Gudang penimbun penampungnya juga adalah gudang perusahaan distributor, persoalan ini sudah pasti untuk mengeruk keuntungan berlebih, ditengah susahnya minyak goreng dipasaran.
Kalau kemarin partai banteng merah bagi-bagi 10 Ton minyak goreng masih dipertanyakan dimana mereka dapatnya. Namun menurut saya hal seperti itu masih mendingan karena tetap mereka salurkan dan kwantitasnya juga tidak seberapa paling cuma setengah kontainer atau cuma sepuluh ribu kilogram.
Sementara yang ditemukan di gudang di Sumatera Utara, luar biasa banyaknya, kalau dikonversikan dalam bentuk Ton, nilainya sampai 1000 Ton lebih, pertanyaannya adalah daerah lain perlu juga memeriksa gudang serupa, termasuk cabang dari perusahaan distributor itu, karena bisa jadi mereka melakukan hal yang sama, karena bos besarnya kan dia juga.
Penimbunan minyak goreng ini adalah tragedi yang sangat miris dan biadab, mengambil keuntungan ditengah kesusahan rakyat banyak.
Ironi Negeri ini punya lahan sawit terbesar didunia, hutan alam rela dimusnahkan dibabat buldozer, dibakar, demi membuka lahan-lahan baru, sampai dibuatkan pasal-pasal dan peraturan, aturan HPH dilabrak sana-sini, demi ambisi cukong, setelah tumbuh berbuah dan berproduksi, oligarki masih saja belum puas, terutama kartel-kartel memainkan harga dan distribusi.
Sementara rakyat harus rela antri demi seliter dua liter, berbekal KTP KK dan yang pasti duit, demi dapur ngebul, demi usaha warung, PKL, UKM berproduksi.
Acchi
01:46 AM