Siapa yang mengatakan kalimat judul diatas..?
Semalam setelah pertandingan Timnas
Indonesia U-19 melawan Timnas Laos U-19 di Stadion Utama Gelora Bung
Karno dalam ajang perhelatan AFC Cup 2013 yang disiarkan langsung Oleh
RCTI dan MNC Sport dengan kemennagan telak dengan skor yang cukup besar 4
- 0 untuk Indonesia.
Setelah pertandingan diatas pindahlah
dari channel itu menuju Channel TV One yang menyiarkan acara andalannya
setiap selasa malam yaitu Indonesia Lawyer Club yang dipandu oleh
Pimrednya Si suara Serak berlumpur Karni Ilyas dengan tema “MK Pun disuap, Apa lagi Yang Tersisa”.
Namun ada satu sesi yang cukup menarik
buat saya ketika ada satu orang yang mengatakan kalimat judul diatas,
Siapakah dia..? Refly Harun.
Refly berbicara dengan berapi-api penuh
semangat dengan tutur kata yang cukup baik memainkan Intonasi dan
emosinya dalam menjelaskan ketika Ia diberikan giliran untuk berbicara
oleh Bang Karni Ilyas.
Ia juga mengatakan ternyata Tuhan baru
mengabulkan Doanya selama 3,5 Tahun sebagai orang yang teraniaya karena
merasa tersalimi ketika berperkara di Mahkamah Konstitusi saat itu
ketika menjadi lawyer salah satu sengketa Pilkada 2010 lalu (Sorry saya
lupa daerahnya), Refly merasa ada yang ganjil ketika menangani sengketa
Pilkada ada permainan uang untuk memenangkan kandidat tertentu, kemudian
ketidakpuasaannya itu Ia tulis dengan penuh keyakinan disuatu koran
Nasional “KOMPAS” saat itu.
Kemudian dari tulisan terjadilah
kontroversi sekaligus cambuk buat MK, MK mengambil kebijakan untuk
membuat Tim Investigasi yang di Ketuai sendiri oleh Refly Harun dan
Timnya, Namun hingga akhir Investigasi tidak ditemukan hal yang dimaksud
karena mungkin saat itu Bangkai itu belum membusuk, dan baru 3 tahun
setelah itu Operasi Tangkap Tangan KPK yang membongkar kebusukan itu
tidak tanggung-tanggung orang yang selama ini yang dicurigai bermain
oleh Rafly Harun yang di Gap KPK.
Mahkamah Konstitusi Ambruk, Benteng
tarakhir pencari keadilan itu rontok, gedung dengan pilar yang berdiri
kokoh dan megah itu ternyata silau juga dengan Duit dari ajang ecek-ecek
Pilkadal di Kadali.
Koran “Fajar” Kemarin dengan judul yang
besar ditulis Abraham Samad : Akil Muchtar Tidak Makan Sendiri, dan bila
feeling dari sang ketua KPK ini benar dalam penyelidikan dan penyidikan
dan masih ada hakim-hakim lain yang berbuat demikian juga berarti
kebusukan ini sudah sistematis ditubuh Mahkamah Konstitusi dan didunia
peradilan Negeri ini.
Saya juga baru sadar ternyata masih ada
pengacara-pengacara yang lurus-lurus seperti Refly Harun saya juga
berpendapat Ia tidak membakar lapaknya tapi justru menyelamatkan
lapaknya dari ketidakpercayaan dan sikap apatis masyarakat terhadap
pengacara dan dunia peradilan di Negeri ini.
Saya menulis ini sambil mendengar lagu Iwan Fals (Kantata Takwa) yang berjudul Kesaksian liriknya begini :
Orang-orang Harus di Bangunkan
Kenyataan Harus di Kabarkan
Aku Bernyayi menjadi Saksi
Acchi 10 : 36 AMKenyataan Harus di Kabarkan
Aku Bernyayi menjadi Saksi