Assalamu Alaikum Selamat Datang Di Blog Kami
Selalu Siap Menerima Kritik Dan Saran Atas Tulisan Dan Konten Di Blog Sederhana Ini...

Friday, 25 April 2025

Ini Ijazahku Mana Ijazahmu

 

Foto Pinterest

Ribut-ribut soal polemik Ijazah dan skripsi palsu Jokowi, yang bila diulik memang terlalu banyak kejanggalan, namun kita disclaimer dulu soal itu, kita kembali flasback pada diri kita yang pernah menjalani bangku kuliah.

Tidak bisa dipungkiri di Negeri ini mengenyam bangku kuliah, bahwa ada mahasiswa yang benar-benar menjalaninya prosesnya, belajar, absen, ujian mid, final test, berorganisasi, sampai mencari bahan dan mengetik sendiri skripsi, dan sampai pada ujian proposal dan ujian meja.

Namun ada pula yang pakai jalur pintas, tak pernah kelihatan dikampus, tidak pernah ada dikelas, tidak terlalu berkeringat, tapi saat wisuda dia dianggap lulusan dan terima Ijazah.

Saya pribadi belasan tahun lalu yang telah lulus dan yang berproses menjalaninya perkuliahan, belajar dikelas, belanja SKS sendiri sampai nilai KHS yang berwarna ada yang A, B adapula yang C.

Jurusan yang saya ambil pun masih ingat, nama kawan-kawan dan dosen pun masih saya kenali, meskipun ada juga yang sampai saat ini lupa namanya tapi masih ingat wajahnya, dosen yang killer dan yang ramah paling membekas, yang dosen middle dan slow-slow sudah lupa-lupa ingat, tempat study banding saya, sebagai pengganti Magang atau KKN pun saya masih ingat betul lokasinya.

Dan pengalaman yang tak terlupakan ketika membuat skripsi, sudah capek-capek mengetik tiba-tiba komputer kena virus komputer “Flu Burung & Bulu Bebek”, sementara backup tidak ada, terpaksa mengetik ulang dari awal, untung beberapa backup dari catatan yang tersisa, dan yang ada dikepala masih teringat, akhirnya saya pun backup dikomputer teman-teman demi mencegah hal serupa terulang kembali.

Setelah mengetik skripsi, konsultasi dan bimbinganlah dipembimbing, prosesnya pun tidak mudah, dari sembilan kali saya datang menghadap, tujuh kali dicoret-coret dan revisi, itupun baru dipembimbing 2, karena seringnya dicoret otomatis halaman, paragraf, format pasti akan berubah, dana pun terkuras untuk bayar print, akhirnya saya minta dibelikan print sama Ibu saya. Masih teringat betul satu rim yang saya beli kertas pas sampai mau tuntas kertasnya sisa sebelas lembar, bayangkan bila saya tidak beli print, berapa banyak yang harus saya bayar ngeprint, kalau ditotal bayar print masih lebih mahal daripada beli print. Dan untungnya pembimbing 1 saya, tidak terlalu banyak cincong dan neko-neko, asal sesuai format penulisan, isi dan relevansi dengan judul beserta hipotesis, langsung deh di TTD.

Setelah itu masih ada lagi prosesnya, yang telah kita ketik, diujikan dalam ujian proposal dan diujian akhir, saya pun masih ingat ketika dikuliti dan dibantai habis oleh dosen penguji diujian proposal, beberapa catatan dicoret, ditambah, diganti, diubah dan lain sebagainya, hampir setengah jam berdiri, memaparkan, mendengar arahan, dan mempertahankan bab 1 sampai bab 3 isi skripsi, didepan proyektor, bulir-bulir keringat didahi terasa betul mengucur, apalagi ketika dosen mengatakan hipotesismu, metode penelitianmu tidak mendekati relevansinya dari judulmu. 🤣

Namun diujian akhir, diujian meja saya menjalani cukup mudah, tidak sampai 10 menit menghadapi 4 dosen penguji, karena 2 orang dari dosen penguji saya, dia sudah tahu saya, dia juga yang menguji saat ujian proposal, beberapa kawanku pun sempat heran karena ada yang duduk, keringat dingin meskipun pakai jas sampai setengah jam bahkan lebih. 😅

Setelah itu untuk memakai toga masih lagi berproses, saat acara wisuda map yang kita pegang bukan Ijazah, tapi hanya simbol semata, kita perlu melunasi uang wisuda, perlu jilid setor file skripsi beberapa rangkap, disuruh pula setor buku untuk isi kenang-kenangan diperpustakaan,  perlu lagi menuntaskan berburu tanda tangan penguji, pembimbing, sampai orang nomor satunya kampus pun diburu tanda tangannya, yang kadang keberadaanya dikampus susah ditemukan maupun dirumahnya, setelah semua tuntas barulah kita boleh membawa pulang Ijazah dan Transkrip Nilai.

Walaupun tidak cumulaude IP_ku masih tetap diatas 3 koma, apalagi saya sadar diri lemah di mata kuliah yang ada hitung-hitungannya, bahkan saya pernah ngomong ke dosen saya, saya bingung pak soal angka-angka, kadang saya lemot kalau ditambah dan dibagi, apalagi ini huruf yang mau dikali dan dikurangi (MPCY & MPCX) 🤭

Jadi kalau ada mahasiswa yang jurusannya saja dia tidak tahu, itu adalah pertanyaan besar buat dirinya, apalagi seperti kasusnya Jokowi yang menyebut dirinya ambil jurusan “Teknologi Kayu” sementara jurusan itu tidak pernah ada di Fakultas Kehutanan UGM. 😁
Summa Naudzubillahi Min Dzalik…
Kowdonge….

Acchi
02:56 PM

Thursday, 24 April 2025

Ijazah Jokowi Adalah Pertanyaan Besar

Ambil dari Google

Akhir-akhir ini ramai diperbincangkan dimedia sosial maupun dimedia lainnya, polemik tentang ijazah dan skripsi Jokowi, meskipun sampai saat ini Jokowi belum memperlihatkan kepada khalayak umum Ijazah sarjananya di UGM (Universitas Gajah Mada). Namun apabila Ijazah dan skripsinya sama yang telah beredar luas dimedia dan telah diulas, diulik oleh para pakar, dan menyatakan bahwa Ijazahnya terindikasi palsu dan skripsinya pun demikian.

Saya sendiri pun merasa yakin bahwa memang ada kepalsuan, bila dilihat dari uraian dan temuan banyak sekali kejanggalan. Padahal Jokowi gampang saja mengakhiri polemik ini, buka saja dan tampilkan dipublik, biar publik bisa lihat, biar bisa bedah, biar bisa diuji forensik, apalagi Jokowi ini adalah mantan Presiden, pejabat publik, yang menurut pakar hukum bahwa pejabat publik wajib transparan atas identitas dirinya.

Jokowi tipe orang narsistik suka pamer, saya masih ingat betul video viralnya ketika dia datang di Bantaeng diakhir masa jabatannya, saking maunya solo akting didalam video maupun foto dipinggir sungai, pejabat daerah yang mendampinginya disuruh minggir dulu sama Paspampres. Kenapa tiba-tiba berbanding terbalik bila menyangkut Ijazahnya, padahal harusnya ada kebanggan tersendiri bisa memperlihatkan Ijazah jebolan kampus ternama di Negeri ini. 🤭

Acchi
00:06 AM

Tuesday, 15 April 2025

Kalah Telak Dari Korea Utara

Foto Bola.Com


Semalam lagi dongkol gara-gara televisi dirumah tidak menyiarkan laga Timnas U17 versus Korea Utara, dan pagi ini mencoba menonton highlight pertandingan semalam, Tim asuhan Nova Arianto kalah telak 0 - 6 dari anak-anak muda warganya Kim Jong Un.

Gol cepat pemain Korut membuat Evandra dkk jatuh mental dan selama 90 menit tak mampu bangkit lagi, ball possesion kalah, pertahanan rapuh, strategi tidak berjalan baik, passing-passing sering salah umpan.

Saat melawan Afganistan Timnas sudah terlihat sering salah umpan, passing tidak akurat, untung Afganistan lemah dalam finishing, begitu pula dengan Korea Selatan ketika mampu menguasai pertandingan namun lemah dalam penyelesaian akhir, dan dari dua pertandingan itu Anak muda Indonesia mampu mengambil keuntungan.

Euforia berlebihan saat mendapat sanjungan dan pujian juga bisa merusak ritme dalam permainan dilapangan, faktor-faktor non teknis dalam sepakbola perlu juga mendapat perhatian, apalagi anak-anak masih usia dibawah 17 tahun ini, yang persoalan performa sampai mood, kalau tidak terjaga, maka bisa tidak stabil pula permainan dilapangan.

Piala Dunia U17 sisa beberapa bulan lagi, masih ada waktu untuk evaluasi dan berbenah, masih ada waktu mengupgrade kualitas pemain dan permainan, strategi dan stamina. Sebab lawan Indonesia bukan lagi Asia, tapi saat drawing nanti bisa saja satu grup bersama negara dari Eropa, Afrika, Amerika Utara maupun Latin.

Acchi
10:16 AM

Tuesday, 8 April 2025

Assalamu Alaikum Qatar #IndonesiaU17

Foto Comot dari Facebook

Empat hari lalu saat Timnas Indonesia U17 melawan Korea Selatan, Evandra mampu menahan gempuran pemain Korsel, bahkan penguasaan bola terlihat mencolok, menontonnya pun membosankan karena capek melihat permainan seperti itu, Indonesia dikurung dalam tekanan yang tinggi, strategi parkir bus terpaksa digunakan sambil menunggu counter attack, pikirku Korsel tinggal menunggu waktu untuk mencetak gol, apalagi peluang mereka juga ada beberapa yang sangat membahayakan, belum usai pertandingan saya sudah matikan tv, apalagi siaran tv dirumah beberapa kali buffering. Dan sebelum tidur mencoba mengecek sofascore ternyata Indonesia unggul 1-0 dari bola rebond tendangan pinalti yang sempat gagal.

Dan semalam tim asuhan coach Nova Arianto melawan Yaman, menang telak 4-1, meskipun penguasaan bola Yaman lebih unggul, Indonesia mendapat satu tendangan penalti dari empat golnya, yang kembali dieksekusi Evandra, saya pribadi tidak suka model gaya menendang penalti seperti itu, apalagi saat penalti pertama saat lawan Korsel tendangan Evandra sempat diblok karena terlalu lemah.

Matthew Baker dkk kembali akan melawan Afganistan dilaga terakhir besok lusa, semoga bisa menang lagi, biar bisa menyempurnakan sembilan poin dari tiga laga.

Namun pada intinya sepakbola tetap yang dikenang adalah hasil, proses itu nomor dua. Dan Indonesia kembali masuk Piala Dunia U17 yang kedua kalinya berturut-turut, setelah sebelumnya lewat jalur tuan rumah, dan kali ini jalur kualifikasi, Piala Dunia U17 November nanti di gelar di Qatar. Dengan kontestan 48 Negara dari 6 Konfederasi.

Assalamu Alaikum Qatar ujar beberapa nitizen dalam postingan mereka di media sosial, seraya berharap Timnas senior pun juga bisa lolos World Cup 2026 di Benua Amerika. 

Acchi 
09:46 AM