|
Foto Google |
Pekan lalu gara-gara belum ngantuk, hampir pukul satu kupacu motorku ke Pantai Losari, bekas-bekas perhelatan F8 masih ada terlihat disana.
Masjid Kubah 99 Asmaul Husna terihat Dari seberang, dulu tahun 2000an waktu masih tanah tumbuh berdiri papan iklan TELKOM disana, yang sempat diprotes warga karena menggangu pemandangan sunshet, hingga akhirnya papan iklan itu diturunkan.
Sambil menikmati udara malam, tiba-tiba terkenang tempat duduk dipojok dekat patung becak, bersama sahabat yang telah pergi untuk selamanya karena terinfeksi virus corona tahun lalu.
Teringat juga dengan kawan-kawan lain yang sudah menyebar ke seantero negeri ini, kami pernah duduk didepan SEDONA nama hotel saat itu, sambil makan kacang rebus, menikmati semilir angin pantai Losari, kalau sekarang sih lebih terlihat seperti danau daripada pantai.
Disaat pikiranku mengenang-ngenang masa lalu itu, tiba-tiba dihampiri seorang bapak berjaket biru gelap, saya ditanya belum pulang?, sayapun menjawab saya baru datang, lalu bapak ITU ngomong lagi, jam-jam segini terkadang rawan tindak kejahatan.
Lalu saya bertanya, bapak siapa? Ia menjawab saya keamanan disini, saya lihat dari potongannya sepertinya aparat yang kebetulan tak berseragam, sesekali Ia mengangkat tangannya kepada rekannya dikejauhan sana, beberapa saat HTnya yang tersembunyi dibalik jaketnya berbunyi.
Akhirnya kami pun ngobrol dekat patung piala adipura, terkadang Ia yang bertanya, begitupula saya sebaliknya, dan Ia pun tak sungkan ditanya-tanya.
Sampai pada akhirnya dia bilang, terkadang hidup itu kadang tidak selamanya mudah terkadang sekali berat, beban kerjaan dikantor dilapangan, bahkan sampai dirumah ada-ada saja masalah.
Sayapun sambil mangguk-mangguk dan kami pun tertawa tipis-tipis, lalu dia bilang makanya jangan terlalu diambil pusing kalau ada masalah, dan masalah itu diselesaikan bukan malah lari dari masalah, karena kita semua ini ujung-ujungnya akan MATI juga.
Masih sambil mangguk-mangguk, saya ngomong, ujung-ujungnya pada MATI juga, tapi beda orang biasa dengan aparat, kalau orang biasa penguburannya biasa saja, kalau aparat diupacarakan pakai tembakan salvo lagi, meskipun sudah pensiun, Hehehe.
Akhirnya Ia tertawa lebar, dan menepuk pudakku lalu beranjak pergi menghampiri temannya, sambil ngomong jangan terlalu lama disini, kalau bisa langsungmaki pulang sebentar, lalu saya balas ok sip sip kuacungkan jempolku dan senyum kepadanya, lalu saya pun beranjak mengarah ke sudut lain anjungan. 🙂
Acchi
01:56 PM