Asri Salam ( Acchi )

Sunday, 15 April 2012

(Mukhtadir) Inspirasi Pagiku


Pagi yang indah ketika hujan membasahi bumi pertiwiku ditempat domisiliku saat ini, Libur yang panjang tak tahu harus berbuat apa, kerjaan rumah cuci pakaian hingga gosok kamar mandi sudah, main ps kalah melulu, main gitar nada fals melulu.

Berselancar didunia maya aja kubuka twitterku banyak informmasi yang kudapat dari sana termasuk kisah tomcat kumbang penjelajah dan agresif karena bila siang aktif untuk merayap mencari mangsa dan bila malam aktif terbang mencari cahaya dan ternyata kumbang ini menurut pakarnya tidak menggigit dan berbisa cuma mengeluarkan cairan sebagai alat bela diri sekalian menghindar dari mangsa dan bahaya seperti juga cairan hitam yang ada pada cumi-cumi, dan binatang jenis kumbang ini ternyata keberadaannya sangat membantu karena adalah sebagai pemangsa hama wereng yg merusak padi disawah.

Kemudian informasi lainnya yang kuarungi adalah informasi olahraga khususnya bola luar maupun dalam negeri, hingga masalah kenaikan BBM yang dibahas yang tak ada habisnya dan efek dari kenaikan itu termasuk demo didalammnya dan boyong memboyong mahasiswa ke china sebagai bentuk pengekangan kata berita itu.

Dan kusisipkan juga informasi tentang acara tadi malam di metro tv  kick andy yang bintang tamunya tokoh reformasi Amien Rais dimana satu session ada yang menarik karena suatu ketika malam hari telah datang Abraham samad ketua KPK ingin curhat atas kegalauaanya dan masalahnya di KPK karena dalam tubuh KPK selalu saja ada aja aral yang menghalang dan yang menjadi batu sandungan itu temannya sendiri dalam meneggakan dan pemberantasan korupsi, yang kuanggap sangat ironis dan bila Amien Rais yang bicara aku percaya saja, dan yang menarik lagi ketika Amien berkata dan berpesan kepada Abraham Samad hati-hati kalau makan dan minum  ingat Lopa dan Munir.

Dan ketika Twittku di komentari sahabatku memberiku satu Mahfudzat tentang Ilmu itu adalah cahaya dan cahaya tidak didapatkan org yg bermaksiat sejenak kurenungkan bahwa ilmu memang tiada habisnya semakin banyak kita mencari tahu maka semakin banyak yang memang belum diketahui, maka kuingatlah lagi tempatku dulu mulai puber dan berjerawat, kuingatlah lagi guru-guruku, kuingatlah aktifitasku dan  kawan-kawanku dulu.

Dan semoga juga Cahaya yang didapatkan dari Tuhan ini karena memang Tuhan sang pemilik jagad ini masih memberi berkah dan rahmat dan tentunya hanya kepada orang yg tidak bermaksiat seperti kata Mahfudzat yang di tuliskan Mukhtadir Ridwan di wall facebookku itu. Amien,, Wallahu a’lam bi ash-shawab

Selesai Sudah Dan Waspada


Dibulan yang baru ini dan hari Ahad yang cerah ini dengan suasana kebatinan yang juga ikut damai setelah disibukkan rutinitas harian, kerinduan yang mendalam karena selalu disibukkan dan kesempatan ini adalah waktu yang baik untuk tak disia-siakan.

Setelah beberapa hari dalam minggu ini menyaksikan di media ataupun di rasakan langsung tentang hingar bingar aksi demonstrasi tentang rencana kenaikan BBM oleh pemerintah yang hampir seluruh Mahasiswa dan elemen lainnya turun bersama kejalan menentang kebijakan pemerintah itu dan demonstrasi terjadi diseluruh negeri ini.

Demonstrasi yang damai juga ada tapi yang lebih asyik di angkat media adalah yang bentrok, caos, anarkis , vandalis. dan itulah yang sajikan kepada kita dan akhirnya dikecam habis-habisan.

Demonstrasi di Negeri Demokrasi adalah sesuatu yang wajar yang penting tak mengaggu ketertiban dan tak berbuat anarkis itulah kata mereka-mereka, namun disisi lain mereka tak pernah mau menampung aspirasi yang dibawa demonstran dan demonstran selalu diperhadapkan dengan pagar yang tinggi, kawat berduri, water cannon dan aparat yang bertameng dengan senjata gas air mata, kemudian kita juga disajikan dengan aksi represif aparat kepada mahasiswa yang sudah jatuh digot tak berdaya kemudian digebukin ramai-ramai dan masih banyak lagi video-video semacam itu yang tersajikan, tak lupa pula video yang tersajikan adalah video tutup jalan pengrusakan dan pembakaran yang dilakukan demonstran karena mungkin saling berbalas-balasan.

Namun pada akhirnya kita hanya disajikan drama di DPR bersidang mempertontonkan ketidakhormatan padahal selalu dikatakan lembaga terhormat yang ada hanya kepentingan politik belaka tawar-menawar, kepentingan sesungguhnya yaitu kepentingan rakyat hanya pemanis semata, tak ada mufakat nasib rakyat ditentukan lewat voting yang kesemuanya menolak kenaikan BBM tapi yang satunya benar-benar menolak bahkan sampai ada yang tak melanjutkan sidang dan yang menang dalam voting adalah kelompok yang menolak kenaikan BBM tapi Bersyarat, dalam hal ini meskipun yang sebenarnya yang di voting adalah hanya pasal dalam APBN.

Dan sekali lagi itu hanya ibarat bisul yang akan pecah sewaktu-waktu yang tetap akan mengangetkan lagi karena hasil dari voting itu hanya menunda kenaikan, sementara semalam SBY menanggapi hasil dari sidang itu, pikirku lebih baik mengikuti anjuran untuk mematikan listrik selama sejam dalam kampanye Earth Hour.

Hari yang baru dan bulan yang baru ini berdoa saja agar kedepannya minyak dunia tidak naik agar hasil voting mereka yang 6a itu tidak terealisasi karena bisa saja kita dikagetkan pemerintah dan berkata April Mop. Hahahahha

Kepada BI


Lagi - lagi ada hal unik yang kutemukan dikota kecil ini, baru berhitung bulan ku berdomisili hal-hal unik banyak yang kurasakan dan kudapatkan.

Tapi saat ini yang ingin kuceritakan adalah pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain yang mereka alami seperti yang ku alami, pada suatu ketika saya berbelanja dengan uang recehan Rp 100 dan Rp 200 untuk menambah uang Seribuan dan Dua ribuan yang saya bawa, ternyata toko klontong itu tak menerima uang recehan seratus dan dua ratus saya, saya bertanya kenapa..? penjual itu menjawab karena uang seratus dan dua ratus rupiah itu tidak diterima ditoko besar (grosiran) dan juga dipasar, kemudian ku bertanya lagi dengan alasan apa..? Penjual itu hanya mengatakan tidak tahu yang penting uang seratus dan dua ratus tidak diterima lagi kalangan penjual ditoko dan dipasar.

Akhirnya dengan alasan itu aku mencoba cari tahu dan bertanya kepada orang-orang dan ternyata memang benar hampir semua orang yang kutemui dan kutanyakan jawabannya sama,kemudian ada satu jawaban lain yang kudapat ketika Ia memberi saya jawaban dengan jawaban bahwa barang disini hampir tak ada lagi harga dari barang dengan harga seratus duaratus rupiah karena permen saja limaratus rupih tiga biji dan barang lain seperti cemilan-cemilan kecil minimal harga limaratus dan sampai seribu, lalu kucoba ke Alfa midi untuk berbelanja dan yang ternyata yang kudapatkan dari kembalian belanjaanku dengan sisa Rp 300 diganti dengan permen.

Dengan fenomena seperti ini yang kudapat maka pihak terkait harus memberi perhatian fenomana kecil seperti ini, paling tidak ada semacam pencerahan dan pengumuman berkaitan hal ini agar tak ada kerancuan dalam masyarakat dan atau pihak BI (Bank Indonesia) selaku pihak yang mengatur peredaran uang agar memberikan perhatian dari fenomena ini atau sekalian uang seratusan dan dua ratusan sekalian tak usah diedar di kota kecil ini dan yang sudah beredar agar ditarik saja dari peredaran, cukup nominal limaratusan saja yang paling kecil dan minimal yang beredar.

Info ada di Acchijie…

Cerita Si Bocco dan Si Acang


Di waktu setengah pagi dan menjelang siang Si Bocco yang bekerja di suatu tempat didaerahnya di tugaskan oleh pimpinannya untuk pergi menagih uang dari hasil kerja yang telah tertunaikan dikantornya kepada seseorang yang bernama Si Acang yang telah menggunakan jasa dari kantor Si Bocco.

Bergegaslah dengan motor butut yang masih mengkilap dengan melewati tiga trafick light, berselang tak lama kemudian sampailah Si Bocco di Tempat Si Acang diparkir dan standarlah motor Butut itu di depan rumah Si Acang, setelah motor terparkir bergegaslah melangkah dan masuk karena halaman rumah Si Acang pagarnya tidak tertutup, Ternyata Si Acang lagi memegang Selang air mungkin baru selesai menyiram bunga.

Si Bocco datang dengan penampilan naturalnya sambil menggendong tas dipunggungnya datang menyapa Si Acang dengan senyum dan salam, tapi respon Si Acang kurang begitu simpati karena mungkin tahu diri akan di tagih hutangnya, tanpa basa-basi Si Acang mengambil jurus klasik untuk menunda bayar hutang yaitu dengan marah duluan.

Berkatalah Si Acang saya tidak suka ditagih nanti kalau sudah ada nanti saya akan bayar, tanyakan saja dulu pada Bosmu, saya juga tidak suka didesak seperti ini, dan saya juga tidak suka gayamu yang terlalu beribawa masuk dari halaman rumahku, kamu itu ibarat Debt Collector saja, dengan nada suara yang tinggi dan cenderung siap untuk memukul.

Si Bocco yang tadinya sopan dan satun mulailah emosinya juga naik, karena di katakan sebagai Debt Collector dan terlalu beribawa, namun soal terlalu beribawa masih dianggap positif karena Si Bocco berpikir masih ada saja orang yang menilainya beribawa dan itu adalah baik menurutnya, tapi soal Debt Collector itu iya juga marah karena sebenarnya iya bukan berprofesi seperti tapi hanya staf biasa yang kebetulan disuruh untuk menagih hutang.

Tapi dengan latar belakang pendidikan yang baik dan berpengalaman mengelolah emosi Si Bocco kembali menenangkan diri dan juga menenangkan Si Acang dan berkata kita jernihkan dulu pikiran dan mendinginkan hati, kemudian sampaikan alasan yang bisa saya sampaikan pada pimpinanku kata Si Bocco, kemudian berceritalah dan mengutarakan alasannya Si Acang dan di dengar Si Bocco untuk disampaikan kepada pimpinanya.

Setelah semua itu bergegaslah untuk kembali kekantor dengan pamit tanpa salam karena Si Acang masih menyisahkan sisa-sisa emosi, Si Bocco keluar dan menstarter motor dan beranjak pergi.

Ditengah perjalanan dengan mengendarai motor yang agak melambat sambil merenungi kata-kata Si Acang tadi tentang beribawa Si Bocco bertanya dalam hati "kok" ada orang yah yang tidak suka kalau ada orang yang beribawa dan santun menemui orang yang seperti tadi itu.? tapi dalam hati dan pikiran Si Bocco itu adalah pelajaran dan juga mungkin Si Acang itu adalah orang yang lagi patah pensil yang juga mencoba bertahan hidup beserta takanan hidup dan problematikanya sendiri. 

Dan di kantor bos Si Bocco menunggu untuk mendengar kabar berita dari Si Acang..