![]() |
Foto Google |
Pagi-pagi melihat berita tv pada breaking news, ternyata beritanya akan diadakan pembongkaran pagar laut ilegal sepanjang 30 kilometer di laut Tangerang, oleh gabungan Tentara AL dan Masyarakat Nelayan serta didukung oleh anggota dewan, tokoh masyarakat, dll.
Pagar laut sepanjang itu, selalu dikabarkan misterius karena tidak ditahu siapa pemiliknya, dipasanglah atas nama nelayan atas nama warga lokal, padahal itu semua hanya kamuflase dari koorporasi besar yang berafiliasi dengan oligarki yang berhasrat besar menguasai pesisir dengan cara perluasan daratan dengan cara reklamasi. Dan ternyata kasus-kasus seperti ini sudah ada dibeberapa kota dan kabupaten di Indonesia.
Semenjak berita ini mencuat, para pejabat banyak yang jadi bloon, banyak yang jadi dongo dan tolol, bahkan pura-pura amnesia, padahal sejatinya mereka tahu. kemudian buzzerp bayaran juga tak henti-hentinya berdengung membela majikan, rela menjilat dan mengorbankan harga diri dan bangsanya.
Bayangkan laut sepanjang itu sudah dikapling-kapling, dibuatkan surat bangunan, surat tanah, sementara pejabat bersangkutan masih pura-pura bloon, bahkan ada yang masih bisa tersenyum diatas Rubicon dari hasil kerja manipulasi negara.
Harusnya pemerintah atas nama Negara bisa lebih tegas, bukan saja hanya membongkar bambu-bambu yang tertancap, tapi membawa pelaku di meja persidangan beserta dalang-dalang yang menyertai dan yang ada dibelakangnya.
Selanjutnya pemerintah atas nama Negara mengevaluasi proyek-proyek yang mengatasnamakan proyek strategis nasional, yang sejatinya bukan untuk kepentingan bangsa tapi hanya kepentingan bisnis para cukong, sebab proyek itu sudah terlalu banyak merugikan rakyat, rakyat diintimidasi, dipaksa hengkang dan jual murah rumah dan tanahnya. Sawah, sungai, mereka gusur dan timbun, nelayan dipaksa putar jauh gara-gara laut dipagari.
Semoga pemimpin negeri ini, tidak saja bisa mengaum, tapi juga bisa menerkam, terutama dari lingkaran terdekat dahulu yang jadi parasit dan benalu.
Jadikan kurun waktu 100 hari itu adalah prestasi karena ada aksi nyata, bila perlu tiru cara Trump kemarin, sesaat setelah dilantik beberapa kebijakan presiden sebelumnya dianulir dan langsung tanda tangan di beberapa map hitam. Rakyat akan menilai sendiri dengan jujur tanpa perlu bantuan survey, sebab bila gerombolan Mulyono dan fufufafa masih bercokol, maka yang didengungkan tentang Kemakmuran Rakyat hanyalah omon-omon belaka, dan bisa jadi Negara ini bisa lebih cepat bubar tanpa perlu menunggu waktu tahun 2030…
Acchi
05:26 PM