Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Wednesday 9 December 2020

Tragedi Berdarah FPI

Masih teringat tulisan yang kena banned oleh eFB karena dianggap melanggar komunitas, ternyata komunitas yang dimaksud adalah deteksi robot eFB kalau menulis nama H@131B 121Z1Q (secara benar) maka eFB tidak menoleransinya, makanya tokoh-tokoh nasional pun politisi dan lain kalau menulis nama HR$ pasti dengan simbol huruf numerik biar tidak terdeteksi robot pesanan itu. Dan sampai saat ini belum ada alasan atau pernyataan yang jelas kenapa bisa begitu, maka wajar kalau ada masyarakat yang barasumsi bahwa ini adalah bentuk kepanikan dan paranoid atas HR$ sampai namanya saja diketik di eFB begitu menakutkan.


Semenjak kepulangan HR5 dari tanah suci Makkah,kesalahannya masih dicari-cari gerak-geriknya diuber-uber,pergerakannya terus dipantau, dibuntuti dan dipepet.


Dan malam kemarin terjadi tragedi berdarah dengan meninggalnya enam orang laskar FP1 yang ikut rombongan pengawalan HR$ ketika akan berangkat pengajian keluarga.


Kronologi kejadian yang bersumber dari kepolisian yang disiarkan oleh media mainstrem lewat Breaking News dikatakan bahwa laskar FP1 melakukan penyerangan terhadap petugas.


Tapi bantahan lain datang dari pihak FP1 lewat juru bicaranya yang mengatakan bahwa tragedi yang diutarakan kepolisian  tidak benar karena pihak FP1 punya versinya sendiri.


Keganjilan-keganjilan mulai muncul kepermukaan dimulai saat cctv dijalan tol yang tidak berfungsi, dokumentasi dan olah tempat kejadian perkara yang tidak ada, bekas seperti ceceran darah atau proyektil peluru yang tidak ditemukan dilokasi yang dimaksud, beserta tidak adanya saksi-saksi. Rekaman suara yang beredar juga menambah keganjilan itu.


Keterangan polisi yang berubah-ubah soal pistol, soal cctv menjadikan tragedi ini makin menimbulkan pertanyaan besar.


Jenazah yang lama tertahan di RS makin menimbulkan kecurigaan, dan ketika jenazah dikembalikan dan diperiksa pihak FP1 banyak ditemukan luka tidak wajar dan bisa jadi memang tidak ada kejadian seperti kronologis yang diutarakan pihak kepolisian, tapi lebih mendekati dugaan FP1 bahwa mereka diculik kemudian dieksekusi ditempat lain.


Kontradiksi versi ini akhirnya disikapi elemen-elemen masyarakat, ormas, dll untuk dibentuk tim independen untuk mencari fakta sebenarnya yang terjadi dijalan tol itu. Karena bisa jadi ini adalah extra judicial killing yang dilakukan aparat, dan terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh polisi.


Semoga tragedi ini menemukan jalan terang kejadian sesungguhnya, tidak boleh ada yang merasa hanya pemilik tunggal kebenaran apalagi sampai mengancam dan intimidasi hanya karena punya kuasa dan pasal.


Acchi

10:56 AM