Jakarta Internasional Stadium (Foto Google) |
Jakarta Internasional stadium, masih terus berpolemik, masih terus digoreng buzzeRp dan cukongnya, setelah kemarin pintu akses, tapi setelah dicounter balik, dijelaskan digambarkan dan divideokan, barulah mereka melek dan sadar.
Bahan baru pun lagi dicoba, kini rumputnya yang di permasalahkan, katanya tidak standar FIFA, tapi sampai saat ini, pihak FIFA sendiri belum ada yang saya lihat komentar, belum kelihatan suratnya, apalagi datang survey dan meninjau.
Yang komentar sampai berbuih-buih, justru dari menteri, bukan cuma satu, tapi beberapa mentri dan penjabat Gubernur, komentar lain juga dari perusahaan kontraktor yang mengerjakan rumput lapangan atau stadion, yang kabarnya kalah tender dengan perusahaan yang mengerjakan rumput JIS.
Mereka akan merombak total rumput hibrid itu, yang sudah pasti akan jadi proyek milyaran lagi, dan yang akan mengerjakan adalah perusahan yang ikut komentar itu.
Penampakan Rumput JIS (Foto Google) |
Perusahaan jelas butuh proyek, dan yang mempekerjakan pasti memburu rente butuh selisih cuan.
Harusnya si Bapak mentri sekaligus ketua federasi, meminta surat kepada FIFA kemudian surat di publish, yang mana poin-poinnya yang tidak standar, dan surat itu sekaligus bisa dipakai pengelola JIS untuk menggugat konsultan yang terdahulu, kalau memang masukannya dianggap gagal.
Perlu diketahui bahwa konsultan JIS itu, sudah sangat berpengalaman dalam dunia perstadionan di Eropa, perlu juga diketahui bahwa rumput hibrid stadion JIS sama dengan yang dipakai beberapa stadion di Eropa.
Ingat ini cuma Piala Dunia kelompok umur, suporter tidak akan semeriah dengan Piala Dunia yang Dewasa, pelajaran dari Piala Dunia U20 di Argentina kemarin, yang ramai cuma suporter tuan rumah, persoalan rumput JIS saat ini juga masih lebih bagus dari yang dipakai di Argentina kemarin yang kelihatan bopeng-bopeng. Dan satu lagi, bila perlu Timnas Indonesia jangan dijadwalkan main di JIS, biar kekhawatiran badut-badut politik tidak terjadi, cukup yang main disana yang dari Afrika, Amerika Latin, Eropa, dan Asia selain Indonesia.
Terakhir sebaiknya tak perlulah banyak drama-drama klasik, kalau memang JIS diperlukan untuk digunakan perhelatan Piala Dunia U17, jangan sampai FIFA kembali membatalkan gara-gara alasan kondisi yang tidak memungkinkan, sekali lagi tanggalkan ego politis, sebab #Perubahan itu sebuah keharusan.
Acchi
06:36 PM