Asri Salam ( Acchi )

Wednesday, 28 November 2012

Suatu Ketika di Sekolah Berasrama Gombara Part V ( Edisi Nama Masjid )


Ketika saya buka facebook saya, dalam halamannya saya mendapati Video dari Youtube http://www.youtube.com/watch?feature=endscreen&v=3SB-5GB9FLk&NR=1 yang diterbitkan pada 2 Juli 2012, kucoba kubuka dan menyaksikan ditengah tengah jaringan pas-pasan yang dimiliki saluran internetku, meskipun laload rasa penasaranku mengalahkan rasa sabarku itu sendiri.

Setelah beberapa menit terbukalah Video itu adalah foto yang tersusun beberapa frame yang seakan-akan foto itu berbicara dan di selingi dengan lagu sebagai Backround yang menurutnya lagu tersebut diciptakan sendiri oleh santri yang bernama Mamat yang sesuai seperti judulnya Mamat-Meskipun kami Anak Pesantren.

Ku melihat video itu dari frame ke frame berikutnya hingga usai, namun ada satu foto yang menarik, meskipun yang lainnya juga menarik seperti Asrama, Balai Pengobatan, Perpustakaan, berbagai macam lapangan olah raga. Bola ,Volly, Takraw, Basket, dan lain-lain

Namun yang menarik yang saya maksud adalah Masjid itu, dan dimana sisi menariknya adalah sampai saya tamat hingga beberapa tahun saya sudah tamat saya belum pernah tahu Apa Nama Masjid di Pesantren Itu..? itu yang membuat aku bertanya-tanya hingga terkekeh-keh sendiri dicampur aneh dan lucu menurutku, karena semua bangunan disana hampir semua ada Namanya misalnya Asrama KH Mas Mansyur, Jenderal Sudirman, KH Ahmad Dahlan, Mujahidin, Hasan Albanna, Kantor Gedung Putih, Kelas Gedung N, Koperasi Bla-bla saya lupa namanya, Pengobatan Bla-bla saya juga lupa namanya, dll.

Di Video itu ada beberapa frame foto yang menampilkan Masjid itu, jadi semua teman-teman atau senior junior yang menjumpai tulisanku ini kalau ada yang tahu tolong tanya saya apa nama Masjid itu karena sepertinya ada yang ganjil karena selama enam tahun saya disana dan setelah satu dekade/dasawarsa saya tamat saya lupa mungkin menanyakan tentang hal ini ataukah memang Masjid kita itu tidak bernama yah..?

Ataukah mungkin Masjid kita itu seperti yang dikatakan (Williem Shakespeare Apalah Arti Sebuah Nama), Yang penting intinya adalah Memuliakannya dengan setiap saat Berjamaah dan melakukan hal-hal yang baik didalamya, meskipun kejadian ini yang kualami adalah hal yang lucu karena sudah beberapa lama..

Hahahaha

Acchi..

Tuesday, 27 November 2012

Ada-ada Saja Rusuh, Karena Minyak Lihatlah di Kutai Barat sana…


Tadi waktu usai magrib, Lihat berita di TV yang memberitakan tentang bentrokan dibeberapa daerah diantaranya bentrokan di Kutai barat Kalimantan Timur dan Bima di Nusa Tenggara Barat.

Namun yang menarik bagi saya adalah kerusuhan di Kaltim ini karena tergolong besar karena melibatkan banyak massa yang banyak yang menghancurkan, membakar, menjarah kios pasar dan sempat terlihat digambar rumah warga dan SPBU Pertamina.

Massa yang beringas ini mengakibatkan kelumpuhan kota perekonomian tidak berjalan menimbulkan ketakutan dan banyak orang yang jadi pengungsi untuk menghidar dari kerusuhan itu, kerugian segala-galanya rugi karena harta yang berupa materi dirusak, dibakar bahkan menurut berita itu kios-kios banyak yang dijarah.

Ternyata penyebab dari kerusuhan itu adalah masalah yang sangat sepele menurut sumber berita itu terjadi pemukulan di SPBU, namun ada juga berita bahwa pemukulan dilakukan oleh petugas SPBU karena masalah antrian pembeli BBM tersebut, namun ada juga sumber lain yang mengatakan sesama pengantri yang tidak sabar, entah mana yang benar dari sumber-sumber itu.

Dan memang untuk beberapa minggu ini konon katanya dihampir semua daerah di kalimantan terjadi kelangkaan BBM karena adanya pengurangan pasokan BBM bersubsidi dari Pertamina sehingga banyak daerah disana terjadi kelangkaan dan juga termasuk didaerah Kutai Barat ini.

Namun sampai berita tadi diturunkan suasana disana sudah kondusif pengamanan dari Polri yang dibantu oleh TNI masih berjaga-jaga untuk mengantisipasi hal-hal buruk, Petinggi disana juga sudah turun tangan Wakil Gubernur Kaltim bersama jajaran untuk mendamaikan pihak-pihak yang bertikai ini sesuai dengan hukum adat yang dianut disana, juga pihak Kepolisian telah menangkap tersangka yang menjadi pemicu kerusuhan ini.

———-_________

Yang menjadi pertanyaan dalam benakku, Kenapa begitu mudahnya terjadi kericuhan yang seperti ini…?

Hampir tiap hari kita menyaksikan di Media tentang Kerusuhan, Kericuhan , Bentrok, Pertikaian yang bila dirunut penyebabnya selalu masalah sepele, orang-orang begitu mudahnya terbakar emosi dan selalunya melibatkan banyak pihak dan kelompok bahkan sampai mengikutkan kelompok Suku, kelompok Agama, dan Ras antar golongan.

Belum hilang dari ingatan yang kemarin di Lampung Sumatra hanya masalah suit-suit gadis kampung tetangga sebelah hingga menjurus kepelecehan seksual sehingga terjadi penyerangan yang kebetulan suku dan agama tertentu yang mengakibatkan banyaknya orang yang tewas.

Juga belum hilang dari ingatan kita di Ambon sana yang Ekskalasinya sangat besar dan sampai berbulan-bulan dan entah berapa banyak yang tewas, tak usah menanyakan kerugian karena kerugiaan disana saat itu sangatlah besar padahal masalahnya sangat sepele Preman yang minta Jatah melintas didaerah kekuasaannya kepada sopir angkot itu.

——–_____

Sebagai Solusi alangkah baiknya bila kita saling menghargai satu sama lain, yang pendatang sebaiknya menghargai penduduk asli meskipun taraf ekonomi mereka lebih rendah dan yang penduduk asli juga jangan menjadi kelompok yang superior seenaknya hingga menganggap merekalah yang Exlusive.

Petugas SPBU agar kiranya kembali lagi kepada slogan awal pertamina Salam Sapa Senyum kepada pelanggan, paling tidak kalau tak boleh dengan begitu karena sudah keletihan dan capek cukup kepropesionalannya saja yang ditonjolkan, bagi pelanggan budayakan kebiasaan antri yang datang duluan merekalah yang dapat jatah duluan yang belakang juga belakangan.

Soal adat dan kebiasaan serta Agama yang dianut selalu menjungjung tinggi toleransi tak perlu ada yang mencela kebiasaan adat,budaya, serta agama yang dianut tetaangga bahkan tetangga kampung sebelah kita, biarkan berjalan dengan tradisi masing-masing asal masih dalam koridor yang wajar, dan bila ada yang tidak sepaham atau menggangu tegurlah dengan cara-cara santun.

Mudah-mudahan Negeri ini yang bebagai macam Suku Agama Adat dan budaya serta kebiasaan lainnya bisa hidup damai saling berdampingan saling menghargai dan menjunjung sikap toleransi.

——____

Dan juga menurut seperti kekhawatiran saya dan dugaan saya yang sempat saya tulis di Twitter saya tadi pagi mudah-mudahan salah tentang adanya wacana RUU Kamnas untuk mengolkannya yang mengakibatkan banyak kerusuhan akhir-akhir ini.

Suatu Ketika di Sekolah Berasrama Gombara (Seleksi Alam Yang Bertahan Hingga Akhir)


Entah apa tiba-tiba kemarin malam sempat terlintas lagi dikepalaku ma’had gombara begitu orang-orang didalamya, aku menyelesuri tentang gombara didunia maya khususnya di facebook menyelami foto-foto yang ada disana membuka satu persatu, di tengah keheningan malam mencoba membuka kembali memory yang ada dikepala sambil menyangkutpautkan dengan yang ada difoto-foto itu, Imajinasiku tentang gambaran pada saat itu sambil berfantasi atau memang mungkin aku sedang menghayal ada lagi didalamnya beraktifitas harian, bercengkrama bersama teman-teman dulu, begitu damainya terasa karena saat masih culun-culunnya kami-kami dulu itu ragam budaya dan kebiasaan yang dibawa dari daerah masing-masing dicampurkan disatukan dalam wadah maka jadilah semacam gado-gado berbagai macam rasa didalamnya.

Ada yang juga yang tak sanggup menjalani namun ada juga yang bertahan hingga akhir, semuanya ibarat terseleksi karena disetiap langkah selalu ada saja yang menggugurkan dirinya (keluar dari ma’had itu), banyak alasan yang membuatnya gugur, tapi yang tetap berada dan bertahan juga punya alasan tersendiri karena semua itu adalah pilihan dari individu-individunya.

Dan akhirnya dari sekian banyak yang awalnya menjadi daun hijau hingga gugur satu persatu meskipun yang gugur ada juga beberapa yang tumbuh kembali (masuk sebagai eksperimen), kalau tidak salah disaat awal saya ada dua asrama dan dua kelas itu semua khusus putra, karena putrinya terpisah.

Tibalah saat-saat akhir kami berada disana tak terasa melewati berbagai macam rintangan, tantangan, ujian, dan semua problematika kehidupan yang ada didalamnya, termasuk disanalah kami tumbuh dewasa dari culun-culun, disanalah mulai berjerawat, puber,bermimpi indah/buruk dan lain sebagainya.

Kami disatukan dalam satu asrama KH Ahmad Dahlan, asrama favoritku asrama kecil yang banyak pengalaman dan history tersendiri didalamnya buatku dan teman-temanku, yang biasanya ada sekat-sekat atau kamar-kamar kami tiadakan semua itu bahkan ranjang panjang itu kami geser biar kami bisa jadi satu, satu kamar satu lantai tak ada ranjang panjang, disanalah kami mengisi hari-hari terakhir ada yang mengisi waktu setelah aktifitas harian belajar formal dan kegiatan formal maupun ekstra lainnya dengan belajar diatas diskusi dibale-bale bambu bertingkat kami dipohon mangga yang kami buat bersama.

Bermain bola, atau lari keliling lapangan yang mendapatkan hukuman dari Ust Hayat karena kedapatan alpa Salat berjamaah di Masjid, ada yang asyik menonton kami dibalik jendela dengan ditemani coffee mix dan rokok yang dihisapnya sambil sembunyi-sembunyi, ada juga yang mendadak jadi kutu buku mungkin takut tidak lulus ujian nanti.

Bila malam waktu-waktu terakhir kami disana setelah Salat Isya dan makan malam sambil belajar dan diskusi kami saling bertanya-satu sama lain kamu setelah ini mau lanjut kemana..? macam-macamlah jawaban ada yang cuma mau dimakassar ada yang mau ke Jogja seperti senior lain yang study disana ada juga yang belum tau akan kemana kedepannya, dan yang pasti masing-masing sudah punya Planning masing-masing.

Disaat ujian berlalu, dan penamatan yang juga berlalu dengan kesannya tersendiri, disitupula perpisahan kami-kami selama enam tahun lamanya 1994 - 2000 dan mereka-mereka inilah yang menggugurkan diri dari Ma’had itu hingga benar-benar usai :

Asri Salam

Muhammad Tasrin,

Rivai Anwar,

Judianto,

Wahyu Herman

Mukhtadir Ridwan,

Harun Amri,

Hermawan,

Himawan Halim,

Amar Ma’ruf,

Mustaqim Samad,

Mukhlis Latukau,

Zarkasyih Noer,

Sirajuddin Hanafi.

Syahrir.

Muammar Arsyad

Mereka-merekalah yang tuntas hingga usai mungkin juga ada yang saya lupa sebut namanya, akhir kata Gombara itu tak pernah bisa kami lupa dan doa kami semoga Jayalah selalu berdiri dengan Eksistensinya sambil berharap kesedian Alumni-alumninya untuk memberi sumbangsih baik berupa pengabdian, dukungan moral dan materil, karena menurut saya jangan sampai kita kehilangan Identitas.

http://youtu.be/3S_bHLz5dbQ

Acchi…

Tangan Nurdin Abdullah di Bantaeng..


Tadi saat Khotbah Salat Jumat Khatib sempat menyingung Pemilukada didaerah ini termasuk Pemilukada Pilgub dan Pilkada daerah ini yang beberapa bulan lagi, Pilgub rencananya pada bulan Januari dan Pilkada bulan April, kalau Pilgub sudah biasa saya mendengarnya dimedia tentang hari tanggal pelaksanaanya, tapi kalau khusus Pilkada di daerah baru tadi saya mengetahuinya.

Kurang lebih setahun saya tinggal secara permanen di daerah ini sebab dulunya kebanyakan di Makassar, dan jarang sekali pulang ke daerah ini biasanya pulang sekali atau dua kali dalam setahun biasanya pada saat lebaran tiba saja.

Awal-awalnya saya datang saat itu ada perhelatan yang acaranya meriah sekali dan baru saya melihat orang-orang tumpah ruah dijalan untuk menuju ke Anjungan Pantai Seruni untuk menyaksikan Raja Dangdut Rhoma Irama Berdendang, Beberapa bulan kemudian ada lagi acara yang menumpahkan masyarakat untuk turun gunung dari pelosok-pelosok untuk memeriahkan Hari jadi TNI yang kebetulan baru kali ini diadakan didaerah ini dan berbagai macam rangkaian acara didalamnya.

Di waktu senggang saat-saat ada waktu pulang kerja kemarin-kemarin kadang meskipun lelah capek saya selalu menyempatkan datang ketempat-tempat yang baru yang diceritakan orang-orang, sudah banyak tempat yang saya datangi ada yang dulunya sudah pernah saya datangi namun ada tempat yang baru sama sekali saya datangi.

Yang paling dekat adalah Pantai Seruni karena disana ada perubahan yang cukup drastis karena dilakukan Reklamasi Pantai hingga beberapa  puluh meter kedepan yang juga diatasnya sementara dibangun Rumah Sakit, dan entah apa yang disebelah baratnya karena juga sedang dilakukan penimbunan, Kemudian bila berjalan ke arah timur ada Pantai Lamalaka yang sudah tertata rapi Taman dan kebersihannya cukup Indah Stand-Stand pedagang juga elok di pandang mata karena seragam dan berwarna-warni sehingga penikmat panganan bisa betah berlama-lama.

Saya juga sempat mengunjungi pantai Marina yang mungkin sekitar 20 km dari pusat kota dan sudah berbatasan dengan kabupaten sebelah disana Pantai yang garis pantainya memanjang dipinggirnya ada sekitar beberapa Gazebo yang indah dan kokoh karena kayunya mungkin dari kayu Bayam atau kayu Jati Asli dan ada beberapa penunjang didalamnya, Namun hanya sistem pembayaran bila masuk tidak One Stop For All, karena bila masuk lain bayarnya, parkirnya juga lain, untuk bilas badan setelah berendam dilaut juga lain, Gazebo juga lain, padahal itu satu kesatuan saja.

Kemudian bila naik kegunung disana ada Kebun Strawberry dan Apple kebetulan waktu kesana Applenya belum berbuah hanya Strawberry saja bisa dipetik dengan harga 25 ribu sekilo, dan juga sayur mayur lainnya yang memang dari dulu sudah ada seperti Kentang, Sawi, Kol, Wartel dan sayur lainnya yang saya tak tahu apa namanya, Turun dari gunung saya juga sempat singgah ke Cekdam berupa Bendungan yang cukup besar yang didalamnya ada banyak ikan Nila yang saat itu masih pembibitan dan belum boleh dipancing kata penjaganya disana.

Saya juga pernah mendatangi pelabuhan yang jauh memanjang keluar di daerah Tino disitu dipinggir Pantai ada berupa bangunan Rusun yang mungkin untuk para Nelayan sekitar disana, saya juga sempat mengitari jalan Lingkar dari ujung Barat Ke Timur yang mungkin sebentar lagi akan dipadati oleh kawasan Perumahan-perumahan yang baru dan Sawah-sawah yang indah dan produktif itu mungkin akan berubah fungsi meskipun sebahagaian sudah ada, dan saya lebih berharap bila itu masih  Produktif jangan di alih fungsikan biarkan Alam yang Cantik menawan itu Natural adanya.

Bila memasuki kawasan perkotaan di daerah ini cukup rapi kiri kanan ada Trotoar untuk pejalan kaki yang tidak di tempati pedagang dan parkiran sehingga benar-benar untuk hanya pejalan kaki saja, kawasan selalu bersih karena petugas kebersihan cukup gesit dalam bekerja entah berapa upahnya mungkin lebihlah dari rata-rata petugas kebersihan didaerah lainnya bahkan disini ada Door Price bagi petugas kebersihan untuk Umroh gratis sebagai Reward, dan semenjak itu sudah dua kali mendapatkan Adipura yaitu tropi untuk kebersihan, keindahan, dan tata kota yang baik.

Semua itu adalah bentuk fisik yang saya dapati dan saya saksikan langsung serta merasakannnya, Saya juga sering mendapati acara-acara khusus daerah ini dalam acara TV Kabel tempat saya berlangganan mulai dari kegiatan daerah yang di ekspose, hingga acara-acara santai pun ada dan pernah suatu ketika saya sempat menyaksikan Fun Bike dari Makassar ke Bantaeng yang langsung dipimpin Bupati dan ratusan Komonitas Sepeda yang ada didaerah ini mungkin ada juga da dari daerah lain.

Namun yang baru-baru ini sempat menyaksikan Peresmian Pasar Tradisional Modern lewat TV yang diresmikan oleh Menperindag Gita Wirawan, yang mecengankan dalam isi pidato pembukaan saat itu ketika Menperindag itu mengatakan Bahawa pertumbuhan perekonomia daerah ini sekitar 10 persen, Waow kata saya dan fantastis karena Negara kita ini saja hanya 6,4 Persen saja, secara kasat mata saya memang meyaksikan geliat perekonomian disini meningkat sehingga pendapatan masyarakat juga naik Bahkan daftar tunggu untuk jemaah Haji disini sampai 10 Tahun dan ini adalah salah satu bukti perekonomian itu meningkat, hasil laut dan hasil gunung sama baiknya dan indeks perekonomian disini meningkat dari kabupaten-kabupaten lain yang ada di Propinsi Sul-Sel ini..

Soal keamanan disini kondusif tidak ada pergolakan-pergolakan isu-isu untuk Pilkada hampir tidak menjumpai bahkan beberapa bulan lagi Pilkada saya tidak menemukan Baliho, Spanduk, Pamflet calon-calon Rival atau penantang dari Petahana/Incumbent entah ada larangan dari Pemda atau para penantang ciut nyalinya karena menurut saya hampir tidak ada celah untuk mencela Incumbent sebab sebagai masyarakat awam yang disaksikan saat ini secara kasat mata adalah fantastis.

Dulu waktu saya sekolah di Makassar malu mengatakan tentang daerah ini karena sepertinya tidak ada yang bisa dibanggakan dalam hati saya kenapa tidak dari dulu daerah ini begini supaya bisa memarkanya kepada teman-temanku dan saat itu saya lebih bangga jadi anak Makassar karena memamng saya terlahir disana.

Ini bukan Promosi menjelang Pilkada ini hanya semacam kesaksian pribadi, saya tidak mengenal Nurdin Abdullah saya bukan bagian dari keluarganya, bahkan berjabat tangan pun dan berhadapan secara langsung saya tidak pernah meskipun pernah menyaksikan langsung karena dibeberapa tempat dia hadir termasuk saat Salat Ied atau acara-acara lainnya.

Untuk Pilkada daerah ini yang sebentar lagi menurut Khatib penceramah Salat jumat tadi sekitar bulan April 2013, Saya siap berkontribusi untuk mensosialisakan beliau meskipun hanya lewat dunia maya untuk melanjutkan diperiode yang keduanya untuk menyelesaikan tugas dan  program-program yang sementara berjalan ataupun yang masih dalam tahap perencanaan dan permulaan.

Untuk calon Rival dan Penantang sebaiknya berpikir tujuh kalilah untuk maju bertarung karena saya pikir uangmu akan terbuang percuma simpan saja untuk periode berikutnya, Nurdin Abdullah menang dalam pencitraan kerjanyanya juga nyata dan uang pun lebih dari cukup menurut dimata masyarakat.

Mudah-mudahan saya juga masih ada disini saat hari pemilihan kelak meskipun itu hanya satu suara, Saya orang paling sering Golput terkhir saya memilih ketika JK Nyapres selebihnya tidak pernah, Bahkan Pilgub yang akan datang tidak akan memilih karena menurutku itu sebelas duabelas aja, Saya juga sudah punya KTP daerah sini, tapi mudah-mudahan bisa karena sudah sebulan ini saya Nganggur dan tidak bekerja lagi disini dan berpikiran untuk kembali ke Makassar untuk mencari kerja lagi disana untuk menyambung hidup..

Semoga Bantaeng bisa terus dibanggakan dan patut dibanggakan karena sejarahnya memang sudah panjang tujuh ratus tahun lebih, dan Nurdin Abdullah satu kata Teruskan..

acchijie@yahoo.com

+6285 210 3333 04

Menyesal Kehilangan Pekerjaan Tapi Tidak Pernah Menyesal Keluar dari Kantor Tempatku Bekerja


Setelah Vakum Sebulan lebih tanpa apa-apa rutinitas harian hanya dirumah berhubung kebiasaan atau rutinitas terhenti, dan juga baru kali ini juga setelah hampir sebulan tidak pernah nongol di blog ini, maka disaat ini setelah mendapatkan kembali signal untuk online dan berhubungan dengan dunia maya.

Tapi entah apa yang mau ditulis setelah kevakuman ini, otakku masih berpikir apa yang enak dan layak untuk ditulis, inspirasi sepertinya malu atau mungkin menghindar untuk singgah walau sementara di otakku,

Mungkin alangkah baiknya kalau bercerita tentang diri pribadi saja serta pengalaman ini saja, mulainya dari sebulan lalu waktu saya mengundurkan diri dari kantor tempat saya bekerja, Teman-teman bertanya kenapa harus mengundurkan diri..?

Saya hanya menjawab saya mulai jenuh dengan bekerja disini, kenapa jenuh.? Pekerjaan disini sebenarnya baik tapi yang membuat saya jenuh adalah ketika aturan, norma, dan etika dilabrak membohongi dan mengibuli orang, janji yang tak terpenuhi, itu yang membuat saya muak.

Seandainya aturan yang sudah baik dijalankan saya yakin akan baik juga hasilnya, tak perlu lagi ada jalan atau jalur lain seperti lewat jendela kalau ada pintu yang benar-benar resmi, kantor atau pihak terkait bahkan lembaga keuangan yang bekerja sama dengan tempat kerjaku dulu itu sinkron saling menghargai dan saling tau diri antar lembaga.

Bekerja dari pagi sampai sore dengan penghasilan yang tidak sebanding karena beban kerja lebih berat dan tanggung jawab yang berat beserta kadang harus keluar jalur, lewat pintu belakang atau lewat jendela, bahkan komisi mereka bisa lebih besar dari Gaji yang saya dapat sebulan, ini namanya lebih besar pasak daripada tiang karena resiko juga besar.

Maka kupilihlah untuk meninggalkan kantor itu dan teman-temanku dan setelah sebulan berlalu saya belum juga mendapat pekerjaan yang baru, saya tidak menyesali meninggalkan pekerjaan itu, karena bagaimanapun juga moral harus dikedepankan, saya juga tak perlu mengekspose kantor saya itu tapi ini hanya semacam pencerahan buat pribadi untuk selalu berjalan pada rel-rel yang telah ada tanpa harus melanggar Norma, Etika..