Semenjak viral pekan kemarin menghiasi media mainstrem maupun media sosial, tentang sumbangan sebesar 2T oleh keluarga Akidi Tio, negeri ini dibuat terhentak apalagi dibantu viralkan oleh para dedengkot buzzerp dan media-media propagandanya, apalagi dibumbui dengan nyinyiran perbandingan soal etnis soal donasi palestina dan lain sebagainya, makin menggila kabarnya hingga menerobos kepelosok-pelosok desa, apalagi muncul cuplikan gambar bersama pejabat memegang papan donasi itu yang terus digembor-gemborkan.
Tapi tadi sesaat pebulutangkis putri Indonesia mendapatkan medali emas, dua kehebohan muncul yang pertama Indonesia akhirnya memperoleh medali emas pertama di olimpiade Tokyo 2020 dari cabang bulutangkis, dan yang kedua berita hebohnya anak Akidi Tio ditangkap polisi karena dianggap ngeprank donasi atau hoax soal donasi 2T, di timeline dan beranda media sosial menghiasi kedua berita heboh tersebut yang memang timingnya bersamaan.
Sampai saat ini belum ada rilis info terbaru yang keluar, yang pasti satu bangsa tanah air dan udara kena prank nasional diusia negeri ini yang sebentar lagi merayakan hari jadi 76 tahun.
Dari awal saya termasuk orang yang tidak percaya, karena pekan lalu semenjak heboh sempat browsing dan mencari siapa Akidi Tio di Wikipedia tapi tidak menemukan siapa dia. Akhirnya keraguan makin bertambah karena latar belakang yang tidak jelas, pertanyaan pun muncul dia punya duit berapa triliun? Sampai hendak donasi dengan nominal sebesar itu?, bahkan yang naga-naga saja yang sudah terkenal pemilik properti, bank, pabrik, sawit, harta sampai hutan tidak terdengar gaungnya berdonasi sampai triliunan, apalagi yang model china toto.
Bahkan ditwitter sempat saya komentari yang punya twet persoalan donasi ini, dengan pertanyaan kalau memang benar-benar ada nih duit donasi, kenapa keluarga itu tidak membuat lembaga sendiri? untuk mendonasikan duitnya, apalagi pesan mendiang Akidi Tio hanya terbatas diwilayah Sumatera Selatan tentu akan sangat mudah menyalurkan, tinggal gaji orang, kerjasama dengan lembaga sosial, lembaga keagamaan, lembaga kesehatan lembaga zakat, pengurus Masjid dan juga tempat ibadah yang lain. Pendapat saya kurang dari 3 bulan sudah bisa habis tersalurkan tuh duit untuk dibelikan berbagai macam mulai dari Ambulance, Tabung oksigen, vitamin, obat, sampai sembako buat warga Sumsel yang terdampak covid19 ini.
Namun naas ternyata duit sebesar itu entah dimana keberadaanya, rasa-rasanya keberadaanya mirip dengan duit yang satu-satu ribu triliun itu.
Banyaknya tokoh-tokoh nasional yang meragukannya menambah ketidakjelasan dan bisa saja ini hanya halusinasi semata, kecuali buzzerp yang mempercayainya karena mungkin mereka berharap kebagian sedikit racci-raccinya kata orang Makassar. BuzzeRp saat ini lagi menghibur diri mencoba membuat opini counter attack biar tidak malu-malu amat, tapi aaahsudalah buzzerp memang tak punya malu. Hehehe
Acchi
12:36 AM