Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Friday 1 February 2013

Suatu Ketika di Sekolah Berasrama Gombara Part 10 (Euforia Reformasi 98)

13596166331714155352
Plan Gombara

Selama bulan April - Mei tahun 1998 dijalan depan Pondokku hampir tiap hari sekumpulan Mahasiswa yang memakai baju Almamaternya masing-masing konvoi dengan kendaraan roda dua maupun mobil pick up atau mobil truck kadang juga memakai Bus Damri, meneriakan Reformasi dengan tuntutan menurunkan Presiden Soeharto dan memberangus KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) saat itu juga ada tuntutan penurunan Harga Sembako karena imbas krisis periode 1997 - 1998.

Intensitasnya hampir tiap hari mereka Konvoi dengan berbagai macam Atribut dan Almamater, mereka konon kabarnya menerobos jalur tol tanpa bayar membajak truk dan Bus Damri, mengisi BBM di SPBU tidak bayar bahkan ada yang hanya berteriak Soeharto yang Bayar, kami hanya mendapatkan kabar-kabur itu karena ruang kami sangatlah terbatas yang hanya didalam pondok melihat keluar.

Dan suatu waktu sekumpulan mahasiswa singgah dipondok memakai Almamater Biru dengan mengendarai Motor, dan Mobil yang cukup banyak, ternyata mereka singgah untuk Salat Ashar dan kami baru tahu ternyata mereka Mahasiswa/i Universitas Muhammadiyah yang turun aksi menerikkan tuntutan Reformasi, mereka tidak cuma Salat tapi mengajak kami untuk mendukung perjuangan mereka bahkan mengajak kami turun bersama dijalan untuk menumbangkan Rezim Soeharto.

Mereka mendoktrin, memanas manasi, menprovokasi, membujuk kami-kami, mereka mengatakan Bantulah perjuangan kakakmu kita bersama Tokoh Muhammadiyah Amien Rais, masa tidak mendukung padahal sekolah ini Ma’had Muhammadiyah, dan Akhirnya mereka sukses membujuk kami yang tentu harus punya restu dari pimpinan Pondok dan Ustadz.

Semenjak saat itu banyak mahasiswa yang singgah dengan berbagai macam warna-warni jas Almamaternya, dan kami memulai dengan memasang spanduk bekas yang ditulisi bentuk dukungan Reformasi yang di pasang dipagar Pondok, keesokannya kami memanfaatkan moment mereka ketika singgah dan hendak pulang kami mengantarnya sampai dijalan dan setelah itu kami membuka kotak kardus dan meminta bantuan dana/donasi untuk ikut nimbrung di aksi besar-besaran tanggal 20 Mei 1998 kepada pengguna jalan Tol, tidak pakai bakar ban, tidak memacetkan cuma memperlambat laju kendaraan sambil menyodori penumpangnya Kotak donasi kami, dan lumayan juga yang kami dapat karena andil masyarakat yang kami pajaki secara halus itu. dan ini kami lakukan hampir tiap hari sampai waktu hari puncak Reformasi 20Mei1998.

Tibalah hari Aksi besar-besaran itu kami mempersiapkan yang lumayan bisa dibilang cukup spanduk dan pernak pernik aksi lainnya seperti odol penangkal gas air mata, ikat kepala yang bertuliskan Reformasi, bahkan kami punya ciri Khas tersendiri karena ada sembilan kepala yang diukir rambutnya dengan huruf
R-E-F-O-R-M-A-S-I,, dengan menumpang satu Truck dan didampingi Ustadz kami ikut bergabung dengan para demonstran lain yang kebanyakan anak Mahasiswa dengan Almamater kebesaran masing-masing, ditengah jalan kami bergabung dengan anak UNHAS yang jumlahnya Ratusan atau mungkin Ribuan mungkin satu kampus mereka turun aksi menuju pusat Aksi dilapangan Karebosi Makassar.

Orasi silih berganti meneriakkan tuntutan, setelah itu Pawai berkeliling kota sudut-sudut jalan manusia tumpah ruah Demonstran dan Aparat tidak ada Chaos, tidak ada peluru yang tumpah, tidak ada gas air mata, water Cannon nganggur, sungguh Aksi yang damai dan kami pulang dengan selamat.

Keesokan harinya di Jakarta gedung DPR/MPR sudah dikuasai oleh Demonstran dan memaksa Soeharto untuk meletakkan Jabatan yang Ia pegang selama 32 Tahun dengan Rezim Orde Barunya yang membawa angin Perubahan meskipun sampai saat ini setelah 15 tahun setelah Reformasi menuju kearah yang lebih baik belum juga menunjukkan tanda-tandanya justru makin menjadi-jadi, karena menurutku Reformasi kita kemarin tanpa Agenda yang ada cuma Spontanitas, sehingga beginilah jadi Reformasi kita saat ini yang kebablasan.

Namun apa mau dikata kami juga punya andil dan partisipasi bahkan sebagai anak kandung Reformasi yang cukup untuk dikenang sebagai perjuangan masa lalu, banyak anak SMA yang turun tapi mereka tidak terorganisir dengan Baik seperti yang kami lakukan bahkan kami didampingi oleh Ustadz-ustadz kami, dan syukurnya Demonstrasinya Damai bayangkan bila tidak mungkin salah satu atau salah dua dan seterusnya dari kami sudah ada yang Mati ditembak atau digebukin Aparat yang loyalnya Soeharto.

Acchi.. 03 : 29 PM