Air bah yang meluncur disungai dan meluber ke jalan, sampai pemukiman, rumah dan fasilitas publik terdampak, keseragaman postingan nitizen tentang banjir menjadi nilai plus, tentang informasi-informasi titik terdampak, yang berarus sampai yang tergenang.
Banyak video, foto terposting oleh kalangan masyarakat khususnya di daerah rendah seperti di perkotaan dan sekitarnya, namun ada satu video yang di posting, yang membuat saya khawatir, yang katanya daerah lannying daerah hulu di ketinggian, kelihatan betul air coklat deras dan besar meluncur di jalan bak seperti di sungai. Kalau di hulunya saja sudah begitu dahsyatnya, maka di hilirnya sudah pasti akan parah.
Jembatan, Tanggul sungai kanal yang tak kokoh apalagi sudah termakan usia, akan gampang putus dan roboh bila kena hantaman bertubi-tubi apalagi seperti kasus lima tahun silam, bendungan jebol di hantam pohon besar yang tumbang dan terbawa arus.
Imbas dari banjir ini adalah kerugian material masyarakat, tidak saja rumah yang terendam bersama perabotnya, kendaraan mogok, sawah ladang terancam gagal panen, jajanan di pasar dari pakaian, sembako, bahkan ada dalam video yang di-posting warga, ayam potong banyak yang mati tenggelam sebelum di potong.
Kepala daerah bersama jajarannya dalam video postingannya, sejak pukul dua dini hari berpatroli melihat kondisi sambil mengingatkan warga untuk siaga dan waspada.
Dan media sosial memperlihatkan keberagamannya, di saat orang-orang terkena bencana, harusnya simpati, empati dan support yang di kedepankan, namun ada segelintir yang nirempati, masih sempat jempolnya menari-nari menghujat sampai urusan pilkada yang sudah kelar masih dibawa-bawa, seperti tabiat “Joker” tokoh antagonis, yang sudah mati rasa dalam film Batman. Atau bisa jadi mereka pengikut Netanyahu tokoh rill didunia nyata yang juga sudah mati rasa, yang secara biadab dan bengis membantai rakyat Palestina disana.
Perbedaan cara pandang politik itu biasa, yang kalah jadi oposan sebagai sosial kontrol itu lumrah, bicara soal tenaga kerja sampai PHK, bicara soal pupuk sampai jalan rusak, kritik tentang lampu-lampu sampai kinerja pemerintahan semuanya masih wajar dalam koridor berdemokrasi.
Tapi soal bencana, karena memang faktor alam, apalagi karena memang soal takdir Allah yang tidak bisa ditolak. Sebaiknya jempol jangan terlalu gampang menghujat, apalagi ini memang ujian yang datang dari pemilik langit dan bumi ini.
Acchi
10:36 AM