Foto Google |
Setelah menonton debat cawapres, dengan tema khusus seputar ekonomi ini, beberapa format debat yang berubah dan ditingkatkan dari yang sebelumnya, misalnya pemakaian podium dan alat bantu kertas dan pulpen, untuk sebagai bahan untuk mencatat. Selebihnya masih sama, doa masih hening cipta, panelis cuma jadi pajangan dan jadi tukang cabut bola.
Paslon No 1 Muhaimin diawal sempat blunder dengan tidak memperhatikan waktu, sehingga masih ada pesan yang tidak tersampaikan dengan jelas, kemudian sempat keseleo lidah akan membangun beberapa kota yang setara Jakarta, namun kemudian dijawaban selanjutnya baru diperjelas maksud dan tujuannya, dan diakhir sempat waktu terbuang karena pertanyaan jebakan SGIE.
Sementara Paslon No 2 Gibran, diawal-awal cukup bagus, sampai sering meninggalkan podium, mungkin karena hafalan belum blank, namun dipertengahan banyak jawaban yang ngambang dan tidak nyambung, Gibran juga memakai strategi bapaknya dulu saat berdebat dengan Prabowo, yaitu memakai pertanyaan jebakan ke Paslon No 3 dan No 1, yang dia sendiri sempat kelabakan menjawab ketika ditanya balik.
Lalu bagaimana dengan posisi Paslon No 3 Mahfud, Paslon ini cukup menguasai tema debat, tidak meladeni pertanyaan diluar konteks, serta paling taat aturan, tidak pernah meninggalkan podium.
Debat kali ini tidak terlalu panas, tidak seperti debat pertama, debat ini cenderung monoton, tidak ada saling serangnya, sangah menyanggahnya tidak greget, jadi rakyat tidak dapat plotnya soal debat ini.
Acchi
11:46 PM