Judul
diatas adalah berupa tanggal yang jadi kenangan buatku, dan aku baru
menyadarinya baru beberapa tahun ini bahwa tanggal tersebut merupakan tanggal
cantik, semenjak banyak orang yang mengidamkan moment-moment tertentunya dalam
tanggal cantik seperti banyaknya orang yg menikah di tanggal cantik, grand
opening sebuah usaha, bahkan sampai mengidamkan melahirkan ditanggal cantik
bahkan ada sampai melakukan jalur operasi cesar.
Namun
bagiku ada kenangan tersendiri dengan tanggal diatas yang tak mungkin kulupakan
sebab merupakan hari yang menjadi momentum buat keluargaku.
Sore
itu setelah Shalat Ashar seorang Pemuda dengan bertubuh setengah tambun pergi
untuk berolah raga kesukaannya dengan setelan olahraga merah putih berbaju
merah dan bercelana pendek putih serta kaos kaki dan sepatu cats putih mungkin
karena nasionalismenya juga dengan raket tennis dalam tasnya yang diselempang
mengenderai sepeda motor vespa putih yang mengkilap.
Selang
beberapa jam kemudian setelah berolah raga sekitar pukul lima sore lewat Ia
kembali pulang masih dengan setelan dan gaya yang sama ketika hendak pergi
mungkin yang beda hanya peluh keringat yang masih tersisa, namun di tengah
perjalanan Ia berhenti untuk menstandar motornya namun tak sempat distandar
karena jatuh tersungkur dengan motornya dan kebetulan anak-anak SMK (SMEA) saat
itu yang pulang sekolah sore melihatnya dan memberinya pertolongan dan mulailah
banyak orang yang mengerubunginya dan kebetulan ada tetangga yang kebetulan juga
pulang sekolah serta orang lain yang kebeteluan juga mengenalinya dan orang
yang disekitar tempatnya jatuh kebetulan juga adalah temannya digotonglah Ia
kerumahnya kemudian dibawanya ke Rumah Sakit dengan mobil Hartop milik temannya
itu.
Beberapa
saat kemudian datanglah tetangganya yang anak sekolah tadi yang kebetulan
melintas dan melaporkan kepada orang dirumah, dengan spontan orang dirumah
kaget dan langsung meluncur ke Rumah Sakit, namun yang didapati hanya tubuh
yang kaku dan tanpa nafas lagi spontan tangis pun tumpah dari keluarga,
kemudian dipersiapkan untuk pulang dan disemayamkan di rumah duka.
Ia
adalah sang Maestroku yang meninggalkanku saat aku baru dua minggu di SD ia
tidak sempat melihat lambang yang dibajuku yang telat dijahit Tanteku padahal
Ia ingin sekali melihat Aku berseragam lengkap.
Ia
pergi meninggalkan anak-anak muridnya di tempat Ia mengajar sebagai Abdi
Negara, juga kawan kawan seprofesinya, Ia meninggalkan organisasi yang
dipimpinya yang juga membesarkan namanya sebagai PD Muhammadiyah, Ia
Meninggalkan jamaahnya di Mushollah dekat rumah yang kebetulan Ia juga sebagai
Marbotnya, Ia meninggalkan Raket Tennisnya meninggalkan Vespa kesayangannya.
Dan
yang paling kehilangan adalah Kelurgaku karena Ia meninggalkan Ibuku dengan
anak-anak yang masih sangat kecil-kecil waktu itu, meninggalkan makanan
kesukaannya Pallu butung yang tak sempat disantapnya karena biasanya usai
olahraga baru disantap.
Ia
pergi dengan tidak menyusahkan Ia mati muda karena konon katanya yang mati muda
itu adalah orang baik dan mungkin juga seperti kata pepatah yunani yang
mengatakan Nasib terbaik adalah tidak dilahirkan dan Nasib terbaik kedua adalah
mati muda.
Mudahan-mudahan
dengan tanggal cantik waktu itu dipanggil Tuhan mudah-mudahan juga Ia cantik di
mata Allah dan dilapangkan kuburnya (Amieen) dan tersenyum digerbang penantian.
Allahumagfirly waliwalidayya warhamhuma kama rabayani sagira, juga terima kasih
yang mendalam buat ibuku yang masih terus mengawalku meskipun sebagai Single
Parent.
Kisah
diatas diolah dari bebagai sumber termasuk saksi dan pihak-pihak yang pernah
mengisahkan dan menceritakan kepadaku..
Bantaeng 08 Agustus 2012
Acchijie...