Dua hari sudah engkau tertanam dalam tanah sobat, semoga engkau mudah dan dimudahkan menjalani urusanmu dengan penjaga alam kubur dibawah sana.
Saya bersaksi engkau orang baik dan amal baktimu yang jadi bekalmu Insya Allah menjadi penolongmu, termasuk kontribusimu didepok kemarin saat menjadi relawan bagi orang-orang yang terdampak akibat pandemi ini dan juga doa anak-anakmu meskipun mereka masih Remaja dan bocah-bocah Tiar, Nazwa, Izam, Ilyasa, dan Nailah yang masih berumur tiga bulan.
Tiga tahun lamanya tak pernah jumpa, disaat janjian mau silaturrahim tahun kemarin, eh malah wabah corona datang melanda.
Saat engkau mengatakan rindu Makassar, rindu mau menghirup udara pantai losari, rindu aroma laut pantai seruni dan marina Bantaeng, dan sangat ingin kembali berjemur dipantai pasir putih Bira. Ibarat hasratmu sangat ingin kembali mengulang moment-moment indah itu.
Ketika engkau meniatkan juga sangat ingin kembali hunting ikan ba'da shubuh ke pelelangan ikan Paotere untuk dijadikan panganan ikan bakar.
Kembali aku teringat semua moment-moment tentang ikan bakar ini, kita pernah makan ikan bakar dipare-pare racik lombok dabu-dabu ala-ala sendiri, kita juga pernah makan ikan didaerah pantai malalayang Manado yang sempat ragu mencicipi karena khawatir minyak dan bumbunya ada b2nya, dan yang paling ekstrem ketika engkau sampai tergelincir dan kaki berdarah dipantai Pohe Gorontalo karena berburu ikan duwo/nikei.
Saya pun juga demikian tak sempat kembali lagi jalan-jalan ke Surabaya terutama ke gubuk barumu, padahal sempat bercanda saya yang mau gunting pitanya.
Namun bagaimanapun juga terkadang banyak rencana-rencana yang sudah direncakan bahkan sudah sampai matang sekalipun kalau Allah punya kehendak lain, kita tak mampu menolak takdir itu.
Selamat jalan sobat ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
Allahummagfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu.
Acchi
09:26 PM