Masyarakat mulai berpikir, mulai mencari tentang hakekat, menggali informasi tentang corona ini, data pembanding dan informasi mulai bermunculan dimedia sosial, ada yang masih terus muncul bila di searching ada juga yang sudah dibanned, dan entah kenapa dibanned bisa jadi benar adanya atau bisa juga hoax, seperti contoh kecil saja wawancara Deddy Corbuzer dengan mantan Menkes dan juga dengan warga Aceh soal rebusan air ganja bisa menangkal corona atau kisah Mantan Rektor Unhas yang terapi minyak kayu putih untuk mengobati corona yang sempat menjangkitinya, informasi seperti ini didapatkan dari medsos.
Tulisan ataupun video tentang Corona yang beredar bila ditelaah terkadang akal pikiran kita membenarkan, apalagi bila dirunut kebelakang beberapa tahun periode, jadi tidak usah heran bila ada yang menganggap virus covid19 ini adalah virus buatan, konspirasi para globalist illuminati, proyek bisnis badan dunia WHO dan collaborator Negara pencari keuntungan, dll.
Bahkan dikatakan Corona ini hanya flu biasa yang ditambahkan asam amino sehingga dahak jadi kering leher, ada juga yang mengatakan berupa bakteri yang mengentalkan darah sehingga tidak bisa mengalir, dan masih ada beberapa macam pernyataan dari kalangan dokter maupun ilmuwan tentang corona ini.
Belum lagi alat test yang meragukan keakuratan dan validitasnya, seperti yang terjadi di Afrika yang menguji alat tersebut pada hewan, buah, yang diperiksa dengan alat test itu, dan lucunya ternyata bisa positif Corona, begitupun di Italy yang mencoba meneliti sendiri Corona ternyata hasilnya seperti diatas terjadi pengentalan darah karena bakteri.
Saat ini sedang viral dimedsos foto-foto baligho spanduk yang dipasang didepan lorong-lorong di Makassar penolakan warga untuk diperiksa RapidTest, karena bisa jadi masyarakat sudah sadar mereka sudah punya data pembanding yang disadur dari berbagai macam media sebagai informasi mereka juga berpikir ini hanya akal-akalan proyek bisnis yang mengorbankan manusia, sehingga yang terjadi adalah perlawanan-perlawanan.
Kejadian di Makassar beberapa hari ini ada pengambilan paksa jenazah oleh pihak keluarga karena menganggap keluarganya bukan meninggal karena corona, sementara Rumah sakit hendak memakamkan dengan cara protocol cov19 meskipun hasil tes belum keluar, harusnya Rumah-rumah sakit dengan cepat mengeluarkan hasil testnya, bila perlu kurang dari duapuluh empat jam, dan yang terpenting jujur, tidak boleh ada anggapan masyarakat disuap supaya mengakui pihak keluarganya terjangkit corona seperti di Manado sana.
Acchi
10:56 PM