Entah apa tiba-tiba kemarin malam sempat terlintas lagi dikepalaku ma’had gombara begitu orang-orang didalamya, aku menyelesuri tentang gombara didunia maya khususnya di facebook menyelami foto-foto yang ada disana membuka satu persatu, di tengah keheningan malam mencoba membuka kembali memory yang ada dikepala sambil menyangkutpautkan dengan yang ada difoto-foto itu, Imajinasiku tentang gambaran pada saat itu sambil berfantasi atau memang mungkin aku sedang menghayal ada lagi didalamnya beraktifitas harian, bercengkrama bersama teman-teman dulu, begitu damainya terasa karena saat masih culun-culunnya kami-kami dulu itu ragam budaya dan kebiasaan yang dibawa dari daerah masing-masing dicampurkan disatukan dalam wadah maka jadilah semacam gado-gado berbagai macam rasa didalamnya.
Ada yang juga yang tak sanggup menjalani namun ada juga yang bertahan hingga akhir, semuanya ibarat terseleksi karena disetiap langkah selalu ada saja yang menggugurkan dirinya (keluar dari ma’had itu), banyak alasan yang membuatnya gugur, tapi yang tetap berada dan bertahan juga punya alasan tersendiri karena semua itu adalah pilihan dari individu-individunya.
Dan akhirnya dari sekian banyak yang awalnya menjadi daun hijau hingga gugur satu persatu meskipun yang gugur ada juga beberapa yang tumbuh kembali (masuk sebagai eksperimen), kalau tidak salah disaat awal saya ada dua asrama dan dua kelas itu semua khusus putra, karena putrinya terpisah.
Tibalah saat-saat akhir kami berada disana tak terasa melewati berbagai macam rintangan, tantangan, ujian, dan semua problematika kehidupan yang ada didalamnya, termasuk disanalah kami tumbuh dewasa dari culun-culun, disanalah mulai berjerawat, puber,bermimpi indah/buruk dan lain sebagainya.
Kami disatukan dalam satu asrama KH Ahmad Dahlan, asrama favoritku asrama kecil yang banyak pengalaman dan history tersendiri didalamnya buatku dan teman-temanku, yang biasanya ada sekat-sekat atau kamar-kamar kami tiadakan semua itu bahkan ranjang panjang itu kami geser biar kami bisa jadi satu, satu kamar satu lantai tak ada ranjang panjang, disanalah kami mengisi hari-hari terakhir ada yang mengisi waktu setelah aktifitas harian belajar formal dan kegiatan formal maupun ekstra lainnya dengan belajar diatas diskusi dibale-bale bambu bertingkat kami dipohon mangga yang kami buat bersama.
Bermain bola, atau lari keliling lapangan yang mendapatkan hukuman dari Ust Hayat karena kedapatan alpa Salat berjamaah di Masjid, ada yang asyik menonton kami dibalik jendela dengan ditemani coffee mix dan rokok yang dihisapnya sambil sembunyi-sembunyi, ada juga yang mendadak jadi kutu buku mungkin takut tidak lulus ujian nanti.
Bila malam waktu-waktu terakhir kami disana setelah Salat Isya dan makan malam sambil belajar dan diskusi kami saling bertanya-satu sama lain kamu setelah ini mau lanjut kemana..? macam-macamlah jawaban ada yang cuma mau dimakassar ada yang mau ke Jogja seperti senior lain yang study disana ada juga yang belum tau akan kemana kedepannya, dan yang pasti masing-masing sudah punya Planning masing-masing.
Disaat ujian berlalu, dan penamatan yang juga berlalu dengan kesannya tersendiri, disitupula perpisahan kami-kami selama enam tahun lamanya 1994 - 2000 dan mereka-mereka inilah yang menggugurkan diri dari Ma’had itu hingga benar-benar usai :
Asri Salam
Muhammad Tasrin,
Rivai Anwar,
Judianto,
Wahyu Herman
Mukhtadir Ridwan,
Harun Amri,
Hermawan,
Himawan Halim,
Amar Ma’ruf,
Mustaqim Samad,
Mukhlis Latukau,
Zarkasyih Noer,
Sirajuddin Hanafi.
Syahrir.
Muammar Arsyad
Mereka-merekalah yang tuntas hingga usai mungkin juga ada yang saya lupa sebut namanya, akhir kata Gombara itu tak pernah bisa kami lupa dan doa kami semoga Jayalah selalu berdiri dengan Eksistensinya sambil berharap kesedian Alumni-alumninya untuk memberi sumbangsih baik berupa pengabdian, dukungan moral dan materil, karena menurut saya jangan sampai kita kehilangan Identitas.
http://youtu.be/3S_bHLz5dbQ
Acchi…