Terjadi aksi kekerasan oleh aparat di desa Wadas Purwerejo Jawa Tengah, di tv mainstrem mungkin susah menemukan gambar, tapi beredar luas secara massif di medsos itupun terkadang dilakukan secara candid camera, pemukulan pengejaran, penangkapan, bahkan diuber sampai masjid, lembaga bantuan hukum dan insan pers dihalangi oleh aparat untuk masuk di desa itu, sampai listrik pun ikut dipadamkan.
Padahal warga disana hanya ingin alamnya lestari alam yang terawat, makanya mereka menolak keras pembukaan tambang andesit di wilayahnya, karena mereka tahu dari konsekuensi yang akan didapat, terutama kerusakan alam dan tergusur.
Alhamdulillah Muhammadiyah dan berapa lembaga bantuan hukum siap mengadvokasi warga atas kejadian biadab dan keji kemarin itu. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam video yang beredar juga meminta maaf atas kejadian kemarin, semoga niatnya tulus dan warga yang ditangkapi dibebaskan.
Kejadian ini mirip di Sangihe, sebuah pulau yang akan dijadikan tambang, namun warga masih bersikeras menolak itu, disamping karena menjaga kelestarian dan ekosistem alam juga untuk kemaslahatan turun temurun.
Ingat tidak ada pertambangan di Negeri ini, yang betul-betul mengangkat hajat hidup orang banyak di sekitar pertambangan, justru yang ada dampak negatif yang mereka dapatkan tergantung apa yang ditambang, termasuk kerusakan alam, polusi udara, polusi suara, dan efek-efek lainnya. Kalaupun ada seperti CSR, itu terkadang dilakukan setengah hati, pendapatan untuk Negara juga tidak seberapa, itupun hanya habis terbagi bahkan terkorupsi oleh kalangan elit dan tertentu saja.
Hasrat besar cukong oligarki yang terus haus lapar untuk terus mengeruk hasil bumi, membabat dan membakar hutan demi membuka lahan adalah malapetaka besar negeri ini untuk keberlangsungan anak cucu di masa depan.
Dan ingat juga sampai saat ini belum pernah ada aparat yang berdiri membela rakyat bila berhadapan dengan cukong-cukong tambang, mereka lebih sering menjadi kaki tangan untuk menjadi penggebuk dan tukang pukul.
#SaveWadas
Acchi
04:56 PM
