![]() |
Capture Tiktok |
Baru saja saya melihat di Facebook “Daeng Anpes” sudah finish di Manado, bahkan sudah ada video yang saya lihat sudah di Pantai Malalayang dengan berlatar gunung Manado Tua.
Di aksi dan misinya berjalan kaki dari Makassar/Maros menuju Manado. Beberapa hari saya tidak melihat livenya di Tiktok, saya berusaha mencari tahu dan browsing ternyata untuk siaran langsung akunnya kena banned atau kena suspend.
Usai sudah perjalanan panjangnya, yang ditempuh selama 126 Hari, diluar waktu istirahat dan liburannya bahkan saya pernah melihat videonya sempat juga Anpes istirahat karena sakit. Pusat kota Manado di Tugu Zero Point sebagai titik akhir di sambut dan diantar warga yang tumpah ruah, menjelang finish terlihat Anpes menumpahkan air matanya, sambil berkata 🔥 “apa yang saya telah mulai saya harus selesaikan”. 🔥
Perjalanan yang melelahkan dengan jarak yang cukup panjang sampai 1700an kilometer, dengan penuh perjuangan, peluh keringat, air mata dan ditinggal teman seperjalanan, melewati lima propinsi beberapa kabupaten kota, serta banyak kampung dan daerah, bahkan beberapa kali sampai berganti alas kaki.
Dukungan dan antusiasme warga masyarakat menjadi bukti dan menunjukkan persaudaraan tanpa melihat kesukuan dan agama, beberapa masyarakat ramai-ramai menyambutnya, bahkan ada yang membawa bendera merah putih bendera pemersatu bangsa Indonesia.
Anpes telah mengukir sejarahnya sendiri, bahwa dengan media sosial pernah merekam sebagai rekan jejak, melintasi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat. Di Sulawesi Tengah disambut meriah, di Gorontalo warga membludak tumpah ruah, di Sulawesi Utara yang paling pecah karena sebagai titik akhir, bukan saja di bantu dengan logistik, penginapan, yang menyambut juga tidak kaleng-kaleng di sambut Pejabat Desa, Polisi, Babinsa, Ormas Kerukunan Keluarga, di Minahasa ada camat perempuan pun ikut menyambutnya, Dia juga dikawal oleh dua warga dari Gorontalo Si Gondrong dan Si BodreX sampai finish di titik akhir Kota Manado.
Soal cerita dan kenangan sudah pasti sangat banyak yang akan dibawa pulang, dan kalau pulang nanti jangan lupa membawa pulang Arco Si Lamborgini merah yang juga hasil dari sumbangan warga yang dilewati, begitu pula hasil dari live konten sisihkan juga buat kawanmu yang menemani sampai pertengahan jalan, begitu pula buat kawan barumu dari Gorontalo yang membersamaimu sampai finish Manado.
Saya pribadi salut dengan aksinya ini, meskipun masih ada segelintir orang yang mempertanyakan tentang aksinya ini bahkan sampai nyinyir dan membulinya, Anpes mampu menjaga komitmen dan janjinya yang jadi nazarnya, tekad, mental dan konsistensinya cukup kuat melangkah dengan kakinya sendiri. Anpes juga berkata jujur bahwa aksinya dilakukan sambil live ngonten dan buat video konten, dan yang membuat saya kembali memberi apresiasi lebih, ketika live Tiktok saya tidak pernah melihat dia mengemis-ngemis Gift, begitu pula meminta-minta belas kasihan pada warga yang dilewati, justru warga sendiri dengan sukarela dan ikhlas memberi dia bekal logistik. Orang Sulawesi Utara dan Manado sampai berkata “Torang Samua Basudara”...