![]() |
Capture OCCRP |
Kado akhir tahun 2024 buat Indonesia adalah ketika organisasi OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) yang sebagai jaringan jurnalisme investigasi global. Yang fokusnya adalah mengungkap kejahatan terorganisir, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan di seluruh dunia.
Dan menominasikan dalam votingnya JOKO WIDODO mantan Presiden Indonesia termasuk sebagai tokoh pelaku kejahatan terorganisir dan koruptor, bersama tokoh-tokoh lain dari benua Afrika dan Asia, Dan yang paling banyak dipilih dan menobatkan yang paling brutal adalah Bashar Al Assad mantan Presiden Suriah.
Menurutku harusnya Benyamin Netanyahu juga harus terpilih karena perilaku kejahatan Genosida atas warga Palestina dan Lebanon
Semalam sebelum petasan dan kembang api bergemuruh, saya mencoba joging-joging di website OCCRP https://www.occrp.org/en, mencoba mencari tahu seluk beluk organisasi ini besarta membaca secara random, beberapa artikel-artikel yang pernah dirilis beserta tokoh-tokoh yang pernah diinvestigasi dan terindikasi melakukan kejahatan
Dengan masuknya JOKO WIDODO menjadi nominator, ini menjadi bukti bahwa aib bangsa dan negara tercoreng, dan ini jelas-jelas yang memberi penilaian adalah organisasi jurnalis dunia, yang sudah pasti bukan penilaian dari anak-anak Abah atau afiliasi dari Mak Banteng
Sementara JOKO WIDODO kemarin dikediamannya di Solo, ketika di konfirmasi wartawan dan jurnalis mempertanyakan hal ini, terlihat menjawab secara santai, seolah tidak terbebani pemberitaan itu, ditambah dengan mimik khasnya yang sedikit plongo-plongo. JOKOWI mencoba menanggapi dengan berkata ini fitnah ini framing jahat dan apa yang dikorupsi, dan seterusnya.
Informasi dari OCCRP ini harusnya menjadi jalan pembuka bagi penegak hukum seperti KPK untuk mengusut kejahatan korupsi, namun sepertinya menjadi sulit karena komisioner KPK yang memilih JOKOWI juga, yang prosesnya dipertanyakan karena berdasarkan aturan undang-undang, komisioner KPK hanya boleh dipilih satu kali masa jabatan, sementara JOKOWI memilih dua kali, diakhir jabatanya kemarin, dan komisioner KPK hari ini adalah orang-orang titipan pilihan JOKOWI.
Sementara untuk defenisi korupsi itu luas cakupannya, tidak saja menilep atau mencuri uang Negara secara pribadi tapi juga karena memperkaya kerabat, keluarga, menyalahgunakan wewenang, nepotisme, merusak tatanan norma hukum dan lembaga seperti MK dan KPK, merubah undang-undang demi anak dan politik dinasti kelompok, semua itu termasuk kategori kejahatan korupsi terorganisir.
Memberantas korupsi itu perlu komitmen dan aksi berani, bukan hanya di omon-omonkan diatas mimbar pidato, perlu penegakan hukum yang tegas dan keras, yang benar-benar punya efek jera.