Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Friday 8 January 2016

Begal Makassar Kian Ganas



Kota yang kutinggali kini tak ramah lagi adalah sepotong kalimat dari lirik lagu Iwan Fals yang menginspirasi untuk menulis kejadian yang menimpa teman kost kemarin dan ini cukup mewakili rasa cemas yang dirasakan warga kota yang ketenangan sedikit terganggu karena ulah para pelaku kejahatan jalanan yang meresahkan.

Dalam dua minggu terakhir teman kost tetangga di lorong sampai tetangga lorong tertimpa musibah karena di jambret/dibegal dijalan, mulai dari anak Pak RT yang dijambret sepulang kerja meskipun pelaku tidak berhasil mendapatkan barang incarannya namun korban mengalami luka dan keseleo dikaki, sementara kasus yang kedua tetangga lorong yang baru turun dari mobil dijambret di jalan Rusa dengan kerugian material cukup banyak, jutaan uang tunai, emas, berlian dan beberapa handphone, sementara kasus yang ketiga yang menimpa teman kost kemarin dijalan Irian/Dr Wahidin Sudirohusodo dijambret dan cukup miris karena korban luka dibahagian wajah karena terjatuh dari motornya saat berusaha mempertahankan barang miliknya bahkan sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif dan meskipun pelaku penjambret tak berhasil mendapatkan tas yang mereka incar karena pelaku juga ikut terjatuh kemudian lari kabur.

Untuk kasus dijalan Rusa dimedia cetak di salah satu harian ternama diberitakan bahwa  pelaku telah di temukan oleh polisi beserta barang buktinya dan yang paling mencengankan terdengar karena komplotan ini membawa hasil jarahannya kepada penadah yang oknum sipir di salah satu Rumah Tahanan yang ada di Sul-sel.

Dimedia cetak dimedia sosial hingga media TV beberapa hari terkahir ini memberitakan dan mengabarkan kepada masyarakat umum dan ini jelas akan menjadi preseden buruk bagi kota Makassar, aparat kepolisian dalam januari ini saja yang 2016 ini yang masih berumur beberapa hari ini sudah menangkap puluhan begal/jambret dan pelaku kejahatan jalanan lainnya, dan yang memprihantinkan karena pelaku ini juga banyak dari kalangan anak yang masih remaja bahkan ada yang sudah berulang kali ditangkap, dan meskipun sudah banyak yang ketangkap tapi nyatanya masih banyak diluar sana yang masih terus menebar ancaman.

Apa yang salah..?

Dalam hal ini tidak ada yang patut di persalahkan namun perlu pembenahan dan perbaikan yang cukup intens dan berkesinambungan agar kejadian yang seperti ini tak terulang kembali, Makassar yang bercita-cita menjadi kota dunia akan kehilangan esensi kalau masalah seperti ini tidak bisa terselesaikan.

Beberapa bulan lalu para aparat dan stakeholder bersatu padu untuk meredam aksi-aksi jalanan ini, namun sepertinya kontinyuitas tidak berlanjut karena seakan para pelaku kejahatan jalanan ini juga ikut tiarap bila ada razia namun bila pengawasan sudah melemah mereka akan kembali beraksi dan berulah dengan cara baru yang sistematis dan bahkan lebih brutal.

Berbagai cara yang sudah ada termasuk pendekatan-pendekatan kultural pembenahan moral baik disekolah dilingkungan sekitar yang perlu terus dilakukan, pengawasan yang dibantu dengan alat adalah satu cara yang mudah-mudahan cukup membantu seperti menempatkan CCTV di beberapa titik-titik kota, dan juga yang paling perlu dijaga adalah sikap kekonsistenan aparat, bahkan di media kemarin diberitakan bahwa pelaku yang di jalan Rusa itu ternyata sudah berulang kali di tangkap oleh satuan Resmob Polda Sul-sel dan mirisnya lagi ketika pelaku ditanyai kenapa bisa Ia keluar? Dengan entengnya menjawab Ia membayar uang sebanyak lima juta rupiah kepada oknum aparat.

Masih terlalu banyak PR yang perlu dilakukan oleh semua pihak termasuk masyarakat untuk memberantas kejahatan jalanan ini, Pemerintah dan masyarakat perlu saling bahu membahu menciptakan suasana aman damai dan nyaman, kalau dengan alasan kurangnya ruang untuk berekspresi maka sepatutnya pemerintah mendengar dan bila perlu merealisasikan ruang-ruang berekspresi agar pelaku-pelaku yang masih remaja ini bisa berekspresi dengan cara-cara baik dan benar.

Penegakan hukum yang tanpa pandang bulu kalau anak aparat dan pejabat yang berbuat harus sama hukumnya dengan anak yang orang tuanya yang biasa-biasa saja jangan sampai ada diskriminasi dalam hal penegakan hukum  ini, hukum yang selama ini yang mungkin masih mengadopsi hukum zaman belanda mungkin sudah usang dan tua yang perlu pembenahan dan revisi karena anak remaja zaman ini dalam hal usia lebih cepat perkembangannya dibanding anak remaja zaman dulu.

Semoga secepatnya ini bisa teratasi biar tidak meninggalkan kesan yang buruk bagi kota ini, karena dua dari kejadian yang saya utarakan diatas korbannya adalah pendatang dari daerah Morowali dan Papua  yang ingin berlibur dan berbelanja di kota dunia ini, sebab kejadian yang menimpanya itu akan menjadi oleh-oleh dan kenangan yang buruk dan pahit serta bukan tidak mungkin akan meninggalkan rasa trauma dengan kota ini.

Acchi 09 : 56 AM