Capture Instagram |
Sudah tiga hari ini ramai di medsos dibicarakan, khususnya di Twitter/X dan di Instagram, seorang perempuan tuai kontroversi karena postingan instagram foto di Mekkah dengan starbucks sambil menutupi ka’bah.
Sebenarnya hal ini tidak ada yang ganjil, itu urusan mereka, hak pribadi mereka, namun yang membuat ramai karena produk ini terutama produk pendukung dan yang berafiliasi dengan Israel lagi gencar-gencarnya diboikot oleh umat Islam sedunia, karena kebrutalan Israel melakukan genocida yang sudah 200 hari, dan menelan korban 30.000 lebih warga Gaza, tepi barat, dan Palestina pada umumnya. 🇵🇸
Yang membuat heboh karena Zita Anjani ini, adalah perempuan muda anggota dewan di Jakarta, dan anak dari Zulkifli Hasan ketua partai amanat nasional, yang juga sebagai seorang menteri di kabinet Jokowi.
Persoalan boikot adalah persoalan bentuk dukungan, persoalan bentuk keprihatinan dan persoalan solidaritas atas persoalan kemanusiaan.
Memang tidak semua barang atau produk maupun aplikasi yang terafiliasi dengan Israel bisa dihindari sepenuhnya, yang dipakai dikomsumsi sampai hari ini, apa lagi produk-produk yang tidak ada subtitusinya.
Kalau cuma persoalan kopi, saya kira masih terlalu banyak kopi yang bisa dijadikan subtitusi atau pengganti, yang lokal maupun brand internasional, mulai dari kelas premium yang selevel yang di posting itu, kelas sultan dan pejabat, sampai kelas kopi warkop di emperan trotoar.
Begitupula dengan produk-produk untuk kebutuhan rumah sehari-hari dari sabun cuci, shampo, bumbu masak, susu, dan lain-lain, selain produk Unilever, Danone, banyak pilihan yang bisa dipilih yang tentunya tidak berafiliasi dan mendukung Israel. Untuk infonya masih banyak beredar list dan daftarnya berseliwerang dimedia. Bahkan MUI sendiri pernah merilis fatwa dan daftar produknya.
Yang jadi problem sekarang seperti media sosial, dan aplikasi digital yang terkadang masih ketergantungan, namun setidaknya aplikasi, medsos dan lainnya bisa dipakai untuk alat perjuangan, alat pukul balik, bentuk dukungan kemanusiaan. Faksi-faksi perlawanan di Palestina juga terkadang masih menggunakan, memperlihatkan perjuangan dan kesengsaraannya melalui Medsos.
Acchi
08:46 PM