Sumber Google |
Beberapa hari ini semenjak
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmayanto menginstruksikan kepada jajarannya untuk
menonton kembali Film Penghianatan G 30 S/ PKI sebagai bentuk mengenang kembali
tragedi yang sangat memilukan itu, sebab semenjak era reformasi film itu tidak
diputar lagi padahal sejak zaman Orde Baru film itu adalah film wajib diputar
oleh stasiun tv pemerintah TVRI, bahkan dipelajaran disekolah juga sudah tidak
ditemui dalam buku sejarah tentang tragedi berdarah ini.
Selain tentara-tentara yang
diinstruksikan untuk menonton film tersebut masyarakat juga tak kalah
antusiasnya untuk menyaksikan film yang disutradarai oleh Arifin C. Noer ini,
akhirnya dibeberapa tempat di Negeri ini menggelar nonton bareng (Nobar), untuk
menjawab rasa penasaran dari masyarakat khususnya kaum muda kaum melenial ini yang lahir diera reformasi
ini.
Tahun lalu TvMU tvnya yang
dikelola warga Muhammadiyah ini memutar Film Penghinatan G 30 S/PKI dan tahun
ini TvMu kembali akan menayangkannya, meskipun cakupan dan daya jangkau masih
sangat terbatas karena hanya bisa diakses melalui tv kabel berbayar dan juga di
jaringan internet.
Dan semalam TvOne tv swasta
Nasional juga menayangkan Film Penghianatan G 30 S/PKI setelah beberapa hari
lalu pihak TvOne mengabarkannya di media sosial melalui Twitter dan facebook,
film yang diputar TvOne ini dilengkapi teks yang berbahasa inggris dan beberapa
adegan yang dipotong serta beberapa sensor sana-sini belum lagi iklan yang
menjedahinya yang mungkin sebagai syarat atau kode etik penyiaran yang
mengharuskannya seperti itu, sehingga bagi yang sudah menontonnya ada sedikit
keganjilan karena ketidakutuhan dari film itu, meskipun begitu durasi waktunya
juga tetap panjang karena film ini usai sampai hampir pukul tiga dinihari waktu
Makassar.
**********
Saya pribadi kembali mengenang
Film Penghianatan G 30 S/PKI ini sebab diwaktu SD di zaman TVRI masih
menayangkan tiap tahun film ini tak pernah tuntas menyaksikan film ini karena
durasi film yang sangat panjang sampai tiga jam bahkan lebih dan waktu
penanyangannya malam mirip-mirip waktu penayangan TvOne semalam, meskipun saat
itu TVRI belum ada iklan dan sensor tetap saja lama bagi saya yang masih
anak-anak sebab jam sembilanan malam jam tidur bagi saya meskipun mata ini
dipaksa untuk begadang tetap saja ngantuk, belum lagi Tv dirumah masih layar
hitam putih yang didepannya dipakaikan material plastik berwarna biru, namun
ada beberapa teman saya yang menyaksikan tuntas hingga akhir film ini.
Saya baru menyaksikan tuntas Film
Penghianatan G 30 S/PKI ini saat ada nonton bareng di Bioskop di Kabupaten
Bantaeng, Bioskop satu-satunya didaerah saya saat itu dan saat ini sudah tidak
ada lagi, saya bersama teman-teman SD dan para Guru beserta dari SD lainnya
juga ikut menyaksikan karena waktu menontonya saat pagi hari, tiket masuknya
juga murah hanya tiga ratus rupiah kalau harga normalnya lima ratus rupiah
bahkan kalau film yang sekelas Box Officenya pada masa saat itu untuk masuk di
Bioskop itu sampai tujuh ratus limapuluh rupiah.
Keadaan didalam jangan disamakan
dengan bioskop-bioskop zaman sekarang yang ber AC kursi lipat dan empuk dengan sandaran
kursi yang sangat memanjakan kualitas gambar dan suara apa lagi, zaman itu bioskop didaerah saya masih menggunakan
bangku kayu panjang yang pemisahnya hanya garis cat yang berwarna putih tidak
ber AC hanya ada kipas angin itupun hanya dipinggir-pinggir dinding selebihnya
anginnya angin alami yang masuk dari ventilasi jendela, soal suara dan gambar
lumayanlah untuk zamannya.
Seperti biasa zaman anak-anak
sama-sama nonton tapi setelah keluar dari bioskop tetap juga dicerita lagi soal
film itu dan seingat saya ada teman yang daya ingat dan nalarnya cukup bagus
akan film itu ada juga yang biasa-biasa seperti saya ini, hehehe, dan ternyata
keesokan harinya disekolah guru mengevaluasi kami-kami soal film G 30 S/PKI itu
dengan menanyai kami para murid seperti siapa nama Jenderalnya, kejadiannya,
siapa aktor dan dalangnya, sutradaranya dan lain-lain. Sehingga ada perpaduan
pelajaran sejarah dan sastra serta seninya juga.
**********
Terlepas dari masih Kontroversial
film itu karena masih ada adegan yang dianggap berlebihan atau bla bla dan
lainnya bahkan masih marak terdengar pesanan penguasa saat itu, bagi saya itu
adalah hal lumrah saja dan intinya tragedi
seperti ini tidak boleh terulang kembali karena kejadian ini memang nyata
adanya dan tak terpungkiri bahwa ada penghianatan yang memakan korban.
Acchi 01 : 06 PM