Asri Salam ( Acchi )

Thursday, 30 December 2021

Indonesia Terbantai 4-0 Oleh Thailand

Bagi yang sudah paham tentang sejarah pertemuan sepakbola antara Indonesia dan Thailand, mungkin dag dig dug jantungnya tidak seperti rasa dan iramanya saat pertemuan Singapura di Semifinal AFF kemarin.

Kita sudah terbiasa kalah oleh Thailand, diatas kertas kita beberapa kali dipecundangi, kualitas permainan dalam mengelolah sikulit bundar memang sangat berkualiatas, sangat minim sekali kesalahan passing, pressing terhadap lawan begitu ketat, bola seperti lengket dan terarah di kaki para pemain Thailand.


Fisik mental juga sama bagusnya, tidak gampang drop dan keteteran, bila mendapatkan tekanan, bisa jadi karena pengaruh Negara mereka tidak pernah merasakan penjajahan, jadi tidak tahu rasanya tertekan, Hehehehe


Secara tekhnis rotasi pergantian pemain Timnas Indonesia tidak berefek, bahkan justru kelihatan blunder, karena pemain pengganti malah yang jadi bulan-bulanan dan gampang di acak - acak pemain Thailand.


Sementara di luar lapangan sebelum pertandingan, semuanya di buat heboh-heboh, para pencari muka dan aktor yang paling merasa punya andil, memanfaatkan panggung padahal belum juga juara, janji-janji bonus digembor-gemborkan, mau kasi inilah mau kasi itulah, biar katanya termotivasi, tapi bisa jadi justru kebalikannya malah menjadi beban berat pemain.


Media kita juga terlalu alay terlalu lembek, harusnya media ini belajar pada media-media Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, yang ikut andil menjatuhkan mental lawan-lawan buat negaranya.


Saat Coach STY berteriak kita cuma dapat nasi kotak selama di Negeri Singa, yang dia anggap nutrisi dan gizinya kurang, para pencari muka, para tukang janji ini harusnya sudah berekasi, sudah harus menangkap sinyal itu, kalau tidak dapat di Singapura, mungkin bisa didrop dari Batam yang jaraknya tidak seberapa, untuk mensupply kebutuhan mereka.


Untuk leg kedua hanya bisa berharap pada keajaiban, dan yang paling relevan adalah memburu ujug -ujug bisa memburu defisit gol, biar tidak bikin malu-malu amat.


Acchi

01:16 AM

Wednesday, 29 December 2021

Terima Kasih Asnawi

Foto Google

Ketika sebagian besar pecinta sepakbola tanah air dibuat deg-degan, kejadian pelanggaran di menit 89 dan penalty di menit 90+, saat kontra dengan Singapura.

Dan penalty itu gagal, dan akhirnya menambah nafas buat Timnas Indonesia, apalagi keberuntungan karena sistem bukan gol kandang tandang, maka keuntungan menjadi terbuka lebar, karena Singapura pemainnya sudah berkurang karena kena kartu merah.


Dan untuk aksi Asnawi, adalah kejadian yang wajar dalam sepakbola, sebab semua pertarungan di perlukan dalam sepakbola selama tidak menjurus ke hal-hal diluar batas kewajaran, selain tekhnik juga mental memang sebuah keharusan dalam strategi sepakbola, dan menjatuhkan mental lawan juga adalah bagian dari pertarungan, cobalah lihat disaat Singapura memimpin 2-1, mental pemain Indonesia drop, langsung kena mental, padahal unggul dalam jumlah pemain, passing operan banyak yang salah, panik, dan organisasi tim kelihatan kacau, jadi menurutku sifat spontanitas Asnawi masih termasuk kewajaran.


Coach STY harusnya cukup menegur saja, tanpa perlu mengancam corat-coret, itupun cukup didiskusikan diruang ganti, soal pertanyaan media dan kecaman media luar, cukup dijawab secara normatif saja, lihat saja media luar hampir semua negara mulai dari Vietnam, Singapura, Malaysia dan Thailand, berusaha menjatuhkan mental Timnas Indonesia dengan berbagai macam bacot dan opini-opini mereka.


Saya berharap besok, Asnawi performanya tidak menurun karena sudah kena teguran dan ancaman, mengingat lawan besok adalah Thailand yang paling sering menjegal Indonesia mendapatkan Throphy ini.


Dan yang terakhir kejadian 2010 tidak perlu terulang ketika pejabat memanfaatkan untuk segala macam meet-meet (pertemuan), termasuk yang saat ini yang ingin masuk ke ruang ganti, meskipun dia ketua federasi sepakbola, ruang ganti cukup pemain dan official saja biar konsentrasinya tidak ambyar.


Acchi

01:06 AM

Tuesday, 14 December 2021

Efek Gempa

Rumah Sakit Prof Anwar Makkatutu

Kalau tidak salah Rumah sakit daerah Bantaeng ini, Rumah sakit Prof Anwar Makkatutu, yang kali kedua penghuninya dibuat kalang kabut dan panik akibat gempa, dan kalau tidak salah ingat yang pertama saat gempa Sulbar-Sulteng dan yang kedua tadi saat gempa di laut Flores.

Dalam video yang beredar di media sosial, khususnya di Rumah sakit yang berlantai delapan ini, penghuninya berhamburan dikarenakan getaran akibat gempa.


Saya sendiri sempat merasakan getaran beberapa detik, awalnya pikirku karena tetangga yang sedang kerja plafon rumah, atau bisa jadi gudang dekat pasar yang lagi bongkar muat semen, disaat bersamaan guntur juga bergemuruh.


Karena sedang memegang handphone, lalu dengan cekatan saya kunjungi web BMKG, ternyata memang terjadi gempa dilaut Flores dekat Larantuka, magnitudonya cukup besar 7,5 dan kedalaman dangkal 12 KM, berselang beberapa menit hampir semua tv news/berita pada Breaking News.


Kalau tidak salah Bantaeng juga pernah mendapatkan efek gempa Maumere beberapa tahun lalu, sampai air laut dan sungai depan rumah berwarna hitam.


Bantaeng juga pernah diterpa isu Tsunami yang dihembuskan orang yang tidak waras, akhirnya orang-orang panik berhamburan naik ke gunung, padahal saat itu tidak ada gempa, dan masyarakat masih paranoid akibat gempa tsunami Aceh yang memang saat itu baru-baru terjadi.


Khusus di Bantaeng ini, karena gempa dan tsunami adalah fenomena alam, dan menjadi momok, maka diperlukan kebijakan dan edukasi untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini, meskipun daerah ini tidak termasuk dalam lintasan patahan, tapi tetap efeknya ada.


Apalagi tadi di televisi dikatakan bahwa, patahan sesar yang mengakibatkan terjadinya gempa tadi  termasuk yang belum teridentifikasi, dan bukan tidak mungkin dibawah tanah dan laut yang dipijak ini masih banyak yang belum teridentifikasi dikarenakan masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan alat perangkat untuk mendeteksinya.


Tetap waspada dan memohon perlindungan kepada Azza Wa Jalla pemilik jagad raya ini.


Acchi 

10:56 PM

Sunday, 5 December 2021

Erupsi Gunung Semeru

Foto Google

Gunung Semeru tiba-tiba menyemburkan awan panas dan lahar dingin sabtu kemarin, sampai hari ini korban meninggal sudah belasan orang, sementara yang dirawat karena luka bakar juga ada dirumah sakit setempat dan rumah sakit rujukan, dan yang dinyatakan hilang karena belum ditemukan juga ada, dan diduga tertimbun abu vulkanik, mengingat kondisi rumah dan kampungnya, yang kelihatan hanya atap-atap rumah saja.


Pertanyaan yang muncul, kenapa tidak ada peringatan dini?, biar warga bisa dievakuasi, seperti pengalaman beberapa tahun lalu saat wedus gembel muntah dari Gunung Merapi, saat itu jenjang status bertingkat, mulai dari waspada, siaga, awas.


Tadi saya menemukan jawabannya dari Mbah Rono mantan kepala Geologi Vulkanik, saat diwawancara di stasiun tv, dia mengatakan bahwa status Gunung Semeru memang pada level waspada, karena kondisi kawah gunung hanya meletupkan material sedikit demi sedikit, kemudian material yang bertumpuk itulah yang menjadi lahar dingin saat bercampur air hujan, sementara yang menjadi awan panas adalah letupan material yang ditumpahkan, sehingga terjadilah seperti yang kemarin kita saksikan, itulah yang saya tangkap dari pernyataannya.


Jadi erupsi Semeru kemarin tidak sama dengan kejadian Merapi yang lalu, karena gempa-gempa tremor yang secara kontinyu yang membuat statusnya jadi Awas sehingga warga bisa dievakuasi, kecuali sang juru kunci Merapi Mbah Marijan yang saat itu tidak mau dievakuasi.


Tragedi ini jadi pelajaran, bahwa kewaspadaan tidak mesti harus pada level Awas baru warga dievakuasi, kemudian relokasi warga juga adalah keharusan, pada radius aman, mengingat kecepatan muntahan semburan yang bisa berapa kilometer perjam, selanjutnya mitigasi bencana juga perlu terus diupdate.


Sama halnya dengan kejadian Tsunami di Banten beberapa tahun lalu, yang merenggut beberapa personel band seventeen, tiba-tiba ada Tsunami sementara warga tidak merasakan gempa, karena seperti biasanya Tsunami selalu diawali dengan gempa, ternyata setelah ditelusuri penyebabnya, adalah bertemunya air pasang dan longsor bawah laut dekat Gunung Anak Krakatau.


Acchi

11.46 PM