Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Tuesday, 18 March 2014

Mencari Kenyamanan di Pantai Losari..

Foto : raddien.com
Sabtu kemarin kami bertiga nongkrong di anjungan pantai losari untuk sedikit melepas penat dari rutinitas harian kami masing-masing, cuaca yang hari itu cukup sejuk untuk menanti terbenamnya matahari menuju peraduannya namun sayang sunshet tidak terlalu asyik karena tertutup awan mendung di ujung barat padahal bila tidak tertutup awan matahari yang tenggelam itu seperti telor mata sapi yang terkikis sedikit demi sedikit.

Lampu digedung-gedung sekitar ketiga anjungan di losari sudah mulai dinyalakan untuk menyambut malam tapi sayang lampu dianjungan yang tertancap di tiang-tiang yang menjulang tinggi keatas tidak menyala yang menerangi anjungan losari hanya lampu-lampu dari pedagang kaki lima itupun kadang juga ikut padam bersamaan, lampu kelap-kelip dari mobil dan skutter mainan yang disewakan juga sedikit punya andil dalam penerangan.

Selepas Maghrib setelah shalat di Masjid Amirul Mukminin Masjid Terapung kami kembali duduk nongkrong menikmati losari di belakang  piala adipura, dan disaat menikmati teh botol dingin diterangi bulan yang belum bulat sempurna.

Seiring makin bertambahnya pengunjung yang datang disaat itu pula para pencari nafkah disekitar anjungan losari juga mulai bergerilya dari anak-anak sampai yang sudah cukup tua, ada yang jualan yang menawarkan dagangannya ada sales rokok yang berparas cantik yang menawarkan rokoknya ada juga mahasiswa dan mahasiswi yang bergerombol ataupun berpencar yang jualan kue yang katanya untuk tambahan biaya penelitian ada juga yang mengatakan untuk kegiatan lembaga mahasiswanya.

Pokoknya macam-macamlah rupa para pengeksplorasi pantai losari namun ada juga yang membuat tidak nyaman ketika kami duduk bercengkrama yaitu pengamen yang silih berganti terus datang meskipun sudah ditolak masih saja terus datang teman-teman yang lainnya dan cenderung memakasakan bila di tolak bernyanyi mereka malah minta rokok.

Ketidaknyamanan lainya anak-anak yang mungkin sengaja berpakaian kumal biar mendapat simpati dari pengunjung untuk diberi belas kasihan yang meminta uang dan anak-anak seperti ini tidak sedikit dan lagi-lagi modusnya mirip dengan pengamen cenderung memaksa.

Tukang parkirnya juga demikian mental korup dikupon hanya tertera untuk motor seribu rupiah mintanya dua ribu itupun juga lagi-lagi dengan memaksa karena konon katanya tukang parkir disana preman-preman yang diberdayakan.

Soal sampah sudah tidak berserakan karena sudah banyak ditemukan tempat sampah atau mungkin kesadaran pengunjung juga sudah naik satu level tingkat kesadarannya akan pentingnya membuang sampah pada tempat yang semestinya.

******

Pantai Losari dengan tiga anjungannya yang sudah cukup cantik untuk dijadikan tempat untuk refresing melepas penat ataupun untuk mencari inspirasi dan spirit, tangan jahil yang merusak mencoret bahkan melabrak himbauan dan larangan yang mungkin perlu penyadaran secara kontinyu, begitupula dengan penaganan sampah juga konsisten biar tidak ada lagi sampah yang mencemari laut dan darat disekitar anjungan.

Soal pengamen dan anak-anak yang masih sering menadahkan tangan meminta-minta uang perlu dicarikan solusi dan pembelajaran tentang etika cara mendapatkan simpati dari pengunjung biar berkesan mengamennya dan cara meminta-mintanya itu tidak kelihatan cenderung memaksa pengunjung, karena tidak semua pengunjung yang ada di losari adalah yang berduit banyak pengunjung losari itu majemuk bahkan mungkin karena losari adalah tempat yang murah untuk menikmati pantai, begitupula dengan tukang parkir yang preman yang diberdayakan itu diberi kode etik biar tidak bermental korup lain dikupon lain yang dibayarkan.

Menempatkan porsenil Satpol PP yang realistis dan proporsional untuk menjaga kemanan biar rasa aman pengunjung dan masyarakat didalamnya merasa nyaman menikmati pantai di fasilitas publik ini, sebab bisa menjadi preseden buruk untuk kota makassar terutama penilaian dari pengunjung mancanegara yang bule-bule itu kasihan mereka ingin santai duduk memotret obyek yang ada disekitar anjungan tapi terganggu dengan bocah-bocah dekil berdaki berpakaian kumal yang tahunya berkata money-money sambil menadahkan tangannya, dengan begitu kemarin ada beberapa bule yang kami saksikan terpaksa kabur mengambil langkah seribu itupun masih terus diikuti oleh bocah-bocah.

Semoga ini bisa cepat dibenahi dipenghujung periode Walikota Ilham Arif biar berkesan Khusnul Khatimah di akhir periodenya kalaupun tidak biar Walikota yang baru Danny Pomanto yang menjadi PR buatnya untuk melakukan pembenahan-pembenahan biar Masyarakat yang menikmati fasilitas publik ini  benar-benar Nyaman,, SEMOGA..!!!

Amien..

Acchi 10 : 56 AM