Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Sunday 28 August 2016

Gerakan Makassar Shalat Subuh Berjamaah (GMSSB)



Foto Danny Pomanto

Kemarin baru saja saya menghadiri acara Kompasiana Nangkring bersama AJB Bumiputra, jadi sebelum acara para Kompasioner dan karyawan AJB Bumiputra dan undangan lainnya duduk berembuk saling kenal berbagi cerita saling tukar kartu nama dan nomor handphone sambil minum kopi, ada beberapa kenalan baru yang menanyakan tentang keaktifan menulis di blog keroyokan ini, saya pun menjawab sebenarnya saya tidak terlalu aktif juga tapi saya biasanya menuliskan sesuatu kalau ada momentum dan berbarengan mood, dan kali ini saya tidak akan menuliskan soal dari hasil pertemuan kemarin karena menurut saya tidak terlalu spesial sebab pertemuan kemarin adalah bentuk persentase untuk mengajak masyarakat untuk berasuransi khususnya untuk masa depan pendidikan anak, yang istimewa bagi saya pribadi hanya menyempatkan diri berfoto bareng dengan Bosnya Kompasiana  Bang Pepih Nugraha.

Dan tadi pagi saya lari pagi kebiasan rutin di Ahad pagi dari rumah ke Pantai Losari, dan saya pun dibuat kagum dengan banyak manusia yang baru saja selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah dianjungan City Of Makassar Pantai Losari, sebenarnya saya sendiri semalam punya niat untuk ikut juga hadir di acara yang digagas Walikota Makassar ini namun karena telat bangun dan masjid sudah pada adzan jadi saya shalat subuh di masjid dekat rumah.

Dan kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin dari Pemerintah Kota Makassar setiap hari ahad akhir bulan dan “Gerakan Makassar Shalat Subuh Berjamaah (GMSSB)” ini adalah kali kedua dilaksanakan setelah yang pertama bulan lalu, kegiatan spiritual ini menurut Walikota Makassar Danny Pomanto dalam akun Facebooknya mengatakan tujuan dari gerakan ini untuk melatih kedisiplinan kita melalui shalat shubuh, Ia pun akan terus melakukan perbaikan kedepan agar kegiatan ini bisa bertambah lebih baik lagi, dan juga Ia menghimbau kepada para Camat untuk turut aktif juga melaksanakan kegiatan serupa di masjid-masjid yang ada di wilayahnya terutama masjid-masjid yang besar.

Foto Danny Pomanto
Jamaah yang hadir cukup banyak ada ribuan dari semua kalangan karena yang saya saksikan sendiri tadi ada TNI, Polisi Satpol PP, dan yang memakai baju seragam lainnya yang saya tidak tahu dari instansi mana atau mungkin kelompok ormas atau bisa juga dari kelompok majelis ta’lim bahkan saya sempat menanyai beberapa orang anak kecil yang berpeci dan bersarung yang katanya dia dari Pesantren ada juga dari anak Panti Asuhan yang bergamis putih-putih, acara yang dihadiri Walikota dan para stafnya beserta masyarakat lainnya ini tidak cuma sampai di shalat subuhnya saja tapi ada juga di isi dengan ceramah subuh.  

Saya juga teringat yang dikatakan Walikota saat menutup kegiatan Reuni Akbar kami Alumni Pesantren Gombara bulan lalu Ia mengatakan bahwa kegiatan shalat subuh berjamaah itu untuk memprioritaskan anak-anak sekolah jadi ia menghimbau para orang tua untuk membawa serta anaknya dalam kegiatan GMSSB bulanan ini.

Dengan adanya kegiatan seperti ini mudah-mudahan Kota Makassar ini bisa menjadi kota yang religius damai dan menentramkan, dan semoga tidak ada lagi anak-anak yang ngelem, narkoba, begal, termasuk pula yang dewasanya terutama aparat yang bentrok sesama aparat seperti kejadian yang lalu, dan ini adalah momentum yang sangat bagus dan sudah pasti baik karena mengandung nilai kemanusiaan dengan silaturrahimnya dan tentunya hubungan vertikal dengan Allah SWT sebab Allah menjajikan dua rakaat sebelum subuh itu lebih baik dari dunia dan isinya apalagi shalat subuhnya.

Dan semoga pula dengan gerakan atau program ini terus berlanjut spiritnya harus terus bertambah baik agar tidak membosankan dan menjenuhkan karena biasannya kalau tidak dijaga semangatnya bisa berkurang atau terkikis dan semoga Allah SWT memberi keberkahan dan cucuran rahmatnya kepada seluruh masyarakat Kota dan Kota Makassar khususnya dan secara umum Negeri tercinta ini “Baldatun Tayyibatun Wa Rabbun Ghafur” Amin.

Acchi  11 : 56 AM

Thursday 25 August 2016

Suatu Ketika di Sekolah Berasrama Gombara Part 18 ( Edisi Mengenang Ust Zulvan Rofadi )


Ustadz Zulvan Rofadi Madjidi


Dua atau tiga hari lalu kawan saya Rivai Anwar menelpon saya, ada beberapa poin pembicaraan termasuk Ia menanyakan kabar dari Ustadz Zulvan, saya pun hanya mengatakan kondisinya berdasarkan dari sumber media sosial, karena saya sendiri belum sempat menjenguknya di Rumah Sakit, Namun kemarin malam menjelang dini hari di media sosial beredar kabar bahwa Ustadz Zulvan telah meninggal dunia akibat sakit yang dideritanya.

Info yang saya dapatkan dirumah duka sebelum dikebumikan dari anaknya Atum yang cukup tegar saya saksikan atas musibah yang menimpanya mengatakan  bahwa Abinya/Ayahnya sudah kurang lebih sebulan terbaring di Rumah Sakit akibat penyakit Ginjal yang dideritanya, dan kurang lebih dua pekan itu Abinya tidak sadarkan diri atau biasa disebut dalam masyarakat umumnya "koma" atau di dunia kedokteran mungkin juga mengistilahkannya begitu.

********

Bagi saya pribadi dan tentunya teman-teman yang pernah mondok di Gombara dalam waktu periode dan masa-masa kami tentunya tahu betul dengan Ustadz Zulvan karena kami-kami ini adalah muridnya baik dikelas maupun diluar kelas dalam lingkup kepesantrenan karena beliau sendiri termasuk Pembina di Ma’had Gombara.

Seingat saya Ustadz Zulvan mengajar dikelas pelajaran PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) mata pelajaran turunan dari PMP (Pendidikan Moral Pancasila) yang kalau tidak salah dari kelas satu sampai dengan kelas tiga, ketika dirumah duka saya juga sempat menanyakan kepada beberapa santriyah yang juga ikut melayat bahwa beliau juga mengajar mata pelajaran KMH atau biasa disebut Kemuhammadiyahan.

Ada beberapa pengalaman saya pribadi bersama Ustadz Zulvan, karena letak rumahnya dibelakang Asrama kami maka setiap waktu shalat Asrama dilewatinya dan mengingatkan santri  untuk segera ke masjid dan pernah suatu waktu saya pernah kedapatan tidak ikut shalat Isya berjamaah di Masjid akhirnya saya dapat jeweran dan sejadahnya mendarat keras dipunggung saya.

Namun ada pengalaman yang tidak saya lupakan ketika kami para santri dan para ustadz melayat dirumahnya Awaluddin (Uchep) kalau saya tidak salah ingat didaerah JL. Alauddin/Mannuruki yang meninggal dunia karena kecelakaan tenggelam saat liburan bersama keluarganya di Pantai Tanjung Bayang/Merdeka, saat itu ustadz Zulvan segera pulang ke Gombara karena mau menjemput anaknya pulang sekolah, Ia pun mengajak saya pulang ke Gombara sekalian menunggu jenazahnya awal/uchep di Gombara karena akan di shalatkan di Masjid Gombara kemudian akan di kebumikan di Maccopa, saya pun ikut bersamanya mengendarai motor vespa birunya melewati tol reformasi yang saat itu masih baru dan masih tahap uji coba jadi motorpun masih bisa lewat, dan kami pun mengagumi jalan tol baru itu karena jalannya mulus habis dan kiri kananya ada pagar pembatasnya kemudian saya pun sempat menggodanya untuk memacu motor vespanya itu namun jawaban Ustadz Zulvan mengatakan lebih baik kita nikmati ini jalan baru ini karena nanti motor sudah tidak bisa lagi lewat dijalan ini biar lambat asal selamat begitu katanya sambil tertawa.

*******

Sebagai Penghormatan terakhirku ku ikut melayat, dan ikut menshalatinya bersama para adzatis, santri, kerabat, kelurga dan lainnya serta turut serta ikut menggotong tandu jenazahnya bersama anak-anaknya dan santri  di pekuburan sudiang turun dari ambulans hingga keliang kuburnya dengan rasa duka yang sangat mendalam.

Itulah sekelumit yang sempat saya tuliskan dari sekian banyak pengalaman lainnya bersama ustadz Zulvan, mudah-mudahan saya pribadi maupun teman-teman saya dapat mengambil pelajaran dan hikmahnya, semoga menjadi nilai yang tinggi dan semoga amal ibadah beserta baktinya diterima oleh Allah SWT begitu juga dengan amal jariahnya terutama ilmu yang telah ditularkannya bermanfaat bagi kami-kami yang pernah diajarnya begitu juga untuk keluarganya dan semua yang pernah mengenal dirinya.

Allahumagpirlahu, Warhamhu, Waafihi Wafuanhu…

Acchi 00 : 06 AM


Secuil Kenangan Lain di Gombara Baca Juga Di Sini :
  1. Arti dari Sebuah Kejujuran
  2. Pergeseran Tradisi
  3. Ketika Kismul Hanya Panas-panas Tai Ayam
  4. Seleksi Alam Gombara yang Bertahan di Garis Akhir
  5. Nama Masjid Gombara..?
  6. Mengenang Daeng Mabe
  7. Mengenang Kiyai Khalid
  8. Menjelang dan Usai Libur
  9. Dipalak Preman Sentral
  10. Euforia Reformasi 98
  11. Kecewa dengan Guru Olah Raga
  12. Mengenang Ustadz Luqman Basrah
  13. Gombara di Embun Pagi - Malino
  14. Berteduh Sejenak
  15. Tentang Hukuman
  16. (Gombara Undercover Part 1) Akhirnya Naas Juga
  17. (Gombara Undercover Part 2) Kedapatan Main Kartu di Waktu Shalat
  18. Kiriman dari Kampung
  19. Cerita Horor Penjara Suci
  20. Shalat Gerhana di Imami Kiyai Khalid