Ada yang unik setelah pasangan calon usai kampanye Akbar di Pilkada Bantaeng, pasangan 01 Uji-Sah dan 02 Ia_Kan, di media sosial pendukung masing-masing saling membandingkan, terutama secara kuantitas banyaknya pendukung (Banyak-Banyakang orang Bede ðĪŠ), sementara untuk kualitas itu nomor sekian-sekian.
Membandingkan secara Apple to Apple, seperti membandingkan lokasi acara antara alun-alun lapangan seruni, dan lapangan hitam, bahkan luasnya pun sampai diukur-ukur dimete-metere ðĪĢ, antara artis pendukung TipeX dan Jamrud, membandingkan kemacetan yang mereka buat karena banyaknya kendaraan (Loe-loeang oto na motor), sampai foto atau video zoom dari drone-drone ð , pokoknya masih ada beberapa lagi yang Ojo dibanding-bandingke seperti kata dalam lagu Farel Prayoga. ð
Padahal masing-masing tim ini tidak juga fair dalam mengkomparasikan atau membandingkan, pendukung Oppoki Sikalipi datang ke lapangan alun-alun seruni ambil foto/video saat masih sepi, begitupun sebaliknya pendukung Gaspoll datang ke lapangan hitam seruni juga demikian, masing-masing foto atau video dari drone tidak ada yang saya lihat yang dirilis dimedsos, yang full zoom out sampai ketinggian yang bisa mencover seluruh area, terutama saat artis utama manggung TipeX dan Jamrud, karena disitulah sebenarnya puncak berkumpulnya massa.
Padahal yang datang ini semua belum tentu loyalis, yang akan menusuk di TPS Rabu nanti di tanggal 27, masih ada yang swing voters, undecide voters, bahkan golputers. Ada yang datang karena dimobilisasi, ditakut-takuti, ada yang hadir karena sekedar mau lihat artis, bahkan orang seperti saya bukan cuma satu dua orang, ada yang datang di TipeX datang juga di Jamrud, bahkan orang lintas kabupaten dan kota pun banyak yang berkunjung karena memang tujuan utamanya nonton konser yang tersedia secara gratis. Bahkan ada juga pendukung paslon yang tidak datang karena terkendala uzur, seperti sedang kerja, sedang tugas bahkan sedang diluar daerah dan kota.
Intinya yang menentukan hasil dari kedua calon kepala daerah ini, adalah suara sah diperhitungan rapat pleno atau paripurna terbuka oleh KPU, itupun kalau KPU tidak kalah di MK, karena biasanya akan ada lagi pencoblosan ulang atau perhitungan ulang, kalau sengketa dikabulkan MK. Suara-suara di TPS itu belum tentu sama hasilnya dengan kalkulator KPU, suara di TPS belum tentu juga sama dari besarnya bala-bala atau serangan fajar, tugasnya tim dan pendukung adalah tidak boleh lengah, tidak boleh jalan sempoyongan apalagi gara-gara sebotol minuman ð, tugas utama tim pemenangan bagaimana dia bisa jago mengawal, menjaga, suara jagoannya masing-masing.
Selamat bekerja buat para tim Paslon. ☝️✌️ð