Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Thursday 30 August 2012

Lebaran di Sini, Tuhan dan Pamanku


Malam Takbiran kemarin tidak seperti dahulu waktu saya masih SD, saat ini jauh dari kesan religius apalagi makna kemenangan yang ada hanya pelampiasan setelah sebulan berpuasa, ada ribuan kendaraan yang turun kejalan motor dan mobil namun hanya segelintir mobil mungkin hanya satu dua yang saya liat mobil bak terbuka yang membawa pengeras suara yang melantunkan takbir.tahlil, dan tahmid selebihnya hanya suara bising dari knalpot-knalpot kendaraan ditambah petasan yang terlalu over dahsyat ledakannya yang bisa jantung bikin copot.

Tradisi becak hias yang turun temurun serta parade takbiran kalah eksis dari suara bising itu, becak hias dan parade takbiran seakan tergerus padahal Masjid dan Mushollah justru bertambah pesertanya tidak lebih dari 20 peserta, bandingkan dengan motor yang jumlahnya ratusan serta mobil yang juga tak kalah banyaknya.

Usulku kepada pemerintah setempat agar kedepan akan lebih baik bila malam takbiran diisi dengan Becak Hias serta parade takbiran yang lebih teratur seperti saat mengarak Piala Adipura semua komunitas saat itu ada mulai dari instansi pemerintahan hingga komunitas sepeda, komunitas motor, komunitas mobil, bank, swasta, pedagang dll. serta memberdayakan anak remaja yang mengenderai motor bising itu kedalam kelompok parade yang lebih teratur dan dinamis, kemudian uang sumbangan sedekah para jamaah masjid jangan terlalu lama ditumpuk akan lebih baik bila sebahagian kecil digunakan untuk mendanai becak-becak hias biar lebih meriah lagi dan ikut berpartisipasi.

————————————-______________________________————————————–
_________________________——————————————-__________________________

Keesokan harinya dihari kemenangan 1 syawal 1433 ummat islam datang berbondong menuju satu tempat ditanah lapang yang luas diatas laut yang sudah direklamasi dengan pemandangan yang indah dan menawan gunung dihadapan disebelah barat dan samping utara ibarat lukisan yang mempesona laut disamping kiri selatan dan sedikit didepan barat ibarat Air kolam karena airnya tak berombak hanya beriak-riak kecil.

Namun sayang seperti yang lalu-lalu orang-orang disini susah diatur tanah yang lapang dan luas ini dibahagian selatannya sangat sulit untuk terisi mereka lebih senang mengisi disisi utara yang dekat jalan padahal itu jadi penghambat bagi saudara-saudara yang lain yang datang agak terlambat karena menghalangi jalan, dan lagi-lagi panitia dibuat repot bahkan tahun ini sudah ditambah panitia tambahan dari aparat kodim setempat.

Ketika shalat id baru kali ini aku mendapatkan imam shalat dalam bacaan shalat Ia menangis, mungkin menangis karena arti dari bacaannya itu atau menangis karena ramadan sudah berlalu, atau ia menangis karena mungkin Ia merasa benar-benar merasakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.
Setelah shalat ada beberapa jamaah yang jatuh pingsan termasuk 4 saf dihadapanku Ia anak muda bersarung coklat dan berbaju koko putih digotong jamaah lainnya dan satpol PP untuk diberi pertolongan, ada juga di beberapa dibarisan perempuan dibelakang yang jatuh dan tersungkur, bahkan ada yang pingsan disaat sujud terakhir dan konon katanya yang pingsan disujud terakhir ini setelah dibawa ke Rumah sakit Ia meninggal dunia (saya belum konfirmasi betul cerita ini tapi sudah beredar dikalangan masyarakat sini) bila ini benar maka sungguh ini adalah Mati yang Indah.
—————————————_______________________________——————————————–
_________________________———————————————–_____________________________
Setelah menunaikan shalat dan Khotbah Id salam-salaman dan pulang kerumah karena dirumah sudah menunggu panganan lebaran Ketupat dan kawan-kawannya yang siap disantap.
Menjelang siang deringan teleopon berbunyi mengabarkan berita duka bukan ucapan Minal Aidin Wal Faidzin tapi berita kematian, spontan meluncur dengan waktu tempuh yang tidak dekat karena berjarak 120 Km, saya dan keluarga tak mendapatinya karena keburu dikubur setelah shalat Ashar.
Kami hanya mendengar cerita dari keluarga tentang musabab kematiannya, namun bukan itu yang kuambil hikmahnya tapi disaat orang lain berlebaran bersama keluarga dan kerabatnya dengan suasana kegembiraan Tuhan lebih memilih merayakan kemenangan bersamanya setelah sebulan penuh berpuasa dan kata istrinya Ia dalam sebulan tak pernah alpa Salat dimasjid disemua waktu Salat.

Aku hanya berkata Selamat Jalan Om Tuhan mengajakmu dengan langkah tegap menghadapnya, sama dengan kasus yang pingsan dilapangan itu kemudiaan Ia meninggal.

———————————————-______________________________————————————-
_____________________________———————————————–_________________________

Akhir Kata perkenankan aku bermohon maaf

Taqabbala llahu minna wa minkum Minal Aidin Wal Faidzin..