Dari Kejauhan Ia datang tanpa Ekspresi,
namun setelah dekat denganku dan teman-teman yang lain wjah yang tak
berekspresi itu langsung tumpah dengan air mata namun tanpa suara,
nafasnya yang keluar seakan terputus-putus dan tak ada teman yang berani
bertanya mereka pada diam, lalu aku mencoba bertanya ada apa sehingga
air matamu tumpah membasahi meja kerjamu..? tapi tak ada juga jawaban
yang kudapat ia hanya diam membisu dan hanya air mata dan nafas yang
terputus-putus.
Pikirku mungkin Ia butuh waktu untuk
membicarakannya dan kami yang lainnya ikut diam dan saling tatap, lalu
ku beranjak dilantai dua diruang kerjaku.
Sejam berlalu dilantai bawah sudah ada
suara-suara kadang riuh kadang terdengar suara yang marah, namun ku
hanya mendengar samar-samar, tapi penasaranku tak bisa lagi kubendung
akhirnya kucoba ikut nimbrung dibawah dan menyimpan sementara
pekerjaanku yang masih tersisa.
Eh.. setelah mendengar dari hasil
pembicaraan teman-teman ternyata kasus KDRT teman yang tadi datang tanpa
ekspresi sudah berbicara dan mengutarakan masalahnya dalam rumah tangga
sambil menunjukkan lebam dipipinya akibat bekas tangan dari suaminya
karena dipukul, Ia tak membicarakan substansi permasalahan keluarganya
karena itu urusan dapur mereka.
Tapi yang kami sayangkan adalah
pemukulan itu yang membuat kami-kami sebagai teman ikut prihatin, tentu
saja dalam pikirku ku mengatakan bahwa bukankah saat ini sudah ada UU
KDRT yang melindungi bagi yang teraniaya dalam rumah tangga, dan
seandainya itu sudah berulang beberapa kali mungkin sebaiknya dilaporkan
saja kepada yang berwajib biar diproses berdasarkan UUnya, sebab tak
usah lagi berbicara cinta dan sayang bila itu terus terulang, karena yg
demikian bukan cuma fisik yang tersakiti tapi sakit secara psikis dan
hati, tak usahlah bicara seksual dan yang lainnya karena sudah pasti
berdampak kesana.
Berselang beberapa saat kemudian orang
tua teman saya dan kakak laki-lakinya dan anak bayinya yang masih
berumur satu tahun lebih datang menjemputnya untuk pulang lebih awal
sambil kubertanya ada apa Bu ..? Ibunya menjawab saya mau menyembunyikan
dulu karena suamainya sudah gila dan membawa senjata tajam (badik), dan
setelah itu Mereka langsung beranjak pergi dengan tergesa-gesa.
Dan kami hanya diam dan saling
bertatapan dan mengatakan sudah seharusnya dilaporkan bila hal itu benar
sampai membawa-bawa sebilah badik..
Kasihan..
Naudzubilla min zalik..