Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Saturday, 30 September 2017

Mengenang Film G 30 S / PKI

Sumber Google
Beberapa hari ini semenjak Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmayanto menginstruksikan kepada jajarannya untuk menonton kembali Film Penghianatan G 30 S/ PKI sebagai bentuk mengenang kembali tragedi yang sangat memilukan itu, sebab semenjak era reformasi film itu tidak diputar lagi padahal sejak zaman Orde Baru film itu adalah film wajib diputar oleh stasiun tv pemerintah TVRI, bahkan dipelajaran disekolah juga sudah tidak ditemui dalam buku sejarah tentang tragedi berdarah ini.

Selain tentara-tentara yang diinstruksikan untuk menonton film tersebut masyarakat juga tak kalah antusiasnya untuk menyaksikan film yang disutradarai oleh Arifin C. Noer ini, akhirnya dibeberapa tempat di Negeri ini menggelar nonton bareng (Nobar), untuk menjawab rasa penasaran dari masyarakat khususnya kaum muda  kaum melenial ini yang lahir diera reformasi ini.

Tahun lalu TvMU tvnya yang dikelola warga Muhammadiyah ini memutar Film Penghinatan G 30 S/PKI dan tahun ini TvMu kembali akan menayangkannya, meskipun cakupan dan daya jangkau masih sangat terbatas karena hanya bisa diakses melalui tv kabel berbayar dan juga di jaringan internet.

Dan semalam TvOne tv swasta Nasional juga menayangkan Film Penghianatan G 30 S/PKI setelah beberapa hari lalu pihak TvOne mengabarkannya di media sosial melalui Twitter dan facebook, film yang diputar TvOne ini dilengkapi teks yang berbahasa inggris dan beberapa adegan yang dipotong serta beberapa sensor sana-sini belum lagi iklan yang menjedahinya yang mungkin sebagai syarat atau kode etik penyiaran yang mengharuskannya seperti itu, sehingga bagi yang sudah menontonnya ada sedikit keganjilan karena ketidakutuhan dari film itu, meskipun begitu durasi waktunya juga tetap panjang karena film ini usai sampai hampir pukul tiga dinihari waktu Makassar.

**********

Saya pribadi kembali mengenang Film Penghianatan G 30 S/PKI ini sebab diwaktu SD di zaman TVRI masih menayangkan tiap tahun film ini tak pernah tuntas menyaksikan film ini karena durasi film yang sangat panjang sampai tiga jam bahkan lebih dan waktu penanyangannya malam mirip-mirip waktu penayangan TvOne semalam, meskipun saat itu TVRI belum ada iklan dan sensor tetap saja lama bagi saya yang masih anak-anak sebab jam sembilanan malam jam tidur bagi saya meskipun mata ini dipaksa untuk begadang tetap saja ngantuk, belum lagi Tv dirumah masih layar hitam putih yang didepannya dipakaikan material plastik berwarna biru, namun ada beberapa teman saya yang menyaksikan tuntas hingga akhir film ini.

Saya baru menyaksikan tuntas Film Penghianatan G 30 S/PKI ini saat ada nonton bareng di Bioskop di Kabupaten Bantaeng, Bioskop satu-satunya didaerah saya saat itu dan saat ini sudah tidak ada lagi, saya bersama teman-teman SD dan para Guru beserta dari SD lainnya juga ikut menyaksikan karena waktu menontonya saat pagi hari, tiket masuknya juga murah hanya tiga ratus rupiah kalau harga normalnya lima ratus rupiah bahkan kalau film yang sekelas Box Officenya pada masa saat itu untuk masuk di Bioskop itu sampai tujuh ratus limapuluh rupiah.

Keadaan didalam jangan disamakan dengan bioskop-bioskop zaman sekarang yang ber AC kursi lipat dan empuk dengan sandaran kursi yang sangat memanjakan kualitas gambar dan suara apa lagi, zaman itu  bioskop didaerah saya masih menggunakan bangku kayu panjang yang pemisahnya hanya garis cat yang berwarna putih tidak ber AC hanya ada kipas angin itupun hanya dipinggir-pinggir dinding selebihnya anginnya angin alami yang masuk dari ventilasi jendela, soal suara dan gambar lumayanlah untuk zamannya.

Seperti biasa zaman anak-anak sama-sama nonton tapi setelah keluar dari bioskop tetap juga dicerita lagi soal film itu dan seingat saya ada teman yang daya ingat dan nalarnya cukup bagus akan film itu ada juga yang biasa-biasa seperti saya ini, hehehe, dan ternyata keesokan harinya disekolah guru mengevaluasi kami-kami soal film G 30 S/PKI itu dengan menanyai kami para murid seperti siapa nama Jenderalnya, kejadiannya, siapa aktor dan dalangnya, sutradaranya dan lain-lain. Sehingga ada perpaduan pelajaran sejarah dan sastra serta seninya juga.

**********

Terlepas dari masih Kontroversial film itu karena masih ada adegan yang dianggap berlebihan atau bla bla dan lainnya bahkan masih marak terdengar pesanan penguasa saat itu, bagi saya itu adalah hal lumrah saja dan  intinya tragedi seperti ini tidak boleh terulang kembali karena kejadian ini memang nyata adanya dan tak terpungkiri bahwa ada penghianatan yang memakan korban.


Acchi  01 : 06 PM