Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Sunday 7 October 2012

Kisah Keluarga Petani dan Pesan Harunya Hari Ini..


Pagi tadi saya dan temanku kesuatu kampung untuk menjalankan tugas kantor dengan perjalanan yang cukup melelahkan juga karena di perlukan tenaga ekstra, tugas yang kami emban dan bawah adalah tugas formalitas yang menyangkut masalah administrasi birokrasi.

Tapi bukan itu yang akan ku uraikan tapi sedikit pencerahan dan satu pengalaman yang kami berdua dapatkan dimana cerita yang kami dapat dari perbincangan itu sungguh sangat menyentuh karena saya pribadi sungguh terbawa suasana dengan cerita keharuan yang diceritrakan.

Ceritanya begini :

Suatu ketika ada keluarga yang sangat-sangat sederhana yang terdiri dari suami istri dan lima anaknya dua laki dan tiga perempuan yang saat itu masih kecil dan masih usia sekolah yang pekerjaan orang tuanya  hanya buruh tani yang miskin yang hanya bekerja disawah dan diladang milik orang lain kemudian di upah setelah bekerja dan kadang pula dengan perjanjian bagi hasil.

Singkat cerita pada suatu ketika ada pemilik tanah dikampung itu yang dermawan sekaligus orang yang mempunyai sawah dan ladang yang biasa memberikan pekerjaan untuk mengerjakan sawah dan ladang kepada keluarga diatas, pada waktu itu si pemilik tanah ini memberikan upah berupa tanah kepada keluarga yang biasa menggarap tanahnya, dan dengan tanah itu dijadikan garapan pula untuk sedikit sawah dan sedikit ladang serta dijadikan rumah tinggal karena dulu gubuknya hanya numpang di tanah orang.

Kelurga petani/pekebun ini yang juga buta huruf berusaha untuk menyekolahkan semua anaknya singkat cerita semua anaknya lulus SMA dan melanjutkan ke sekolah tinggi dan ada juga yang militer, dan saat ini sudah ada yang Menjadi Kapten di Kodim, ada yang Kepala Sekolah, Ada yang Kepala Puskesmas sekaligus Bidang desa, ada yang cuma ibu rumah tangga tapi sarjana tapi suaminya Kanit di Polres, ada yang pengusaha Ayam petelur sampai ribuan ekor Ayam.

Lalu kembali saya bertanya, apa yang di ajarkan Orang tua bapak sehingga bapak dan saudara-saudaranya bapak sukses semua dikampung ini..?

Kemudian Bapak itu kembali bercerita, Bapak ibu saya selalu menganjurkan untuk tidak meninggalkan Salat kemudian baca Qur’an paling sedikit setiap malam Jumat kalau tidak bisa tiap hari, dan bila kami (saudara2 mereka maksudnya) bila pulang sekolah dan masih mendapati Bapak dan Ibu tanam padi disawah kami juga ikut membantu tapi cara tanamnya harus dengan Salawat dan Zikir, kemudian bila panen tiba Bapak dan Ibu selalu mengeluarkan Zakat dan Sadaqahnya meskipun sebenarnya kami juga masih kurang karena hanya sawah dan ladang orang lain dan yang hanya sepetak sawah dan sedikit ladang yang diberikan si dermawan tadi, kemudian juga bila ada hasil ladang seperti pisang dan ubi sebelum dijual dipasar dikeluarkan dulu Zakatnya meskipun itu hanya satu tandang pisang atau hanya dua tiga ikat ubi, dan sedikit demi sedikit bapak sudah bisa beli juga sawah dan ladang tapi itu juga kadang dipegang orang (digadai maksudnya) atau kadang sawah ladang yg dibeli dari hasil susah payah malah dijual untuk biaya sekolah dan kuliah-kuliah kami bersaudara.

Akhir Cerita..

Bapak itu berpesan kepada kami berdua yang pesannya dari pesan Orang tuanya yang disampaikan ulang katanya begini “ lihatlah jauh kedepan karena kedepan jangan cuma hari esok tapi lebih jauh dari esok karena disana hidupmu akan ada dan jangan lupa Tuhan “.

Dan dalam benak saya dan berpikir bahwa bagus juga ini pesan orang tuanya bapak padahal Ia hanya buta huruf tapi tidak buta hati dan pikiran.

Lalu saya bertanya kembali Apa Bapak-Ibunya Bapak melihat kesuksesan anak-anakmya..?

Bapak ini mengatakan Orang Tua kami tidak mendapati kami seperti sekarang ini tapi mendapati diawal-awal kami saat masih baru-baru bekerja dan berdinas.

Setelah perbicangan dan urusan administrasi itu selesai saya teman kembali pulang dan diatas motor sambil merenung kisah bapak dan keluarganya yang saat ini menjadi orang yang terpandang dikampungnya karena mereka semua saudara tinggal dikampung itu semua dan bertetangga.