 |
Foto ChatGPT |
Menuntut ilmu itu dari lahir sampai menuju liang lahat, bahkan dalam mahfuzat yang pernah saya pelajari, bahwa pendidikan itu kewajiban bagi kaum muslim laki-laki dan perempuan untuk belajar. Ini menunjukan bahwa persamaan gender, kesetaraan hak adalah keharusan.
Sehari setelah hari Buruh, hari ini hari pendidikan yang tentunya bukan hanya sekedar seremoni yang rutinitas tiap tahun diperingati dengan upacara belaka, tapi bagaimana perlunya pembenahan standar-standar pendidikan, baik secara individual maupun secara kelembagaan, begitupula peningkatan mutu, kualitas, sampai kesejahteraan bagi tenaga pendidik, terutama yang honorer. Beserta pembenahan infrastruktur pendidikan dan penunjangnya. Kita masih sering melihat sekolah reyot, kita masih sering melihat anak-anak sekolah bertaruh nyawa menyebrangi jembatan Indiana jones, bahkan menyeberangi sungai dengan baskom.
Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan Norma Agama, Adab, moralitas, karakter, dan keilmuan itu sendiri. Tonggak perjuangan merintis pendidikan sudah dicontohkan oleh KH. Ahmad Dahlan bahkan sampai saat ini masih terus bertumbuh, Ki Hajar Dewantoro sampai rela melepas gelar kebangsawanan, demi membangun dan merintis taman siswa sebagai sarana belajar buat anak-anak pada masa kolonial Belanda, yang saat ini menjadi cikal bakal sekolah.
Di zaman kekinian ini pendidikan adalah legacy karena di ujungnya kita mendapatkan Ijazah sebagai tanda kita pernah sekolah kita pernah belajar, bahkan dijalur singkat pun saat ini diakomodir seperti program kejar “Paket A, B, dan C” tujuannya agar masyarakat bisa mendapatkan Ijazah yang kelak bisa dipakai untuk peruntukan mencari kerja atau sekedar mencari jabatan.
Ada pelajaran penting dari pilkada Palopo, salah satu Paslonnya menggunakan Ijazah paket C, sebagai syarat menjadi calon kepala daerah, namun diakhirnya sampai ketahuan juga oleh MK, bahwa Ijazah paket C_nya palsu, “yaa ampun sudah paket C, palsu lagi kata nitizen”. Sampai akhirnya Palopo terpaksa PSU atau Pilkada Ulang.
Akhir-akhir ini kita juga dipertontonkan polemik soal Ijazah Jokowi yang terindikasi palsu, bila dilihat dan dirunut dari belakang dan berdasarkan analisis para pakar yang beredar dimedia, memang banyak kejanggalan dan misleading. Dan memang rasa-rasanya ada sesuatu hal yang mengandung kecurigaan publik, apalagi Jokowi sendiri sampai saat ini masih enggan memperlihatkan kepada publik, padahal dia bekas pejabat publik. Jokowi juga masih sering mangkir di pengadilan di sidang kasus Ijazah palsu ini.
Namun pada intinya pendidikan dan mencari ilmu bukan sekedar Ijazah, bukan sekedar gelar, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa gelar dan Ijazah bisa menjadi nilai tambah dalam dunia kerja dan kedudukan.
Pendidikan sejatinya yang utama adalah Adab kemudian Ilmu, sebab orang yang beradab pasti menjunjung tinggi kejujuran, sementara bila mendahulukan keilmuan, terkadang ilmu yang ketinggian bisa dipakai untuk mengakali instrumen sistem, institusi, dan hukum.
Sebagai penutup dari Bung Hatta “Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar, tapi sering tidak jujur itu sulit diperbaiki”...
Selamat Hari Pendidikan 📝
Acchi
11:26 AM