Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Friday, 24 April 2020

Surat Terbuka Untuk MUI

 Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahi Rahmani Rahim..
Surat Terbuka 

Buat : 
1. Majelis Ulama Indonesia
2. Dewan Masjid Indonesia
3. Muhammadiyah
4. Nahdatul Ulama
5. Ormas Islam Lainnya
6. Gubernur Sulsel
7. Bupati Bantaeng

Sehubungan dengan adanya pandami Covid19 ini, dan berdasarkan himbauan Pemerintah  dan Fatwa MUI untuk melaksanakan ibadah dilakukan dirumah termasuk shalat jumat, shalat tarwih, buka puasa bersama, Ittikaf, dan kegiatan Ibadah lainnya dan kegiatan lainnya termasuk tidak mudik.

Kami yang warga Sulawesi Selatan dan daerah lainnya punya tradisi dan amaliyah Ramadhan saat bulan puasa Ramadhan, saat ba'da Isya ada ceramah-ceramah sekitar sepuluh atau lima belas menit kemudian dilanjutkan shalat tarwih begitupula saat ba'da Shubuh, berhubung karena tahun ini beberapa amaliyah Ramadhan di Masjid/Mushallah ditiadakan akibat virus corona.

Maka kami mengusulkan untuk menghidupkan ibadah-ibadah Ramadhan ini dengan cara berbeda pula biar tidak terasa terlalu hambar bulan suci ini.

Dengan cara meminta atau menghimbau ulama, muballigh, dan ustadz untuk merekam suaranya berceramah sekitar sepuluh atau lima belas menit kemudian rekaman tersebut dishare atau diberikan kepada pengurus atau marbot Masjid/Mushallah untuk diputar di Masjid dan diperdengarkan secara luas melalui corong-corong speaker Masjid/Mushallah setiap setelah shalat Shubuh & Isya agar bisa didengarkan oleh jamaah dan warga sekitar Masjid/Mushallah yang ada dirumahnya masing-masing.

Ataukah bisa menggunakan kecanggihan tekhnologi saat ini seperti dengan melalui media podcast, live streaming youtube dan facebook, ataukah memperdengarkan ceramah-ceramah ustadz yang tenar dimedia sosial seperti UAS, UAH, Khalid Basalamah, Das'ad Latif, dll, atau bisa juga memperdengarkan kembali ceramah Dai-dai Kharismatik Buya Hamka, Dai kondang sejuta ummat KH. Zainuddin MZ, ataukah UJE, dan ustadz lainnya.

Selanjutnya tinggal pemerintah daerah, ormas Islam, para ulama, ustadz dan pengurus Masjid/Mushallah yang mengatur mekanisme dan formulasinya, dan juga memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa yang diputar itu hanya rekaman atau live streaming yang diputar dan diperdengarkan melalui corong Masjid dan Mushallah.

Demikian usulan kami semoga bisa dipertimbangkan bila yang kami sampaikan ini adalah hal baik, dan bila tidak diabaikan juga tak mengapa karena namanya juga usulan.

Marhaban yaa Ramadhan marhaban yaa karim
Semoga kita diberi kekuatan dan kesabaran dalam menjalankan Ibadah Ramadhan ditengah musibah wabah virus corona ini, dan semoga Allah mengangkat musibah ini dan semoga doa-doa kita diijabah oleh Allah SWT.

Assalamu Alaikum…

Acchi
02:16 AM
1 Ramadhan 1441 H.

Bantu Share bantu Up gaes biar bisa dilihat kepada yg ditujukan, Thanks...

Thursday, 23 April 2020

Pulang Kampung Bukan Mudik..?

Jagad medsos sekarang lagi ramai soal perbedaan kata mudik dan pulang kampung, meme dan twit status berteberan, nitizen negeri +62 mendapat pelajaran baru, rasa penasaran membuatnya searching di om google, sampai kamus yang sudah lama tak tersentuh kembali dibuka untuk mengobati rasa penasaran, dan bisa jadi sebentar diberita tv akan ada segmen khusus untuk mengulas ini dengan mengundang pakar praktisi atau dosen untuk menerangkan tentang padanan kata itu.

Sinonim kata itu menjadi hiburan tersendiri dimasa sulit pandemi ini bahkan bisa jadi sedikit menambah imunitas karena ada lucu-lucunya sehingga memicu menumbuhkan rasa riang gembira berkat terbawa suasana yang mengasyikkan.

Ataukah bisa jadi ini adalah bagian dari taktik atau strategi militer yang diterapkan dalam penanganan masa-masa sulit seperti ini, biar rakyat yg kena PHK, yg dikejar-kejar Debt collector, yg belum dapat sembako jadi terhibur sedikit, contohnya  bisa coba lihat didunia militer bila prajurit semangatnya lagi drop atau mengalami kecemasan karena hendak turun dimedan perang biasanya ada yel-yel yang gembira ria untuk membunuh rasa takut dan cemas.

Semalam saya termasuk dari jutaan pasang mata yang ikut nonton acara tersebut, pembawa acaranya memang nyentrik dan pandai meramu pertanyaan bahkan akan terus dikejar bila belum puas mendapatkan jawaban, sudah banyak tokoh yang dia undang atau dia datangi, beberapa tamu diantaranya pernah berkata bahwa perlu persiapan khusus bila berhadapan dengan mantan anchor tv sebelah itu, belum lagi tatapan matanya yang bisa membuat salah tingkah.

Khusus semalam pemilik acara yang bertandang ke kediaman yang mau dijadikan teman ngobrol dan diskusinya, yang tentunya sudah dijadwalkan sebelumnya bahkan bisa jadi kisi-kisi bahan diskusi sudah diberi sebelum syuting, beberapa kali angle kamera mendapati kaki goyang-goyang dan mata yang melirik kearah catatan kertas dihadapannya untuk dijadikan referensi jawaban dari pertanyaan dari teman diskusi. 

Untuk mendapatkan jawaban dari perilaku dan gerak tubuh seperti itu mungkin bisa didapatkan dari pengamatan orang-orang yang berlatar pendidikan psikolog.

Dan mungkin karena sadar diri bukan tuan rumah, ada kebiasaan yang  tensinya diturunkan sedikit dalam bertanya dan karena biasanya kalau belum mendapati jawaban yang klop maka sedikit digas-gas. Kalau tdk salah diacara yang sama saat mengundang para menteri itu, ada salah satu menteri yang mengatakan berat kalau berhadapan dengan yang punya acara ini.

Apalagi semalam yg diajak diskusi bebannya sudah berat karena harus memikirkan banyak hal seantro negeri ini, memikirkan wabah, memikirkan dominasi anak buah, memikirkan utang yang sudah menumpuk, memikirkan janji yang belum terealisasi, sampai memikirkan lokasi titik pembagian sombako, maka wajar kalau ada sedikit koslet karena banyaknya (didondoro) serangan pertanyaan.

Namun intinya tidak boleh mudik karena ada sanksinya, Heheheh

** Sorry tidak menyebut Nama, Acara dan Tempat,   Hehehe.

Acchi
05:36 PM

Wednesday, 22 April 2020

Dampak Ekonomi Rakyat Kecil Akibat Corona

Tadi pagi seorang ibu pedagang sayur bertanya dengan bahasa daerah kapan kita ini bangun sahur?, kemungkinan malam jumat atau tunggu pengumuman dari pemerintah jawabku, dia bertanya lagi katanya tidak adalagi tarwih, saya pun mengatakan bahkan lebaran lagi bisa jadi tidak ada kalau ini penyakit masih ada, dia kembali bertanya sebenarnya apa yang kena kita ini karena seumur hidup baru saya dapat yang begini, keadaan sudah susah datang lagi ini penyakit, sambil menunjukkan sayurnya ke saya bahwa itu sayur kemarin masih banyak belum habis-habis biasanya sebelum penyakit ini datang sebelum Ashar saya sudah pulang sambil menyebut nama kampungnya, karena kebetulan dia tinggal dikaki gunung daerah ini.

Dua malam lalu waktu duduk-duduk depan rumah tetangga saya mengatakan pada saya bagaimana ini kredit KURku di Bank  sudah mau jatuh tempo baru anak-anak sekolah libur, sekolah tutup sudah satu bulan lebih, tetangga saya itu pencahariannya dari kantin sekolah karena berdagang disana, yang satunya juga ngomong saya juga pusing dengan kredit rumah subsidi saya, warung tempatnya bekerja tutup karena bos lagi mudik, saya pun menyarankan untuk ke Bank BRI untuk minta keringanan, minta dispensasi penundaan atau hanya membayar bunga saja dulu, sementara yang satunya saya sarankan untuk konsultasi pada developernya atau langsung juga ke Bank BTN menanyakannya.

Kasus diatas adalah contoh kecil dampak dari wabah ini, rakyat kecil sangat terpungkul dengan hantaman wabah ini, sementara rakyat butuh makan, rakyat butuh stimulus, rakyat butuh bantuan dan dibantu, problem sosial ekonomi terjadi dimana-mana bahkan dimedia ada kabar ada seorang yang meninggal bukan karena wabah yang menjangkitinya tapi tidak makan selama dua hari, ada juga yg digebuk karena mencuri beras karena sudah tak bekerja lagi karena tempat kerjanya sudah tutup sementara dia sudah tak  tahan lapar.

Karena wabah ini belum diketahui kapan akan berakhir, sampai kapan akan bertahan, kemudian tindakan masa recovery pasca ini akan seperti apa semuanya masih samar-samar. Dampak corona ini menghantam ekonomi secara global dan menyeluruh sehingga perekonomian penurunannya sangat drastis, berefek luas dan besar.

Pemerintah saat ini harus serius dengan masalah-masalah seperti ini jangan lagi ada lucu-lucuan dan bercanda seperti sebulan dua bulan lalu yang terlalu memandang enteng wabah ini. Percepatan penanganan untuk wabah ini harus segera diperbaiki, pemerintah harus punya formula seperti kasus yang dialami rakyat seperti kisah diatas yang tentunya bukan hanya sebatas himbauan tapi bantuan nyata dan konkrit, pemerintah juga   belajar menerima saran dan mengenyampingkan ego, sinergitas untuk berperan melawan pandemi sangat diperlukan bukan malah mempertontonkan penjegalan - penjegalan persoalan kebijakan.

Acchi
01:06 AM

Tuesday, 21 April 2020

Pengalaman Pertama Menyaksikan Langsung Seragam Kopassus

Beberapa tahun lalu diatas kapal ferry perjalanan dari Bira ke Pamatata, seorang tinggi tegap dengan baju loreng darah mengalir, Ia berdiri ditepi kapal memperhatikan ke arah laut dan pulau liukang juga pulau kambing diseberang, sesekali Ia bercengkrama dengan keluarganya.

Mungkin setelah puas menyaksikan panorama alam air laut yang berwarna hijau biru serta dikejauhan pasir putihnya pulau dan pasir putihnya tanjung bira, kemudian Ia beranjak pergi dari tempatnya berdiri lalu duduk dikursi penumpang pas disampingku.

Mulailah saya membuka pembicaraan apakah bapak sedang bertugas disebelah,? dia menjawab tidak, dia mengatakan berkunjung ke leluhur mau ziarah kubur dan jalan-jalan kekerabat keluarga karena sudah lama sekali dia tidak pulang kampung, karena orang tuanya saat ini berdomisili di Sulawesi Tenggara Buton, dan saya juga kebetulan lahir besar di Buton begitu tuturnya.

Setelah banyak bercerita pria yang sudah saya lupa namanya itu, Ia berpangkat Letnan Dua (satu balok) melekat di kerah leher bajunya, dan juga ada slayer merah terbalut dilehernya, berkata saya mau istirahat dulu mau tidur sebentar, soalnya kurang istirahat semenjak perjalanan dari Mako (Markas Komando) Batujajar.

Pikirku dia mau kebelakang yang ada tempat baringnya atau mau keruang VIP dan  ternyata dia hanya tidur duduk dengan badan tegap sambil memejamkan mata.

Lalu saya berpindah kursi kebelakang disamping keluarganya, lalu sepupunya berkata pada saya bahwa Ia baru menyelesaikan sekolah komando, lelah dan capeknya belum hilang, tapi karena ada kesempatan libur sejenak makanya dia ambil untuk mengunjungi keluarganya untuk ziarah kubur leluhurnya, karena dia sendiri yang ngomong kalau selesai pendidikan akan berkunjung kemakam kakek neneknya.

Dan disaat itulah pengalaman pertama saya menyaksikan Tentara yang berseragam Pasukan Khusus Kopassus didepan mata saya, karena biasanya hanya menyaksikan ditelevisi dan media internet, beda dengan seragam TNI yang lain karena sebagian besar di Makassar ada seperti Kostrad, Zipur, Raider, Denjaka Marinir, Sampai seragam Paskhas dan Pilot Sukhoi, Angkatan Udara semua ada dan pernah saya saksikan saat ulang tahun kesatuan maupun ketika parade dan upacara di Makassar.

Selamat Ulang Tahun 68 Kopassus TNI AD.

Acchi
02:46 AM

Saturday, 11 April 2020

Pahlawan Perang Corona Patut Diberi Penghargaan

Masih ada yah warga yang tega menolak pemakaman jenazah korban Covid19 ini, seorang perawat RSUP Dr Kariadi Semarang Ibu Nuria yang sampai tiga tempat lokasi pemakaman yang warga setempat menolaknya bahkan orang tuanya sempat memohon memelas kasihan kepada warga untuk diberi tempat untuk untuk memakamkan anaknya, bahkan beredar kabar suaminya sendiri yang ikut menggali kubur tapi lagi-lagi ada yang memprovokasi warga untuk menolak pemakaman dilokasinya.

Kasus seperti ini tidak boleh berulang, masyarakat perlu diberi pemahaman soal wabah ini dan tata cara pemulasaran jenazah korban corona ini, agar tidak ada lagi penolakan-penolakan.

Dokter, perawat, tenaga medis, petugas rumah sakit bahkan sampai office boynya, seperti yang orang-orang bilang sebagai garda terdepan ataukah ada juga yang menyebutnya sebagai benteng terakhir dalam peperangan melawan corona virus disease 19 (Covid19) ini.

Selayaknya bila mereka menjadi korban gugur dalam tugas karena keganasan virus ini maka layak diberi penghargaan setinggi-tingginya dengan dimakamkan di taman makam pahlawan karena mereka-mereka lah pahlawan sesungguhnya dalam peperangan ini dan juga sebagai bentuk antisipasi seperti kasus-kasus seperti diatas yang tertolak oleh warga.

Acchi
07:46 PM

Friday, 10 April 2020

Jangan Gampang Termakan Isu

Tak henti-hentinya corona ini menjadikan kebiasaan orang-orang menjadi aneh, ditengah simpan siurnya berita yang berseliwerang, fakta dan hoax ibarat tanpa sekat lagi karena adanya kemiripan diantara keduanya.

Rakyat yang galau bercampur panik meskipun ada juga masyarakat yang cuek bebek tanpa peduli dan cenderung pasrah.

Konon kabarnya di Makassar berdasarkan pantauan saya di facebook digrup info kejadian kota Makassar dipasar-pasar sedang ramai orang berbelanja karena akan mengisolasi diri selama tiga hari berdasarkan info yang mereka dapat di media sosial dan grup-grup whatsapp bahkan saya pribadi sempat mendapatkan digrup dan status teman yang saya lihat.

Entah siapa yang punya ide itu entah siapa yang menginisiasi membuat gerakan itu sehingga warga sampai dibuat panik seperti itu.

Meskipun dalam edaran itu ada benarnya tapi ada juga kekeliruannya, pertanyaanya kenapa cuma tiga hari?, Harusnya masyarakat tidak gampang lupa bahwa sudah tiga kali jumat dan ini hari sudah empat kali sebagian besar Masjid tidak ada shalat jumat lagi dan si corona masih tetap ada , bukankah  masa inkubasi virus corona bisa sampai empat belas hari?, dan akan terus berpindah melalui bila ada kontak maupun droplet (batuk/bersin ta'bbasik) bagi yang terinfeksi dan juga melalui benda yang terkontaminasi.

Pihak terkait harus kerja keras lagi dalam memberi pemahaman terhadap masyarakat biar tidak menimbulkan hal seperti itu, istilah-istilah seperti social distancing, physical distancing, lockdown, dan kini muncul lagi PSBB, yang terlalu banyak sehingga susah dipahami dan bahkan terlalu sering berubah-ubah juga ikut memberi andil dalam kebingungan masyarakat.

Agar masyarakat tidak dibuat bingung lembaga khusus menangani seperti itu harus lebih meningkatkan lagi controlnya bila belum ada maka harusnya ada lembaga khusus untuk mencounter atau memberi penyaringan berita-berita seperti itu, karena terkadang niatnya baik tapi terkadang ada kekeliruan dalam menyampaikan dan bila yang disampaikan benar teruskan sebagai fakta bila salah perlu diperbaiki kalau fatal mungkin baru bisa dikatakan hoax, dan sepertinya tugas kominfo dan kemenkes  lebih cocok membuat unit khusus itu, kalau sudah fatal sekali baru diberi kepolisian untuk bertindak, atau jangan sampai terjadilah biar penjara yang kapasitasnya sudah dikurangi kembali membludak karena kasus penyebaran berita hoax-hoax.

Acchi
02:16 AM

Wednesday, 8 April 2020

BEM Abal-Abal Rasa BuzzeRp

Beredar di Medsos Aliansi BEM (Abal-abal) Jakarta yang mengkritisi pemberian fasilitas hotel bintang lima oleh Pemprov DKI Jakarta kepada pasukan garda terdepan dalam penanganan CoV19 yaitu Dokter Perawat dan Pekerja Rumah Sakit.

Berselang beberapa saat muncul di medsos surat klarifikasi dari BEM (Asli)  yang bahwa itu tidak benar dan hanya mengatasnamakan pribadi kelompoknya saja dan tidak sama sekali mewakili suara BEM (Asli).

Lalu siapa mereka ini.? Medsos kembali memperlihatkan foto-foto mereka melalui jejak digital silakan dicek sendiri dimedsos saat ini sedang berseliwerang, bahkan mereka sangat patut dicurigai adalah BuzzeRp peliharaan.

Karena karakter dari BuzzeRp adalah suka over puja-puji dan menafikan fakta riil sesungguhnya, mereka juga mati rasa dan sensifitasnya terhadap kemanusiaan tidak ada, mereka rela menjual harga dirinya dan menjadi penjilat, cara berpikir dan cara pandangnya terhadap sesuatu sangat mencederai nalar.

Seperti contoh yang dia kritisi itu mereka pura-pura tidak tahu bahwa sudah berapa dokter perawat dan perangkat kesehatan yang sudah meninggal karena virus ini, bahkan ada perawat terusir dari kostnya karena stigmatisasi dan dikucilkan, mereka tidak pakai nalar bahwa hotel yang diberikan kepada perawat dan dokter itu adalah aset pemprov DKI Jakarta sendiri jadi terserah Gubernurnya selaku pemangku kebijakan kalau memberi pelayanan kepada pasukan garda terdepan ini.

#BEMAbalAbal

Acchi
01:46 AM

Monday, 6 April 2020

Berkah Corona Napi Bebas

Setelah dua hal aneh ditulisan kemarin tentang persoalan yang menyangkut virus covid19 ini, kini muncul lagi hal aneh yang merupakan kebijakan dari pemerintah yaitu melepaskan narapidana diseluruh Indonesia dengan jumlah sekitar tiga puluh ribuan orang dikarenakan banyaknya lembaga pemasyarakatan yang over kapasitas sehingga dianggap rentan terjadi penularan didalam lembaga pemasyarakatan tersebut maka dibuat dengan persyaratan bahwa napi telah menjalani dua pertiga masa tahanan dan syarat lainnya kalau itu terpenuhi bisa melangkah keluar.

Yang kontroversi adalah narapidana koruptor juga disebut-sebut ingin kecipratan berkah corona ini namun karena jagad dunia maya dan nyata ini ribut sampai ada kecaman maka untuk sementara ditangguhkan dulu, padahal napi koruptor selnya biasanya sendiri-sendiri tidak seperti sel maling ayam yang bahkan tidurnya bisa bergantian kata Najwa Shihab, karena ini ramai sampai menteri di buat saling mengklarifikasi persoalan ini.

Ataukah mungkin sementara dicarikan jalur atau cara lain atau apalah namanya bahkan mungkin menunggu nitizen lupa dan khilaf.

Seharusnya melihat kondisi tersebut maka akan lebih baik bila narapidana itu tetap didalam mumpung belum ada kasus yang didapatkan dilembaga yang terinfeksi karena mereka sudah terlockdown dengan sendirinya yang dibatasi adalah interaksi dengan pembesuk dan sipir terhadap narapidana.

Lalu hari ini ada berita yang ditangkap karena nongkrong dan berkeliaran, kemudian ada juga berita surat edaran dari kepolisian yang pointnya ada beberapa termasuk menghina presiden dan pejabat, membuat hoax soal corona sampai yang menimbun dan menjual masker yang harganya sadis dan berlebihan bisa dipidana dan bisa dipenjara menggantikan narapidana senior yang sudah keluar itu, dan semua point diatas hanya aparat hukum yang bisa menafsirkan termasuk pasal-pasalnya karena mungkin dipikiranmu adalah kritik tapi menurutnya penghinaan, menurutmu adalah fakta meskipun ada video dan sebagainya tetapi aparat menafsirkan hoax tetap saja hoax, jadi hati-hati karena lapas lagi lengang.

Semoga yang sudah menghirup udara bebas sudah dapat penyuluhan sebelum keluar tentang aturan soal social distancing physical distancing dan PPSB ini, jangan sampai terlalu euforia atau berbuat onar yang bisa memicu keributan ditambah lagi persoalan perut yang lapar, karena bila itu terjadi bisa-bisa pemerintah berpikir lagi pakai darurat sipil.

Acchi
04:36 AM

Friday, 3 April 2020

Stop Semprot Aspal

Sprayer Botol

Corona ini membuat semua sumber daya dikerahkan semua instansi bergerak bahu membahu untuk bersatu melawan corona.

Namun peperangan melawan corona ini juga memunculkan hal-hal aneh termasuk tulisan saya kemarin tentang beberapa daerah yang menolak pemakaman jenazah terinfeksi corona ini oleh warga yang over paranoid terhadap virus corona ini.

Hal aneh lainnya pengerahan mobil-mobil instansi seperti pemadam dan water canon pengurai massa kepolisian untuk menyemprot jalanan, menurut saya ini termasuk aneh karena lebih boros menggunakan desinfektan, mengingat sifat virus itu akan mati di kondisi dua puluh derajat celcius kemudian virus ini tak mampu bergerak sendiri apa lagi lompat sampai salto-salto untuk berpindah dari inang yang lain ke inang yang satunya maksud saya dari aspal lompat salto sendiri ke hidung manusia.

Harusnya mobil tersebut digunakan sebagai tangki penampung atau tangki distribusi untuk sprayer kecil-kecil seperti yang dipakai petani untuk menyemprot hama diladang dan sawah, karena lebih efektif memakai alat semprot tani atau sprayer botol itu untuk menyemprot benda-benda yang lebih besar potensi untuk disentuh tangan-tangan manusia, dikarenakan menurut info gagang pintu yang berbahan alumunium biasanya virus bisa lebih lama bertahan hidup dibanding yang lainnya.

Semoga tidak ada lagi semprot aspal mending semprot tempat parkir dan kendaraan-kendaraan umum dan fasilitas umum menggunakan sprayer yang lebih kecil demi menghemat pemakaian carbol wipol bayclin portex dan teman-temannya.

Acchi
03:06 PM

Thursday, 2 April 2020

Problematika Penolakan Jenazah Terinfeksi Covid_19

Kenapa ramai penolakan warga terhadap Jenazah terinfeksi covid19 yang akan dikuburkan ?.

Ini akan menjadi fenomena tersendiri ditengah galaunya masyarakat terhadap virus corona ini dan akan berkembang bila tidak ada solusi atau problem solve untuk menyelesaikannya.

Pemahaman tentang penyebaran virus harus terus digalakkan secara kontinyu bahwa virus ini peyebarannya melalui droplet (batuk dan bersin ta'bbasik atau muncrat) virus mati dikondisi dua puluh tujuh derajat celcius jadi tidak tahan dikondisi panas, tidak menyebar melalui udara karena sifat virus bersarang dalam tubuh manusia dan menyerang saluran pernafasan atas maka itu kita disuruh untuk tidak menyentuh area muka terutama hidung mata dan mulut, bila bersarang dileher agar banyak-banyak minum biar masuk kelambung karena dalam lambung akan mati dengan keasaman lambung yang berbahaya bila diparu-paru karena akan terjadi pneumonia dan ini biasanya akan parah bila tidak cepat tertangani.
Virus bila diluar tubuh biasanya hinggap dibenda dan mempunyai waktu hidup yang juga terbatas tergantung benda apa yang dihinggapinya konon kabarnya bila terdapat dialminium dan besi masa hidupnya bisa lebih lama beberapa jam dari tempat lainnya  maka dari itu benda seperti itu lebih sering dibersihkan dengan desinfektan jadi bukan orangnya yang terus disemprot desinfektan seperti kisah pengantar galon dan gas yang memilih resign karena sering basah kuyup karena keseringan disemprot.
Informasi diatas itulah sumber yang saya dapat, silakan mencari informasi tambahan lainnya melalui media dan pakar yang lebih paham, dan silakan juga dikoreksi siapa tahu saya juga masih salah dalam menafsirkan dan memahami soal bentuk penyebaran virus tersebut.

Lalu kembali kenapa Jenazah ada yang tertolak oleh beberapa masyarakat padahal dia sudah mati tidak batuk lagi tidak flu tidak berjabat tangan lagi.

Maka dari itu WHO selaku badan dunia yang mengurusi kesehatan ini punya standar dalam pemulasaran Jenazah atau pengurusan mayat, untuk menghindari cairan-cairan tubuh yang keluar maka mulai dibungkus kafan dan plastik dan dimasukkan dalam kotak kemudian disesuaikan cara agama masing-masing kecuali dalam islam tidak dimandikan lagi karena dikhawatirkan seperti yang diatas cairan-cairan dalam tubuh bisa rembes maka cukup ditayammumkan dan disegerakan untuk dimakamkan dalam durasi waktu kurang empat jam bersama kotaknya yang sudah diwraping plastik dan disemprot desinfektan, bila penganut kepercayaan selain islam biasanya ada yang dikremasi (dibakar)

Bagi kita yang muslim tuntunan dalam pemakaman jenazah sudah diajarkan semenjak zaman nabi adam dimana saat burung gagak mengajarkan Qabil menguburkan saudarnya Habil yang telah Ia bunuh karena persoalan perempuan, sampai hingga disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dengan tata cara yang tidak ribet cukup dengan memandikan mengkafani menshalatkan hingga proses penguburan, tentunya panduan itu sudah sangat sempurna biarlah tanah yang mengandung organisme hidup didalamnya yang menyelesaikan tugasnya dalam memperlakukan jasad yang terkandung didalmnya.

Sementara kita yang masih bernafas ini yang belum kita tahu bagaimana bentuk matinya nanti apakah akan tertanam juga dalam tanah ataukah tenggelam dalam air dilautan atau bisa jadi terbakar atau terkremasi.

Semoga tidak ada lagi kabar penolakan jenazah yang diberitakan begitupula bagi petugas pemulasaran jenazah harus sesuai standar baku yang berlaku dalam menangani jenazah biar galau dan khawatirnya masyarakat tidak menimbulkan kepanikan, perlu diingat bahwa yang meninggal juga punya keluarga dia juga tidak mau ditakdirkan meninggal seperti itu, semua karena kuasa dan kehendak Allah SWT.

Acchi
06:06 AM

Wednesday, 1 April 2020

Corona Terukir Dalam Sejarah

Ketika wabah ini mulai merusak tatanan.
Fenomena baru melindas kultur yang sudah ada.
Kota pasar tidak sebagaimana biasanya.
Kehidupan sosial dibuat berjarak.
Himbauan pamflet bertebaran dimana-mana.
Para pemburu cuan rela mengorbankan rasa iba
ditengah terbatasnya masker.
Tubuh dibuat lelah karena terlalu banyak dalam terbatasnya ruang. 
Tanpa salaman disaat hendak berpisah dan pergi.
Saat terbatuk pun bisa jadi stigma.
Di saat tak bernafas pun bisa dikucilkan.
Tak sedikit jenazah yang tertolak warga yang paranoid.

Corona membuat porak poranda semua dimensi.
Ibadah dan hajatan menjadi sangat terbatas.
Generasi anak sekolah angkatan 2020 tanpa ujian nasional dan perpisahan pada guru dan kawannya.
Gelanggang olahraga dijadwal ulang mulai dari sepakbola, balapan ,hingga Olimpiade dan PON.
Liverpool terancam gagal juara dipenantian panjangnya meskipun poinnya terbanyak.
Ramadhan yang sebentar lagi sepertinya akan hambar tanpa tarawih ngabuburit hingga sahur on the road.
Mudik tradisi silaturahmi tahunan jadi terlarang.
Pemburu jabatan melalui Pilkada dipaksa bersabar karena gawean tertunda.
Hingga bayangan yang tak terbayangkan mulai membuka tabirnya satu persatu.

Karena wabah ini orang-orang rajin berjemur
Sebab corona ini cuci tangan jadi kebiasaan
Dengan musibah ini kreatifitas tumbuh membuat perlindungan diri membuat disinfektan, hand sanitizer, masker, hingga hazmat.
Donasi dari penderma termasuk bentuk keprihatinan.
Solidaritas bisa bertumbuh meskipun masih ada yang acuh dan tak peduli.

Tragedi ini belum terlihat dimana ujungnya karena ibarat saling terangkai dari ujung dunia ke ujung dunia lainnya.
Perlawanan masih terus berlangsung.
Segala upaya dan sumber daya dikerahkan.

Tragedi ini adalah moment yang akan mencatat sejarahnya sendiri bahwa pernah ada tragedi mahluk kecil yang bersarang dalam tubuh manusia yang membunuh ribuan orang dibelahan dunia.
Ekonomi down sampai lumpuh pasar tradisional hingga pasar saham terkoreksi.
Cerita lucu menggelitik hingga cerita tentang keprihatinan akan mewarnai.
Sejarah juga akan mencatat yang mana yang memanusiakan manusia dan yang mana yang hanya mementingkan ekonomi.
Yang mana yang panik yang mana yang tak peduli.

Acchi 
00:06 AM