 |
| Foto Google |
Piala Dunia U17 usai, setelah pertandingan final mempertemukan Jerman dan Prancis dengan kemenangan Timnas Jerman menjadi kampiun, setelah adu penalti dengan skor 4-3 (6-5), pertandingan sendiri dilangsungkan di Stadion Manahan Solo.
Gaungnya biasa-biasa saja, mengingat ini hanya kompetisi sepakbola selevel anak-anak SMA, antusiasme suporter lokal maupun mancanegara juga biasa-biasa saja, tentunya tidak semembludak kompetisi World Cup senior, apalagi Timnas Indonesia yang ikut serta lebih awal sudah gugur.
Justru piala dunia ini lebih heboh drama-dramanya dibanding kompetisinya sendiri, terutama persoalan JIS, salah satu stadion yang di pakai di perhelatan ini.
JIS sebenarnya stadion megah dan berkapasitas besar yang tidak dilirik oleh PSSI untuk digunakan untuk World cup U17 ini, namun karena GBK bertabrakan jadwal dengan konser Coldplay yang sudah lebih awal booking tempat, mau tidak mau PSSI harus cuci muka, dan menggunakan JIS.
Dan semenjak itu, disitulah dibuat drama-dramanya, JIS diverifikasi, dites kelayakan termasuk mengutak-atik rumputnya, sampai diganti dengan anggaran 6 Milyar.
Namun sampai akhirnya pada pertandingan antara Argentina versus Brasil, yang harus delay atau tertunda kick off sampai 30 menit, karena lapangan tergenang air akibat hujan deras, persoalan atap stadion yang tidak ditutup itu regulasi FIFA tersendiri.
Genk rumput akhirnya cuci muka sekaligus gosok gigi untuk kedua kalinya, karena niat hati ingin mendowngrade, karya besar Anies Baswedan dan anak bangsa akhirnya pupus, malah mempermalukan diri sendiri, duit 6 Milyar tidak berefek, lapangan burik, air tergenang, drainase dan resapan tidak bekerja. Tentu sangat jauh beda dengan sebelum renovasi, video komparasi banyak beredar di medsos saat sebelum dan sesudah diutak atik. Hehehe
Penegak hukum kalau mereka benar penegak hukum, KPK maupun Kejaksaan, bisa mengusut ini, sebab ada indikasi menghambur-hamburkan duit rakyat namun hasil tidak sesuai.
Acchi
11:06 PM
