Jagad medsos sekarang lagi ramai soal perbedaan kata mudik dan pulang kampung, meme dan twit status berteberan, nitizen negeri +62 mendapat pelajaran baru, rasa penasaran membuatnya searching di om google, sampai kamus yang sudah lama tak tersentuh kembali dibuka untuk mengobati rasa penasaran, dan bisa jadi sebentar diberita tv akan ada segmen khusus untuk mengulas ini dengan mengundang pakar praktisi atau dosen untuk menerangkan tentang padanan kata itu.
Sinonim kata itu menjadi hiburan tersendiri dimasa sulit pandemi ini bahkan bisa jadi sedikit menambah imunitas karena ada lucu-lucunya sehingga memicu menumbuhkan rasa riang gembira berkat terbawa suasana yang mengasyikkan.
Ataukah bisa jadi ini adalah bagian dari taktik atau strategi militer yang diterapkan dalam penanganan masa-masa sulit seperti ini, biar rakyat yg kena PHK, yg dikejar-kejar Debt collector, yg belum dapat sembako jadi terhibur sedikit, contohnya bisa coba lihat didunia militer bila prajurit semangatnya lagi drop atau mengalami kecemasan karena hendak turun dimedan perang biasanya ada yel-yel yang gembira ria untuk membunuh rasa takut dan cemas.
Semalam saya termasuk dari jutaan pasang mata yang ikut nonton acara tersebut, pembawa acaranya memang nyentrik dan pandai meramu pertanyaan bahkan akan terus dikejar bila belum puas mendapatkan jawaban, sudah banyak tokoh yang dia undang atau dia datangi, beberapa tamu diantaranya pernah berkata bahwa perlu persiapan khusus bila berhadapan dengan mantan anchor tv sebelah itu, belum lagi tatapan matanya yang bisa membuat salah tingkah.
Khusus semalam pemilik acara yang bertandang ke kediaman yang mau dijadikan teman ngobrol dan diskusinya, yang tentunya sudah dijadwalkan sebelumnya bahkan bisa jadi kisi-kisi bahan diskusi sudah diberi sebelum syuting, beberapa kali angle kamera mendapati kaki goyang-goyang dan mata yang melirik kearah catatan kertas dihadapannya untuk dijadikan referensi jawaban dari pertanyaan dari teman diskusi.
Untuk mendapatkan jawaban dari perilaku dan gerak tubuh seperti itu mungkin bisa didapatkan dari pengamatan orang-orang yang berlatar pendidikan psikolog.
Dan mungkin karena sadar diri bukan tuan rumah, ada kebiasaan yang tensinya diturunkan sedikit dalam bertanya dan karena biasanya kalau belum mendapati jawaban yang klop maka sedikit digas-gas. Kalau tdk salah diacara yang sama saat mengundang para menteri itu, ada salah satu menteri yang mengatakan berat kalau berhadapan dengan yang punya acara ini.
Apalagi semalam yg diajak diskusi bebannya sudah berat karena harus memikirkan banyak hal seantro negeri ini, memikirkan wabah, memikirkan dominasi anak buah, memikirkan utang yang sudah menumpuk, memikirkan janji yang belum terealisasi, sampai memikirkan lokasi titik pembagian sombako, maka wajar kalau ada sedikit koslet karena banyaknya (didondoro) serangan pertanyaan.
Namun intinya tidak boleh mudik karena ada sanksinya, Heheheh
** Sorry tidak menyebut Nama, Acara dan Tempat, Hehehe.
Acchi
05:36 PM