunyi dibalik atap gudang pabrik, dan ketika kusampai kudapati senior junior yang sempat bersama maupun yang jauh diatas dan dibawahku.
Gombara yang tempatku mulai remaja, puber, mulai berjerawat kini bersolek, bangunan fisik yang baru gedung-gedung yang didominasi warna hijau kuning jauh lebih baik saat aku masih disana dulu, lapangan Bolanya juga sudah rumput semua beda saat dulu kami bermaian di atas batu cadas, Dapurnya sudah cantik seperti warung lesehan, dijamu dengan makanan yang masih seperti dulu biar lebih mengenang masa lalu itu, namun Asrama Favoritku KH Ahmad Dahlan yang membuatku kaget Kok bisa-bisanya terbalik padahal Asrama yang lain tidak, Hahahaha.
Sambutan pertama kudapat dari Ustadz yang pernah mengajariku PPKN, yang mengajariku tentang Moral dan Etika yang masih awet muda dan masih mengenaliku dan di Masjid yang tak pernah Kutahu Nama Masjidnya ketika acara temu kangen sekaligus pelepasan menuju tempat selanjutnya diberi wejangan oleh salah satu pendiri dan menjadi panutan yang cukup berkesan “Ia mengatakan jadilah angka 1 (satu) dan janganlah menjadi angka 0 (Nol) karena satu bila di tambahkan Nol didepannya bisa menjadi 01 (kosong satu) yang berarti bisa menjadi pemimpin dan bila ditambahkan dibelakangnya maka lebih dahsyat lagi karena makin banyak Nol dibelakangya berarti makin banyak Nilainya” kurang lebih begitu aku menangkapnya.
Perjalanan menuju lokasi kedua di kendaraan yang kutumpagi dengan suasana yang santai dibawah enjoy tidak ada sekat-sekat antara senior junior semuanya satu padu berbagi cerita mengenang masa lalu sampai saling tukar tukaran nomor Hp, Namun ada yang dominan diantara kami tak kehabisan bahan cerita dialah Keynote Speaker kami sepanjang kurang lebih empat jam perjalanan, namun ada juga yang merasa terganggu karena ada beberapa dari kami yang Mabuk Darat mungkin pengaruh kelok-keloknya jalanan, namun endingnya tetap Menikmati.
Sesampainya kami di Embun Pagi saat sore hari suasana sejuk aroma khas pegunungan Teh dan Kopi yang menghangatkan Tubuh yang sudah mulai merasakan perubahan dan diperlukan sedikit adaptasi, ada yang sampai duluan ada yang mobilnya rewel (mogok maksudnya) ada yang kesasar,, Hahahaha.
Disana Tak usah tanyakan soal ke efektifan apalagi efisiannya kegiatan karena memang di rancang untuk senang-senang, temu kangen, berbagi cerita, perkenalan, soal formalitas instruksi dari panitia cukup harus berada dalam jangkauan,, Hahahahaha.
Pagi harinya Bola itu mulai menggodaku kuajak seniorku dan juniorku untuk bermain Bola, jangan tanyakan Skill karena Skill itu masih melekat namun nafasnya itu yang tidak seperti dulu lagi, baru 10 menit sudah poso-poso,, Hahahahaha
Outbound yang dirancang apik dan baik dari adik-adik Mapala yang juga ada sebahagaian anak Gombara kurang sempurna karena diluar dari perkiraan dan perspektif mereka, mereka mengatakan baru kali ini Ia menjadi Instruktur yang pesertanya super heboh, liar, Brutal, bahkan ada yang mengatakan Anarkis,, Hahahaha.
Ba’da Dhuhur setelah senang-senang sudah mandi, bersih-bersih, makan, pamit dan kembali meninggalkan kisah kebersamaan yang terasa begitu singkat dan Salut buat Panitia ditengah keterbatasan mampu memberikan kepuasan yang akan menjadi kenangan tersendiri bahkan bisa jadi bahan cerita, soal dokumentasi banyak bertebaran mintalah pada para Photografer, atau Upload saling komentar di situs jejaring.
****************
Khusus diri Pribadi yang menjadi peserta tunggal dari angkatan 94-00, AslinaNa menjadi Jomblo angkatan atau jadi Duda angkatan,, namun wejangan dari Kiyai tentang angka satu itu menjadi penyemangat karena bisa mencukupkan angkatan-angkatan yang juga kurang banyak dan bisa memasuki semua angkatan,, Hahahaha
Sepotong Cerita dari Gombara di Embun Pagi Maaf kalau kutakbisa memetik Bunga Keabadian (Edelweis) karena pucuk Tehpun kelupaan, badan pegal-pegal setelah kurang lebih dua tahun baru bermain Bola lagi yang penting Happy Ending.. Hahahahaha
Mungkin bisa menjadi Memoar..
Acchi 10 : 05 AM