Dua malam lalu video viral Miftah, saya sudah lihat di Twitter/X, muak rasanya bathin ini, dan ternyata banyak orang dibuat geram terlihat dari komentar-komentarnya, dan semenjak kemarin sudah ramai diberbagai platform media sosial.
Begitu tamaknya ustadz itu, diatas mimbar, bicara agama, bicara tasawuf, bicara dalil, tapi merendahkan kaum marjinal yang sedang mencari nafkah, melontarkan kata-kata “Goblok” pada seorang Ayah pejuang nafkah buat keluarganya, dan begitu memuakkan orang-orang disekitarnya yang ikut terbahak termasuk petinggi pesantren itu, untungnya tidak semua santri dan jamaahnya ikut tertawa.
Meskipun dibawah samar-samar bayangan lampu, dan dulang yang berisi #EsTeh dan air yang sedang dijunjung bapak itu, raut wajah yang natural dari air mukanya terlihat begitu rapuh, meskipun dia terlihat sabar menahan malu di permalukan di khalayak banyak di arena pengajian oleh Si Ta’im Miftah.
Setelah ramai yang konon kabarnya si Gus ini yang Gusnya, asal caplok asal cantol saja ini kena hujat, di munculkan video lagi memborong dagangan penjual asongan, memunculkan video mereka datang kerumah Bapak penjual Es teh, yang tertawa terbahak pun ikut buat video klarifikasi, namun sejatinya gerombolan niradab niretika ini sebenarnya tidak lebih mulia dari yang mereka hina dinakan.
Kelabu di bulan Desember bagi Bapak Sunhaji, namun kelak di awal Ramadhan bapak Fakhrulrazi mengajak beliau umroh bersama, yang di posting lewat akun media sosialnya yang saat ini sedang viral dimana-mana
Allah punya cara untuk mengangkat derajat seorang hamba, dan Allah juga punya cara membuka topeng-topeng kemunafikan meskipun ia berstatus pendakwah. Teringat dengan pesan Imam Syafii yang pernah saya baca dalam satu buku, begitu pentingnya mendahulukan adab lalu ilmu, karena adab di dalamnya mengajarkan tentang tutur kata, bersikap, cara interaksi dan pemahaman.
Dan satu lagi, apa Prabowo masih mau memelihara dan masih memberi jabatan orang seperti Miftah ini yang etika dan moralitasnya rendah…? 😂🤣😅